Inibaru.id – Indonesia sudah masuk ke gelombang ketiga Covid-19. Penyebab kembali meningkatnya kasus virus Corona ini nggak lain disebabkan oleh varian Omicron yang menyebar jauh lebih cepat dari varian Delta yang menyerang Indonesia pada pertengahan 2021. Anehnya, meski banyak orang khawatir, Mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah Supari justru menyambut varian Omicron dan menganggap kedatangannya sebagai kabar bagus.
Kenaikan kasus Covid-19 dalam beberapa waktu belakangan sampai membuat banyak sekolah kembali ditutup usai sempat memulai pembelajaran tatap muka (PTM). Pemerintah juga mulai berusaha mempercepat vaksin booster agar sistem imun tubuh semakin meningkat dan mampu melawan varian ini.
Nah, Siti Fadilah Supari yang pernah jadi Menkes di zaman Presiden SBY justru nggak sekhawatir banyak pakar kesehatan dan pemerintah. Memang, dia mengakui kalau varian ini menyebar dengan sangat cepat. Tapi Siti yakin jika varian Omicron nggak seberbahaya yang banyak orang pikirkan.
“Jadi Omicron itu malah ditunggu-tunggu. Jangan takut sama Omicron,” ungkap Siti di akun TikTok @dtarsiman_.
Dia mengungkap hal ini sembari menyebut Bill Gates juga mengatakan hal yang sama. Menurutnya, varian inilah yang bakal jadi akhir pandemi dan kemudian membuat Covid-19 jadi flu biasa. Soalnya, banyak orang yang kemudian membentuk komunitas imun dengan lebih luas.
Sebelumnya, pakar kesehatan dr Monica Gandhi dari University of California, San Fransisco menyebut varian Omicron empat kali lebih cepat menular daripada varian Delta. Meski begitu, dia juga nggak begitu mengkhawatirkannya karena pada Januari 2022, sudah jauh lebih banyak orang yang divaksinasi di seluruh dunia sehingga ada banyak komunitas dengan sistem imun lebih kuat melawannya.
“Kami lihat, gejala Omicron lebih ringan,” ungkap dr Gandhi.
Laporan yang diunggah di Jurnal Lancet pada 29 Desember 2021 juga mengungkap hal yang serupa. Kasus pasien yang harus ditangani di rumah sakit di Provinsi Gauteng, Afrika Selatan, salah satu negara yang konon jadi awal mula kemunculan varian ini, hanya sampai 5 persen dari total kasus. Angka ini jauh lebih kecil dari 14 persen dari varian Delta, Millens. Selain itu, hanya 29 persen pasien yang mengalami gejala parah, lebih kecil dari 67 persen akibat Delta.
Dr. Eric Topol dari Scripps Translational Institute juga menyebut ada penurunan tingkat keparahan yang disebabkan oleh varian Omicron dibandingkan dengan varian Delta di kisaran 60 sampai 70 persen.
Meski begitu, mengingat ada banyak orang yang memiliki penyakit bawaan dan para lansia yang belum bisa mendapatkan vaksinasi, bisa jadi mereka berisiko mengalami gejala kesehatan yang parah jika sampai terpapar varian Omicron. Jadi, apapun itu, selalu jaga protokol kesehatan, khususnya kalau di luar rumah, ya Millens. (Sua, Lan, Kon, Scri/IB09/E05)