BerandaHits
Kamis, 23 Mar 2022 11:19

Sulit Air, Warga Satu Dukuh Hanya Andalkan Air Hujan untuk Dikonsumsi

Warga Dukuh Bunder Jarakan menampung air hujan untuk dikonsumsi. (Kompas/Kristianto Purnomo)

Di Dukuh Bunder Jarakan, Bandungan, Kecamatan Jatinom, Klaten, nggak ada satu pun mata air. Warga pun menampung air hujan untuk dikonsumsi sehari-hari. Tapi, bagaimana ketika musim kemarau?

Inibaru.id – Mengingat Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan alam yang melimpah, tentu cukup ironis jika ada daerah yang kesulitan mendapatkan air bersih. Namun, hal ini benar-benar terjadi di Kecamatan Jatinom, Klaten.

Warga Dukuh Bunder Jarakan, Desa Bandungan hanya bisa mengandalkan air hujan untuk kebutuhan sehari-hari. Maklum, di tempat tinggal mereka, nggak ada satu pun mata air ditemukan.

Omong-omong, dukuh ini ada di lereng sebelah tenggara Gunung Merapi, tepatnya di ketinggian 1000 meter di atas permukaan air laut (mdpl). Masalahnya, kondisi geologis di bawah permukaan tanah dukuh ini adalah bebatuan. Hal ini membuat pengeboran sumur nggak mungkin dilakukan.

“Jarak dari puncak Gunung Merapi dalam radius aman 15 km. Namun tidak ditemukan mata air. Selama ini warga sini mengandalkan air hujan untuk kebutuhan sehari-hari,” ujar salah satu warga, Sunarno.

Mengingat air hujan nggak bisa didapatkan sepanjang tahun, warga Dukuh Bunder Jarakan pun membuat komunitas bernama Kandang Udan. Di sinilah warga bisa saling berbagi ilmu dan melakukan penelitian terkait dengan penggunaan air hujan untuk kebutuhan sehari-hari. Jadi, air yang sangat berharga ini nggak bakal mudah habis, khususnya di musim kemarau.

Menariknya, kearifan lokal mengumpulkan air hujan di kedung atau danau kecil ini sudah dilakukan sejak dulu. Nah, warga sekarang tinggal melanjutkan tradisi menjaga kedung tersebut agar tetap bisa menampung air yang dibutuhkan warga.

Kedung penampung air hujan di Dukuh Bunder Jarakan terlihat kering di musim kemarau. (Kompas/Kristianto Purnomo)

“Komunitas ini dinamai Kandang Udan karena ada danau kecil yang sudah ada sejak zaman embah-embah dulu,” ungkap Sunarno yang juga menjabat sebagai Presiden Kandang Udan.

Ikut Merayakan Hari Air Sedunia

Menyadari pentingnya keberadaan air, warga Dukuh Bunder Jarakan, juga merayakan Hari Air Sedunia setiap 22 Maret. Mereka mementaskan Wayang Jantur dan kenduri bersama. Gelaran wayang ini bercerita tentang pentingnya menjaga alam, khususnya air. Selain itu, warga juga menggelar tradisi Dandan Kedung yang berarti memperbaiki kedung tempat penampungan air hujan.

Meski nggak lazim, warga yakin keberadaan air hujan yang mereka konsumsi bisa memberikan manfaat kesehatan lebih besar.

“Ternyata jauh lebih murni, dan berkualitas daripada air dalam tanah. Sebab, kandungan material di air hujan jauh lebih sedikit dan lebih menyehatkan,” kata Sunarno.

Kalau setahumu, apakah juga ada daerah lain yang mengonsumsi air hujan sebagaimana warga Dukuh Bunder Jarakan ini, Millens? (Tim, Eku/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Sebaiknya Pilih Kursi Kanan atau Kiri saat Naik Pesawat?

25 Feb 2025

Menyambut Ramadan dengan Perang Air 'Bajong Banyu' di Magelang

25 Feb 2025

Ada Paket Tur di Jepang yang Membuatmu Merasakan Keseruan Menyerok Salju!

25 Feb 2025

Antara Inovasi Kimia Hijau dan Produk Kosmetik yang Kita Boikot

25 Feb 2025

Mulai Memikirkan Dana Pensiun Sejak Sebelum Menikah, Why Not?

25 Feb 2025

Melestarikan Tradisi Bancakan, Menjaga Momen Kebersamaan di Desa Jungpasir

25 Feb 2025

Detail Perkara Dugaan Korupsi Pertamina, Minyak Setara Pertalite Dioplos jadi Pertamax!

25 Feb 2025

Kontribusi Santri, Berlatih Usaha Boga dan Barista agar Bisa Buka Lapangan Kerja

25 Feb 2025

Ketika Ribuan Paha Ayam Tersaji dalam Tradisi Sewu Sempol Kudus

26 Feb 2025

Menguji Kepercayaan Publik terhadap Produk Pertamina di Tengah Kasus 'Pertamax Oplosan'

26 Feb 2025

Ruas Jalan Rusak, Ombudsman Minta Pemprov Jateng Segera Perbaiki

26 Feb 2025

Rekap Operasi Keselamatan Candi 2025: Ada 59.776 Pelanggaran

26 Feb 2025

'Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati' dan Alasan Sederhana untuk Bertahan Hidup

26 Feb 2025

Harga Santan yang Mengganggu Gurihnya Suasana Ramadan

26 Feb 2025

Mudik Nyaman dengan Kereta Api; Daop 4 Semarang Siapkan 535 Ribu Kursi

26 Feb 2025

Mengapa Ketika Remaja Semakin Irit Bicara kepada Orang Tua?

26 Feb 2025

Checklist Persiapan Ramadan: Fisik, Mental, dan Spiritual

27 Feb 2025

Memaknai Kirab Dugderan, Tradisi Penanda Ramadan di Semarang yang Akan Digelar Jumat

27 Feb 2025

Peci Kang Santri Kudus; Jelang Ramadan, Orderan Naik Terus

27 Feb 2025

Di Jepang, Ada Gunung yang Tingginya Hanya 6,1 Meter!

27 Feb 2025