BerandaHits
Rabu, 16 Jul 2024 09:09

Suhu Dingin Belakangan Ini karena Fenomena Aphelion adalah Hoaks

Fenomena suhu dingin belakangan ini di Indonesia bukan karena fenomena aphelion. (X/merapi_uncover)

Narasi yang menyebut fenomena aphelion sebagai penyebab suhu dingin belakangan ini viral di media sosial. Ternyata, narasi tersebut cuma hoaks belaka. Lantas, apa penyebab pasti dari suhu dingin belakangan?

Inibaru.id – Suhu di Dieng, Jawa Tengah, belakangan ini menembus titik beku sehingga embun upas pun muncul. Di berbagai wilayah lain di Indonesia yang sebelumnya suhunya terasa panas, juga kini terasa lebih sejuk. Karena nggak biasa, banyak orang yang penasaran dengan penyebab fenomena suhu dingin belakangan ini.

Sayang, bukannya menemukan informasi yang tepat, yang ramai dibicarakan di media sosial justru hoaks fenomena aphelion. Dalam narasi yang banyak beredar di pesan berantai WhatsApp tersebut, terungkap bahwa fenomena ini karena jarak matahari ke bumi jadi lebih jauh 66 persen semenjak Selasa (9/7/2024). Perubahan jarak inilah yang kemudian berujung pada lebih dinginnya suhu udara belakangan ini.

Meski terlihat meyakinkan, nyatanya narasi tersebut hoaks belaka. Sebenarnya, fenomena aphelion bukanlah hoaks karena memang terjadi setiap tahun. Namun, dampaknya nggak sampai memengaruhi suhu udara di Indonesia.

Asal kamu tahu saja, tahun ini fenomena aphelion sudah terjadi pada 5 Juli 2024 lalu, tepatnya pukul 12.06 WIB. Saat itu, jarak bumi dan matahari mencapai 152,1 juta kilometer alias paling jauh semenjak fenomena aphelion pada 7 Juli 2023 pukul 03.06 WIB.

Yap, setiap tahun, biasanya mulai 3 Juli, jarak bumi dan matahari memang biasanya lebih jauh dan berangsur-angsur mendekat sampai mencapai fenomena perihelion alias jarak terdekat bumi dan matahari yang mulai terjadi setiap 3 Januari.

Tapi, perbedaan jarak antara fenomena perihelion dan aphelion hanyalah 3,4 persen saja, bukannya sampai 66 persen sebagaimana yang dinarasikan di hoaks yang beredar. Maka dari itulah, fenomena ini nggak memberikan pengaruh besar bagi suhu udara di bumi.

Suhu dingin belakangan ini lebih disebabkan oleh Indonesia memasuki musim kemarau. (X/Sutopo_PN)

Dari keterangan resmi BMKG, aphelion nggak berpengaruh banyak pada fenomena atmosfer atau cuaca di permukaan bumi.

Lantas, mengapa suhu udara belakangan ini terasa dingin? Hal ini disebabkan oleh Indonesia sudah memasuki musim kemarau. Layaknya tahun-tahun sebelumnya, saat Juli sampai September, bagian bumi selatan seperti Australia mengalami musim dingin.

“Ada pergerakan angin dari tenggara atau Benua Australia yang membawa suhu dingin dari sana. Hal itulah yang bikin sejumlah wilayah di Indonesia pas kemarau terasa dingin,” terang BMKG dalam keterangan resminya.

Tapi, karena dasarnya Indonesia adalah negara tropis yang kaya matahari, biasanya sih suhu dingin ini hanya benar-benar terasa saat malam, dini hari, atau pagi hari. Pas tengah hari, suhu hangat atau bahkan panas bakal kembali kita rasakan, khususnya di kawasan pesisir.

Jadi, sudah tahu kan kalau pesan berantai yang menyebut suhu dingin belakangan ini karena fenomena aphelion hanyalah hoaks belaka, Millens? (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: