BerandaHits
Senin, 8 Mei 2022 15:00

Sejarah Kulot, Dulu Dipakai Laki-Laki

Celana kulot memiliki sejarah panjang. (via Dailysia)

Kamu tentu nggak asing lagi dengan kulot. Desain kulot yang loose tentu membuat pemakainya merasa nyaman dan tetap fashionable. Tapi kamu tahu nggak sih kalau dulunya kulot dipakai laki-laki?

Inibaru.id – Hayo, siapa di sini yang demen banget pakai kulot? Memang sih celana jenis ini punya banyak penggemar. Selain itu, celana kulot juga hits di kalangan hijabers karena potongannya yang loose sehingga dapat menutupi bagian kaki dengan sempurna.

Awalnya dikenakan oleh laki-laki

Kulot nggak cuma nyaman dipakai, jenis celana ini juga pas dikenakan untuk aktivitas atau acara apa pun. Nggak salah deh kalau kulot jadi salah satu fashion item versatile yang wajib dimiliki. Selain itu, celana kulot juga dapat memberikan kesan chic ketika dipakai. Namun ternyata, dalam perkembangannya, kulot kerap menuai kontroversi, lo.

Kali pertama dipakai oleh laki-laki militer, kulot di masa lampau memiliki potongan longgar dengan panjang mendekati lutut. Seiring berjalannya waktu, kulot mulai dipakai oleh kaum hawa. Di bawah ini sejarah sekaligus evolusi dari celana kulot. Yuk, simak!

 Tahun 1910-an

Pada 1911, seorang perancang busana asal Prancis, Paul Poiret dan rekannya yang juga perancang, meluncurkan kulot untuk para perempuan. Waktu itu, fesyen masih belum bisa menerima celana untuk perempuan karena dianggap memberikan kesan maskulin. Zaman dulu, tabu jika perempuan berpakaian serupa laki-laki. Makanya, saat itu kulot sempat mengalami kontroversi. Akibatnya, kulot dilarang dipakai di sejumlah teater.

Tahun 1930-an

Gaya berpakaian perempuan 1930-an. (via Timetoast/Kompas)

Kemudian pada 1931, perancang busana Elsa Schiaparelli mulai terlihat memamerkan kulot dan memakainya di London. Sayangnya, keberadaan kulot untuk perempuan masih belum diterima sejak Paul Poiret memperkenalkannya. Tapi, pada 1930-an, kulot sudah mulai identik dengan celana untuk gaya kasual ataupun celana untuk dipakai di rumah.

Tahun 1960-an

Kulot kembali diperkenalkan perancang busana asal Amerika, Norman Norell. Dia membawa kulot dalam sebuah acara mode. Betewe, saat itu kulot dianggap sebagai gebrakan baru dalam fesyen.

“Untuk pertama kalinya dalam sejarah mode modern, seorang desainer telah mendasarkan seluruh koleksi jas dengan rok yang terbagi (celana),” demikian bunyi sebuah artikel yang mengangkat acara tersebut.

Acara yang digelar oleh Norell ini berhasil dianggap sebagai gebrakan berani. Bahkan, memberikan pengaruh pada perkembangan kulot di dunia mode. Benar saja, celana kulot kemudian menjadi gaya yang disukai oleh para anak muda, hingga muncul di fesyen line Twiggy.

Tahun 1970-an

Di tahun ini, separate dressing seperti celana mulai booming, Millens. Saat itu perancang busana asal Amerika, Perry Ellis, mengangkat tampilan alami yang setara dalam hal pakaian. Terkenal akan rancangannya yang sophisticated sekaligus aesthetic, Ellis sering meniru pakaian laki-laki untuk diadaptasi ke pakaian perempuan, nggak terkecuali kulot.

Tahun 1980-an

Putri Diana pernah terlihat memakai celana kulot berbahan velvet pada tahun 1981. Terang saja, ikon fesyen Inggris ini berhasil mencuri perhatian banyak orang. Namanya juga trend setter, apa saja yang dipakai pasti diikuti. Rasanya nggak berlebihan kalau muncul istilah Diana Effect.

Tahun 2010-an

Tahun 2010-an hingga sekarang, celana kulot masih terus populer dan disukai banyak perempuan. Berbagai jenama fesyen kelas atas juga nggak ketinggalan mengeluarkan koleksi celana kulotnya. Salah satunya, Celine yang meluncurkan kulot ala 1970-an.

Menarik banget ya sejarah kulot ini, Millens? Eh, kamu punya koleksi kulot juga nggak? (Kom/IB21/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024