BerandaHits
Selasa, 10 Mar 2025 16:20

Penguatan Ekoteologi akan Menjadikan Agama sebagai Pendorong Kesadaran Lingkungan

Kementerian Agama (Kemenag) mengusung Penguatan Ekoteologi sebagai langkah konkret untuk menanamkan kesadaran pelestarian alam melalui nilai-nilai agama. (dok. Kemenag)

Dengan program seperti penanaman pohon, wakaf pohon calon pengantin, dan penerapan green building, Kemenag berupaya menjadikan agama sebagai pendorong utama dalam menjaga keseimbangan bumi.

Inibaru.id - Krisis iklim telah menjadi isu global yang mendesak dan memerlukan perhatian dari berbagai pihak, termasuk lembaga keagamaan.

Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar dalam program prioritas Kementerian Agama (Kemenag) periode 2025–2029, mengusung konsep Penguatan Ekoteologi sebagai bagian dari delapan program besar yang berdampak langsung pada masyarakat: Asta Protas.

Disampaikan Menag, dalam berbagai ajaran agama, terdapat nilai-nilai yang mendorong manusia untuk menjaga keseimbangan alam. Islam, misalnya, mengenal konsep khilafah yang menempatkan manusia sebagai pemelihara bumi.

Hindu memiliki konsep Tri Hita Karana, yang mengajarkan keharmonisan antara manusia, Tuhan, dan alam. Dalam Katolik, ensiklik Laudato Si' menegaskan pentingnya kepedulian terhadap lingkungan sebagai bagian dari tanggung jawab moral.

"Kami akan terapkan green building untuk sarana prasana pendidikan agama dan keagamaan," sebut Menag Nasaruddin Umar.

Menag juga menegaskan bahwa pemahaman keagamaan harus menjadi dasar bagi upaya pelestarian lingkungan.

Langkah Konkret Penguatan Ekoteologi

Menag Nasaruddin Umar mengenalkan Asta Protas Kemenag Berdampak pada Kamis (6/3/2025). (dok. Kemenag)

Kemenag telah menyiapkan berbagai program nyata untuk mengimplementasikan konsep ekoteologi, antara lain:

  1. Penanaman Satu Juta Pohon; Kemenag akan menggagas gerakan penanaman pohon di lingkungan pendidikan agama dan lembaga keagamaan sebagai bagian dari upaya penghijauan. 
  2. Wakaf Pohon dari Calon Pengantin; Sebagai bentuk partisipasi aktif dalam menjaga lingkungan, calon pengantin akan diajak untuk melakukan wakaf pohon, yang diharapkan menjadi simbol keberlanjutan dan kesejahteraan.
  3. Penerapan Green Building; Kemenag akan menerapkan konsep bangunan ramah lingkungan untuk sarana pendidikan agama dan tempat ibadah, dengan memanfaatkan energi terbarukan serta pengelolaan air dan limbah yang lebih efisien. 
  4. Pelatihan Kesadaran Lingkungan; Diklat berbasis kesadaran lingkungan akan diintensifkan, dengan melibatkan tokoh agama dan masyarakat untuk menyebarluaskan nilai-nilai pelestarian alam.

Dampak Jangka Panjang

Penguatan ekoteologi diharapkan tidak hanya menciptakan lingkungan yang lebih hijau, tetapi juga membentuk pola pikir masyarakat agar lebih peduli terhadap alam.

Dengan integrasi nilai-nilai agama dalam upaya pelestarian lingkungan, masyarakat akan memiliki landasan moral yang kuat untuk berkontribusi dalam mengatasi krisis iklim.

Komitmen Kemenag untuk menjadikan ekoteologi sebagai prioritas menunjukkan bahwa isu lingkungan bukan hanya masalah ilmiah atau teknis, tetapi juga memiliki dimensi spiritual dan sosial yang mendalam.

Dengan langkah ini, Indonesia diharapkan dapat menjadi contoh dalam mengembangkan kebijakan berbasis keagamaan untuk keberlanjutan bumi.

Perkara menjaga lingkungan memang harus menjadi perhatian jika mengaku makhluk ber-Tuhan ya, Millens? (Siti Zumrokhatun/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: