BerandaHits
Sabtu, 21 Okt 2022 14:34

Peneliti Ungkap Perubahan Iklim Sebabkan Lahirnya Penyakit Menular

218 dari 35 penyakit menular yang dialami manusia di dunia disebabkan karena perubahan iklim. (Liputan6/Noel Celis)

Perubahan iklim nggak hanya menyebabkan bencana alam tapi juga penyakit menular. Sebanyak 58% penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri, jamur dan lainnya itu bisa menular melalui vektor ataupun kontak udara langsung.

Inibaru.id - Intensitas bencana alam yang makin sering menimpa seluruh belahan dunia menjadi bukti bahwa keseimbangan alam mulai terancam. Tapi, tahukah kamu, nggak cuma bencana banjir, longsor, kenaikan permukaan air laut, kebakaran hutan, dan kekeringan saja yang sering terjadi, berbagai virus dan bakteri seperti malaria, hantavirus, kolera, dan antraks juga bermunculan akibat perubahan iklim.

Para pakar mengatakan zoonosis atau virus dari hewan yang melompat ke manusia disebabkan karena adanya pemanasan global dan efek rumah kaca yang membuat suhu di bumi makin panas. Salah satu penelitian yang membahas soal itu ada pada jurnal penelitian Nature Climate Change.

“Kami menemukan bahwa 58 persen (yaitu 218 dari 375) penyakit menular yang dihadapi umat manusia di seluruh dunia telah diperburuk oleh bahaya iklim,” tulis penelitian tersebut.

Sebenarnya, sejak masa Hipocrates, hal ini sudah disadari oleh para dokter. Mereka telah menghubungkan penyakit dengan cuaca. Tapi, penelitian tentang itu hanya menunjukkan seberapa luas pengaruh iklim terhadap kesehatan manusia.

Seorang spesialis penyakit menular dari University Emory Dr Carlos del Rio juga menegaskan bahwa perubahan iklim memang membawa konsekuensi yang besar pada patogen manusia.

“Kita yang berada dalam penyakit menular dan mikrobiologi perlu menjadikan perubahan iklim sebagai salah satu prioritas kita. Kita semua perlu bekerja sama untuk mencegah ini menjadi bencana akibat perubahan iklim,” ucapnya.

Dampak Buruk Gas Rumah Kaca

Pembakaran batu bara menjadi salah satu penyebab pemanasan global. (Pixabay/Stevepb)

Bumi kita ini juga mendapat ancaman serius dari emisi gas rumah kaca. Gas ini dapat meningkatkan berbagai bahaya iklim yang dapat memperburuk penyakit pantogen manusia. Penyakit itu bisa dari bakteri, virus, hewan, tumbuhan, jamur, protozoa, dan sebagainya yang bisa menular melalui vektor ataupun kontak udara langsung.

Salah satu penyakit pantogen yang menjadi pandemi di seluruh dunia adalah Covid-19. Keadaan pandemi Covid-19 yang terjadi beberapa waktu lalu memberi gambaran yang mengkhawatirkan ya, Millens?

Nggak cuma penyakit menular, para peneliti juga mencari jenis penyakit pada manusia yang nggak menular seperti asma, alergi, bahkan penyakit yang muncul akibat gigitan hewan untuk melihat kaitannya dengan iklim.

Hasilnya, para peneliti menemukan 286 penyakit dan 223 di antaranya diperburuk oleh iklim. Namun, studi itu nggak melakukan perhitungan secara spesifik untuk mengaitkan perubahan penyakit tertentu, peluang, atau besarnya penyakit dengan perubahan iklim.

Melihat fakta tersebut, kita patut waspada dengan dampak dari perubahan iklim ya, Millens? Nggak mudah membuat bumi kembali sehat dan seimbang. Tapi sekecil apapun kontribusi positif kita untuk alam, itu tetaplah sangat penting dan berguna. (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Cantiknya Deburan Ombak Berpadu Sunset di Pantai Midodaren Gunungkidul

8 Nov 2024

Mengapa Nggak Ada Bagian Bendera Wales di Bendera Union Jack Inggris Raya?

8 Nov 2024

Jadi Kabupaten dengan Angka Kemiskinan Terendah, Berapa Jumlah Orang Miskin di Jepara?

8 Nov 2024

Banyak Pasangan Sulit Mengakhiri Hubungan yang Nggak Sehat, Mengapa?

8 Nov 2024

Tanpa Gajih, Kesegaran Luar Biasa di Setiap Suapan Sop Sapi Bu Murah Kudus Hanya Rp10 Ribu!

8 Nov 2024

Kenakan Toga, Puluhan Lansia di Jepara Diwisuda

8 Nov 2024

Keseruan Pati Playon Ikuti 'The Big Tour'; Pemanasan sebelum Borobudur Marathon 2024

8 Nov 2024

Sarapan Lima Ribu, Cara Unik Warga Bulustalan Semarang Berbagi dengan Sesama

8 Nov 2024

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024