BerandaHits
Rabu, 2 Okt 2018 10:30

Tangan Dingin Produsen di Balik Tren Batik Kekinian

Baju batik dengan gaya kekinian. (Inibaru.id/Ayu S Irawati)

Semakin banyak produsen batik, semakin ketat juga persaingan di antara mereka. Apa sih, kiat produsen batik agar produk-produk batik tetap diminati konsumen?

Inibaru.id – Saat ini, permintaan akan batik dan produk batik semakin meningkat. Nggak hanya permintaan dari warga Indonesia, permintaan batik di luar negeri pun sangat banyak. Berdasarkan data Kementerian Perindustrian (Kemenperin), hingga Oktober 2017, nilai ekspor batik mencapai 51,15 dolar AS.

Permintaan meningkat, produksi pun tentu menyesuaikan. Nggak jarang, banyak orang yang kemudian terjun dalam bisnis batik. Hal ini membuat persaingan antarpebisnis batik semakin ketat. Belum lagi tuntuta menjadikan batik agar lebih kekinian bagi anak muda, memaksa produsen batik memutar otak.

Hal ini diakui pengelola Batik Pasha yang menjual batiknya di UMKM Center Jawa Tengah, Banyumanik, Semarang. Untuk menggaet pelanggan, produsen yang membuat secara mandiri batik tulis, cap, dan kombinasi (tulis dan cap) ini mengkreasikan motif batik yang dijual. Mereka membuat motif-motif baru pada batik yang dikerjakan para pembatik di Gedung Sobokartti, Semarang.

“Itu lebih ke arah motif batiknya. Jadi nggak melulu ini atau itu terus. Kalau monoton, pelanggan kan bosan. Harus ada gebrakan, motif yang lain dari yang lain,” papar karyawan dan pembuat handicraft di Batik Pasha Wining Dwi.

Beberapa motif Semarang yang menjadi inspirasi batiknya yakni ikon Lawang Sewu, Tugu Muda, Gereja Blenduk, warak, burung kuntul, dan burung blekok.

Batik motif semarangan. (Inibaru.id/Ayu S Irawati)

Selain itu, ada pula motif bernuansa legenda daerah yang berlatar belakang di Johar, Lawang Sewu, Kelenteng Sam Poo Kong, dan lain-lain. Sst, batik legenda ini merupakan batik tulis yang menggunakan pewarna indigo, lo. Indigo merupakan tumbuhan tropis yang menghasilkan zat celup biru. Jadi, batik tulis itu diberi pewarna alami. Nggak heran kalau harganya pun dibanderol lumayan tinggi yakni Rp 600 ribu hingga Rp 900 ribu.

Batik legenda yang punya kisah tersendiri lebih sering dipakai untuk kain bawahan yang nggak membutuhkan proses pemotongan kain. Ini bertujuan untuk tetap mempertahankan “kisah” yang ada dalam motifnya. Yap, semacam rok lilit yang lagi hype banget itu, Millens.

Suguhkan Beragam Model

Batik. (Inibaru.id/Ayu S Irawati)

Kendati batik dalam bentuk kain paling laris, Batik Pasha juga memberikan inovasi berupa model baju atasan maupun bawahan yang kekinian. Mereka menjual rok batik yang dilapisi dengan kain furing satin dan dipadukan dengan renda berukuran besar nan lucu. Cantik dan anak muda banget, deh!

Senada dengan Batik Pasha, Batik De’ Youl yang juga memiliki toko di UMKM Center Jawa Tengah memproduksi pakaian dengan model hit yang keren. Desain batik mereka juga ekslusif karena diproduksi secara mandiri. Satu hal yang unik, toko ini banyak menyajikan batik bernuansa monokrom. Yap, monokron yang banyak digandrungi anak muda itu, lo!

Nggak cuma batiknya yang monokrom, model bajunya pun beragam. Salah satu model yang dipajang adalah hoodie tanpa lengan berwarna monokrom dengan motif batik di sejumlah sisi. Model lain yang dijual yakni cardigan pendek yang bakal oke banget jika dipadukan dengan celana jeans. Nggak ketinggalan, ada juga atasan model kelelawar yang dipadukan dengan rok lilit bermotif batik!

“Tapi kalau pakaian, yang laris beda-beda. Kadang terusan, kadang hem,” jelas karyawan De’ Youl Lusi.

Nah, agar semakin dikenal dan dekat dengan anak muda, Batik De’ Youl pun mengikuti banyak pameran dan fashion week di berbagai daerah seperti Jakarta, Yogyakarta, dan Palembang.

Duh, keren banget, ya. Batik pun bisa terlihat kekinian dan “anak muda banget” asal kamu bisa memadu padankannya. Jadi, masih ada yang malu pakai batik nih? (Ayu S Irawati/E04)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: