BerandaHits
Jumat, 28 Agu 2025 19:01

Standar Tubuh dan Stigma; Mengapa Lelaki Bisa Alami Anoreksia?

Ternyata, lelaki pun bisa mengalami anoreksia. (via Klik Dokter)

Selama ini anoreksia dianggap penyakit perempuan. Nyatanya, semakin banyak lelaki terjebak di dalamnya. Tekanan standar tubuh, stigma, hingga salah kaprah dalam diagnosis membuat mereka rentan terjerumus dalam gangguan makan yang mematikan ini.

Inibaru.id – Selama ini anoreksia identik dengan perempuan. Padahal, semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa laki-laki juga rentan mengalaminya. Hanya saja, penyebabnya sering tersembunyi di balik stigma dan standar tubuh yang tak kalah menekan.

Ambil contoh Dave Chawner, komedian asal Inggris. Dia mulai mengalami anoreksia sejak remaja. Niat awalnya sederhana: menurunkan berat badan. Namun, pujian orang-orang di sekitarnya membuatnya terus terobsesi. Angka di timbangan, jumlah kalori, hingga lamanya menahan lapar jadi tolok ukur harga dirinya. Dari sini, anoreksia mulai menggerogoti kesehatannya.

Fenomena ini ternyata bukan kasus tunggal. Data NHS England Digital menunjukkan rawat inap laki-laki dengan gangguan makan melonjak 128 persen dalam lima tahun. Artinya, ada sesuatu yang mendorong tren ini semakin tinggi.

Salah satu penyebab utamanya adalah stigma. Anggapan bahwa gangguan makan adalah “penyakit perempuan” membuat banyak lelaki nggak menyadari dirinya sakit. Mereka kerap menunda mencari bantuan hingga bertahun-tahun, sampai kondisinya semakin parah.

Selain itu, standar tubuh laki-laki pun berubah. Jika dulu identik dengan tubuh besar dan kekar, kini tuntutan berbeda mulai muncul. Sebagian lelaki mengejar tubuh ramping bak model, sementara sebagian lain ingin otot sempurna ala selebritas kebugaran. Ketika ekspektasi itu sulit dicapai, diet ekstrem dan olahraga berlebihan jadi jalan pintas yang justru memicu anoreksia.

Standar tubuh lelaki yang berubah juga diduga menjadi penyebab tingginya angka anoreksia. (Bola)

Faktor medis juga berperan. Panduan diagnosis yang lama lebih berorientasi pada perempuan, misalnya menjadikan nggak menstruasi sebagai indikator. Hal ini membuat tanda-tanda anoreksia pada lelaki sering luput terdeteksi. Ditambah lagi, banyak terapi kelompok yang bernuansa “feminin” sehingga membuat pasien laki-laki merasa terasing.

Yang lebih memprihatinkan, anoreksia merupakan salah satu gangguan psikiatri dengan tingkat kematian tertinggi. Risiko bunuh diri pada penderita lelaki bahkan lima kali lipat lebih tinggi dibanding populasi umum.

Meski begitu, pemulihan tetap mungkin. Para ahli menekankan intervensi dini, edukasi publik, serta panduan medis yang lebih inklusif terhadap lelaki. Sebab, semakin cepat gejala dikenali, semakin besar peluang untuk sembuh.

Pada akhirnya, anoreksia bukan soal jenis kelamin, melainkan soal manusia yang terjebak dalam tekanan standar tubuh dan kurangnya pemahaman. Laki-laki pun bisa sakit, dan mereka butuh ruang aman untuk mengakuinya. (Siti Zumrokhatun/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: