BerandaHits
Selasa, 10 Jul 2023 13:00

Stres Berkepanjangan Picu Emosional Numbness

Emosional numbness atau mati rasa adalah ketika seseorang nggak merasakan emosi apa pun. (Canva)

Stres dalam jangka panjang dapat mengakibatkan berbagai masalah emosi. Kamu yang tadinya emosian bahkan bisa berubah menjadi mati rasa atau emosional numbness.

Inibaru.id - Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita menghadapi berbagai situasi yang menimbulkan stres. Stres sendiri adalah respon alami tubuh terhadap tekanan atau tuntutan dari lingkungan sekitar.

Namun, ketika stres berlanjut dalam jangka waktu yang lama, dapat muncul berbagai dampak negatif pada kesehatan mental dan emosional seseorang.

Salah satu dampak yang sering terjadi adalah "emosional numbness" atau matinya perasaan emosional.

Tapi apa hubungan antara stres dan emosi? Simak yuk ulasannya!

Stres Berkepanjangan dan Eksklusi Emosional

Stres yang berlanjut dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan tekanan yang terus-menerus pada sistem saraf kita. Hal ini dapat mengganggu keseimbangan kimia di dalam otak dan menghambat fungsi neurotransmiter yang bertanggung jawab untuk regulasi emosi.

Seiring waktu, individu yang mengalami stres berkepanjangan mungkin mulai merasakan gejala eksklusi emosional.

Eksklusi emosional ditandai dengan kurangnya respons emosional yang normal terhadap peristiwa sehari-hari atau pengalaman yang seharusnya memicu perasaan tertentu. Seseorang yang mengalami eksklusi emosional mungkin merasa "kehilangan" atau "mati rasa" secara emosional, sehingga sulit untuk merasakan kegembiraan, kecemasan, atau kesedihan sebagaimana mestinya.

Ini bisa mengganggu kualitas hidup mereka, menghambat hubungan sosial, dan memperburuk masalah kesehatan mental yang sudah ada.

Mekanisme yang mendasari hubungan antara stres berkepanjangan dan eksklusi emosional belum sepenuhnya dipahami. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor seperti peningkatan kadar kortisol (hormon stres) dalam tubuh, perubahan aktivitas otak, dan kerusakan pada jaringan saraf tertentu dapat berperan dalam perkembangan kondisi ini.

Mengatasi Eksklusi Emosional

Kamu bisa mencari bantuan profesional jika memiliki gejala mati rasa. (dok. Polina Zimmerman/pexels)

Meskipun eksklusi emosional dapat terasa menghancurkan, penting untuk diingat bahwa kondisi ini dapat diatasi dengan strategi yang tepat. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu mengatasi eksklusi emosional:

1. Mengidentifikasi dan mengelola stres

Mengenali sumber stres berkepanjangan dan mencari cara untuk mengelolanya merupakan langkah penting. Hal ini dapat mencakup latihan relaksasi, teknik pernapasan, meditasi, atau bahkan konseling profesional.

2. Menjaga kesehatan fisik

Menerapkan gaya hidup sehat, termasuk pola makan seimbang, tidur yang cukup, dan rutinitas olahraga, dapat membantu memperkuat kesehatan mental dan emosional.

3. Membangun dukungan sosial

Berbagi pengalaman dengan orang-orang terdekat dapat membantu mengurangi beban emosional dan memberikan dukungan yang diperlukan untuk pemulihan.

4. Melibatkan diri dalam aktivitas yang memicu emosi

Terlibat dalam kegiatan yang Anda sukai, seperti seni, musik, atau olahraga, dapat membantu menghidupkan kembali perasaan dan mengurangi eksklusi emosional.

5. Konsultasi dengan profesional

Jika eksklusi emosional terus berlanjut dan mengganggu kehidupan sehari-hari, penting untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental.

Mereka dapat membantu dalam mendiagnosis kondisi ini dan memberikan strategi pengobatan yang sesuai.

Stres berkepanjangan dapat mempengaruhi keseimbangan emosi dan menyebabkan eksklusi emosional. Memahami hubungan antara stres dan kondisi ini penting untuk mengambil langkah-langkah yang tepat dalam mengatasi masalah tersebut.

Dengan mengidentifikasi sumber stres, menjaga kesehatan fisik dan mental, serta mencari dukungan yang tepat, kita dapat memulihkan kepekaan emosional dan meningkatkan kualitas hidup kita. (Siti Zumrokhatun/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: