Inibaru.id – Selain banyaknya anak muda yang kini semakin enggan untuk menikah dan punya anak, Indonesia juga mulai mengalami masalah berupa tingginya angka perceraian. Nah, khusus untuk masalah yang disebut terakhir, jadi perhatian besar Menteri Agama Nasaruddin Umar.
Nasaruddin mengungkap keresahannya saat menggelar konferensi pers dengan tajuk Program Prioritas Kementerian Agama. Dalam acara tersebut, dia mengungkap data mengejutkan terkait tingginya angka perceraian dalam setahun.
“Jadi, dalam setahun ada 2,2 juta pasangan menikah. Artinya ada sekitar 4 jutaan orang yang melakukan pernikahan. Sayangnya dari jumlah tersebut, 35 persen berakhir dengan perceraian. Bahkan, 80 persen dari kasus perceraian tersebut terjadi saat pernikahan belum berjalan selama 5 tahun,” ungkap Nasaruddin pada Kamis (6/3/2025).
Dari sekitar 13 faktor yang bikin angka perceraian tersebut tinggi, Nasaruddin menyoroti beberapa alasan yang paling sering muncul, yaitu faktor ekonomi, perbedaan agama, jarak usia yang cukup lebar, hingga perbedaan pendidikan di antara kedua pasangan.
Masalahnya, meskipun alasan-alasan perceraian tersebut bisa dimengerti, dampak sosial dari perceraian ini bisa sangat merugikan, khususnya bagi perempuan dan anak-anak. Makanya, Kementerian Agama (Kemenag) pengin menekan angka perceraian tersebut.
Caranya bukan dengan mencoba menahan pasangan yang sudah nggak sejalan tersebut untuk terus bersama, melainkan dengan memberikan edukasi soal pernikahan bagi pasangan-pasangan baru yang akan menikah. Soalnya, kalau menurut Kemenag, pembekalan bagi mereka sebelum akad pernikahan yang dilakukan sekarang masih belum cukup.
“Gimana bisa pernikahan bisa lestari kalau nasihat pernikahan yang mereka dapatkan hanya 7 menit?” ucap Nasaruddin.
Baca Juga:
Bonus Demografi Jadi Perhatian Prof. Budi Setiyono Selama Jadi Sekretaris Kementerian BKKBNOleh karena itu, Kemenag pun berencana mengganti pembekalan singkat bagi calon pengantin ini dengan semacam kursus bagi calon pengantin yang setara dengan satu semester. Harapannya tentu saja agar pembekalan yang diberikan lebih banyak, dan ilmu yang diberikan bisa bikin calon pengantin menjalankan pernikahan dengan baik.
“Pembekalannya tentu saja adalah gimana cara agar berumah tangga dengan baik. Itu perlu soalnya di Indonesia, mudah sekali orang memutuskan kawin. Kalau gampang dilakukan itu dikhawatirkan juga gampang bubaran,” lanjut Nasaruddin.
Dia mengakui ide ini terinspirasi dari pendidikan pra-nikah yang banyak diterapkan di agama Katolik. Di sejumlah negara, juga sudah ada pembekalan pernikahan dengan durasi yang panjang bagi mereka yang pengin berumah tangga.
Kita tunggu yuk seperti apa implementasi dari ide yang baik dari Kemenag ini. Kalau menurut kamu, apakah bakal berhasil menekan angka perceraian, Millens? (Arie Widodo/E05)