BerandaHits
Selasa, 5 Feb 2024 16:00

Pertemuan Tokoh Lintas Agama di AICIS 2024 Hasilkan 'Piagam Semarang', Apa Isinya?

Sejumlah tokoh lintas agama turut terlibat dalam acara AICIS 2024. (Dokumen Humas UIN Walisongo)

Pertemuan tokoh lintas agama dalam acara Annual Internasional Conference on Islamic Studies (AICIS) ke-23 menghasilkan 'Piagam Semarang'. Apa saja yang ada dalamnya?

Inibaru.id - Pertemuan tokoh lintas agama dan kalangan akademisi dalam acara Annual Internasional Conference on Islamic Studies (AICIS) ke-23 yang diselenggarakan di UIN Walisongo pada tanggal 1-4 Februari 2024 menghasilkan 'Piagam Semarang'. Lalu apa subtansi dan isi piagam tersebut?

Oya, perlu kamu ketahui, gelaran AICIS 2024 mendiskusikan beragam persoalan kekinian. Utamanya menyoroti peran agama dalam menguatkan nasionalisme, merespons krisis keadilan dan kesetaraan, masalah gender, masalah-masalah kemanusiaan hingga persoalan krisis iklim.

Para peserta yang terdiri dari 10 negara yaitu Indonesia, Afghanistan, Armenia, Irak, Malaysia, Maroko, Nigeria, Pakistan, dan Sri Lanka dibagi menjadi tiga kelompok. Selama empat hari ada 25 sesi panel untuk mendiskusikan isu-isu dalam sub tema.

"AICIS bertujuan menegaskan kembali peran agama, terutama Islam. Bagaimana menghadapi tantangan kemanusiaan di kancah dunia," kata Staf Khusus Menteri Agama Bidang Media dan Komunikasi, Wibowo Prasetyo.

Berbeda dari tahun sebelumnya, AICIS 2024 dikemas lebih serius. Sebab pemuka agama serta pemimpin lembaga keagamaan turut dilibatkan secara langsung. Tak hanya kalangan akademisi di lingkup Kementrian Agama saja.

Agenda yang rutin dilaksanakan setiap tahun tersebut juga memamerkan hasil karya-karya akademik dari universitas Islam di Indonesia dan luar negeri. Para peserta juga diajak berwisata ke kawasan Kota Lama guna menyelami peninggalan bersejarah zaman kolonial.

Hasilkan Piagam Semarang

Suasana pembahasan diskusi tokoh lintas agama dan akademisi di acara AICIS 2024. (Dokumen Humas UIN Walisongo)

Selepas serangkaian diskusi yang membahas tema rampung, tercetuslah sebuah "Piagam Semarang" atau "Semarang Charter". Poin-poin yang tercantum dalam piagam ini dibacakan oleh Plt. Rektor UIN Walisongo, Nizar Ali ketika Closing Ceremony AICIS 2024 di Hotel Padma, Semarang, Sabtu malam (3/2/24).

Terdapat sembilan poin penting yang berhasil dirumuskan para peserta AICIS 2024. Di hadapan ratusan peserta maupun tamu undangan, Nizar membacakan Piagam Semarang itu dengan dua bahasa yakni Arab dan Indonesia.

Pertama, keyakinan, tradisi, dan praktik keagamaan di seluruh dunia begitu kaya, beragam, dan tidak bisa ditafsirkan secara monolitik. Sehingga masing-masing perlu mengenali dan menghormati keragaman ini sebagai sumber kekuatan dan pemahaman dalam merespons krisis kemanusiaan.

Kedua, dalam menghadapi krisis kemanusiaan akhir-akhir ini, komunitas agama harus bersama-sama memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat untuk meringankan penderitaan, membangun solidaritas, dan menciptakaan keadilan dan kesetaraan.

Ketiga, ajaran agama harus ditafsirkan dan diterapkan dengan cara-cara yang sejuk dan moderat untuk melindungi martabat setiap individu. Sehingga diperlukan advokasi untuk menjaga hak asasi manusia dan keadilan sosial di setiap elemen kehidupan manusia.

Keempat, untuk menghindari sedikit mungkin terjadinya konflik sosial, ekonomi, bahkan politik, para pemimpin dan lembaga agama harus secara aktif terlibat dalam dialog antar-agama dan kepercayaan, menghindari sentimen agama, membina pemahaman, dan kerja sama yang utuh sebagai jembatan empati antar-sesama umat manusia

Plt Rektor UIN Walisongo Nizar Ali saat membacakan poin-poin "Piagam Semarang". (Dokumen Humas UIN Walisongo)

Kelima, menyadari hubungan yang tidak bisa dilepaskan antara agama, kemanusiaan, dan lingkungan, dibutuhkan komitmen untuk mempromosikan segala praktik berkelanjutan yang berkontribusi pada pengelolaan lingkungan hidup dan kesejahteraan planet serta penghuninya.

Keenam, masifnya kejahatan dan kebrutalan terhadap sesama manusia akhir-akhir ini, komunitas agama-agama dan keyakinan berkomitmen dan kerja yang nyata dalam memberikan bantuan kemanusiaan kepada mereka yang terdampak untuk meringankan penderitaan dan mempercepat pemulihan mereka tanpa memandang agama dan keyakinannya.

Ketujuh, komunitas agama dan keyakinan berkomitmen untuk melakukan pemberdayaan dan penguatan yang berkelanjutan bagi masyarakat tanpa memandang agama dan keyakinan guna menghindari berulangnya konflik.

Kedelapan, untuk menjauhkan diri dari sentimen dan provokasi yang dapat merusak hubungan sosial antarsesama umat manusia, komunitas agama dan keyakinan perlu mempromosikan penggunaan teknologi secara bijak dalam rangka menghindari eskalasi konflik yang semakin meningkat.

Terakhir, para pemimpin agama-agama dan keyakinan berkomitmen untuk mendorong terbentuknya kepemimpinan moral yang dapat menumbuhkan kepercayaan dalam komunitas masing-masing dan masyarakat yang lebih luas.

Selesai pembacaan "Piagam Semarang", Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas lalu memberi beberapa arahan terlebih dahulu sebelum dia menutup secara resmi kegiatan AICIS 2024.

Itulah gambaran tentang rangkaian acara AICIS 2024. Semoga "Piagam Semarang" yang telah dirumuskan oleh para tokoh agama dan kalangan akademisi bisa berdampak besar untuk kehidupan umat beragama ya, Millens! (Fitroh Nurikhsan/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Jokowi dalam Jajaran Tokoh Terkorup di Dunia

1 Jan 2025

Menko Pangan Zulhas: 2025, Bulog akan Serap Hasil Pertanian Indonesia

1 Jan 2025

Untuk Perikanan Jateng, Menteri KKP Revitalisasi Tambak di Pantura Jawa

1 Jan 2025

Tahun Baru 2025, Begini Tantangan Berat Pers di Masa Depan Menurut Dewan Pers

1 Jan 2025

Tentang Dua Film 'Last Letter' yang Digarap Seorang Sutradara

1 Jan 2025

Libur Sekolah Selama Ramadan 2025; Mendikdasmen: Belum Jadi Keputusan

1 Jan 2025

AQ, Faktor Penting Penentu Kesuksesan Selain IQ

1 Jan 2025

Pemerintah Revisi Aturan PPN 12 Persen, Apa yang Terjadi?

1 Jan 2025

Kata Guru dan Orang Tua Siswa tentang Rencana UN yang Akan Diadakan Kembali

2 Jan 2025

Ttangkkeut, Tempat Warga Korea Melihat Matahari Terbit Pertama di Awal Tahun

2 Jan 2025

YOLO; Filosofi Hidup Sekali yang Memacu Kebahagiaan Plus Risiko

2 Jan 2025

Ada Sampah di Planet Mars, Arkeolog: Jangan Dibuang tapi Dilestarikan!

2 Jan 2025

Hari Pertama 2025: KAI Daop 4 Semarang Berangkatkan 25 Ribu Penumpang, Paling Banyak di Stasiun Tawang

2 Jan 2025

Memagari Kicau Merdu Burung Pleci di Pegunungan Muria

2 Jan 2025

Waktu Terbaik Mengunjungi Kebun Buah Mangunan Yogyakarta

2 Jan 2025

MK Hapus Presidential Threshold, Apa Dampak bagi Demokrasi Indonesia?

3 Jan 2025

Dampak Perkebunan Kelapa Sawit bagi Air dan Udara, Baik atau Buruk?

3 Jan 2025

Kemalasan Nobita, Antitesis Masyarakat Jepang dengan Tradisi Tahun Baru

3 Jan 2025

Pastikan Resolusi Tahun Barumu Bebas FOMO!

3 Jan 2025

Seperti Apa Mekanisme Tilang dengan Sistem Poin di SIM yang Berlaku Mulai 2025?

3 Jan 2025