BerandaHits
Selasa, 13 Apr 2020 13:42

Pentingnya Menghargai Peran dan Saran Tenaga Medis di Masa Pandemi Corona

Perawat butuh APD yang memadai. (Tirto/Andrey Gromico)

Kasus penamparan perawat di Semarang membuktikan bahwa tenaga medis rentan menjadi korban pelecehan dan kekerasan. Padahal, peran mereka sebagai garda terdepan melawan pandemi corona sangat penting.

Inibaru.id – Para tenaga medis patut memperoleh gelar pahlawan dalam masa pandemi corona saat ini. Mereka terdiri atas dokter, perawat, dan petugas-petugas kesehatan lainnya. Mereka bekerja dengan senyap dan sukarela mempertaruhkan nyawa demi keselamatan orang lain.

Sayangnya, peran para tenaga medis terkadang nggak dihargai oleh oknum masyarakat. Seperti yang terjadi pada perawat di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran Kota Kediri berinisial M. Semenjak corona melanda Kota Kediri, banyak rekan M yang menolak ditempatkan pada tim dan sarana perawatan penanggulangan Covid-19.

Atas dasar kemanusiaan dan integritasnya sebagai perawat, M nggak menolak tugas apapun risikonya. Bahkan menurut M, tugas yang diembannya sebenarnya masih nggak sebanding dengan penderitaan dan ketakutan pasien yang terindikasi positif corona.

"Setiap kali dimasukkan ruang isolasi, wajah mereka sangat tegang dan depresi. Bahkan ada yang nyaris bunuh diri karena stres," ceritanya.

Dalam kondisi seperti itulah, peran tenaga medis sangat dibutuhkan. Mereka bisa membangun komunikasi di ruang isolasi, sekaligus menjadi motivator dalam membangkitkan semangat pasien untuk sembuh. Hal ini berarti, tugas mereka nggak hanya tentang merawat dan memenuhi kebutuhan pasien sehari-hari.

Hargai para tenaga medis yang tengah menangani corona. (Dok. Humas Jabar)<br>

Sayangnya, tugas berat ini nggak sebanding dengan kualitas alat perlindungan diri (APD) yang dikenakan. Dalam realitanya, banyak rumah sakit yang kekurangan APD sehingga meminta bantuan lewat media sosial demi memberikan perlindungan bagi tenaga medis dari virus ini.

Rekan M, TS yang juga berprofesi sebagai perawat di rumah sakit yang sama mengalami tekanan mental ketika merawat pasien corona. Pemberitaan terkait penularan corona secara langsung pada para tenaga medis membuat perawat merasa terpojokkan.

Nggak hanya ketakutan, perawat senior berusia 54 tahun ini kini harus menerima fakta dijauhi oleh rekan-rekannya di rumah sakit yang selalu mengambil jarak darinya.

"Mereka mengucilkan saya karena dianggap bisa menularkan virus. Padahal tidak sesederhana itu," tutur TS.

Perawat Nggak Dihargai

Sayangnya, banyak orang yang masih menyepelekan peran tenaga medis dan besarnya risiko tugas yang mereka terima. Ada oknum yang menyepelekan saran mereka. Padahal, saran ini bisa membantu mencegah penularan penyakit, termasuk virus Covid-19. Bahkan, belakangan ini ada oknum yang melakukan pengananiayaan dan ancaman pembunuhan terhadap para tenaga medis.

Salah seorang yang menjadi korban penganiayaan adalah perawat dari Klinik Pratama Dwi Puspita Kota Semarang berinisial HM (30). Dia terpaksa melaporkan B, oknum satpam karena menamparnya.

Peran tenaga medis sangat besar. (Antara/M. Agung Rajasa)<br>

Kasus ini berawal dari B yang memeriksakan anaknya yang tengah sakit. Saat antre, HM mengingatkan B untuk mengenakan masker demi mencegah penyebaran virus. HM sudah menjelaskan bahwa dokter juga nggak akan melayani pasien yang nggak memakai maser. Namun, niat baik HM disalahartikan pelaku. B kemudian marah-marah, memukul, menampar, dan bahkan mengancam melakukan pembunuhan.

"Habis marah-marah, dia mengancam awas kalau ketemu di jalan tak bunuh tak penggal lehermu," ujar HM menirukan ucapan B.

Sebelum melaporkan kasus ini ke Polsek Semarang Timur, HM sempat melakukan visum. Kasus ini kini ditindaklanjuti oleh Polrestabes Semarang.

Nggak berhenti di situ, kasus nggak mengenakkan lain dialami oleh jenazah perawat RSUP Kariadi berinisial NK (38). Proses permakaman jenazah yang tertular covid-19 saat bertugas ini ditolak oleh oknum warga Dusun Sewakul, Ungaran Timur, Semarang, pada Kamis (9/4) lalu. Kasus ini viral di media sosial dan memicu kecaman warganet.

Menurut Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, seharusnya jenazah perawat yang meninggal karena bertugas menangani pasien corona harus dihormati dan didoakan.

"Dia adalah pejuang karena berani mengambil risiko besar dengan merawat pasien positif covid-19. Padahal dia tahu itu mengancam keselamatannya. Para perawat, dokter, dan tenaga medis tidak pernah menolak pasien. Kenapa kita tega menolak jenazah mereka yang telah berkorban untuk menyelamatkan kita?" kata Ganjar.

Saran dari para tenaga medis sebenarnya sederhana. Kita diminta untuk di rumah aja, rajin cuci tangan, atau memakai masker jika berada di tempat umum. Saran ini juga ditujukan untuk kebaikan kondisi kesehatan kita. Hal ini berarti, kita sebaiknya menuruti dan menghargai saran mereka.

Mari berikan apresiasi sebesar-besarnya bagi para tenaga medis, ya Millens. (Mer/MG26/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: