Inibaru.id - Andaikan harus mencetak tiket terlebih dulu lalu mengantre di pintu masuk, Prabu Wijaya mungkin nggak akan mencapai kereta api yang akan ditumpanginya tepat waktu. Namun, berkat fitur face recognition, dia yang mengaku baru mengetahui jadwal keretanya dimajukan itu pun masih sempat masuk pada detik-detik penghabisan.
"Baru saja kejadian; aku naik (KA) Airlangga dari Semarang ke Surabaya. Aku nggak ngecek dan nggak tahu kalau jadwal keretaku maju sejam. Pas tahu, waktu tinggal 30 menit, padahal posisiku masih di kos yang butuh waktu 20 menit ke Stasiun Poncol kalau ngebut. Untung sempat!" tutur Prabu, Senin (22/9/2025).
Kalau mengingat kejadian itu, dia mengaku masih deg-degan karena waktunya benar-benar mepet. Setelah meminta ojol yang ditumpanginya mengebut dan berlari sepanjang koridor menuju peron, dengan napas masih tersengal-sengal Prabu tiba di gate scan wajah yang untungnya nggak sedang ramai.
"Menurutku scan wajah ini oke banget untuk penumpang. Salah satu fitur yang menurutku bagus. Belum sempurna karena aku pernah sekali nggak dikenali, tapi itu anomali sih; nggak mengurangi esensi dari keberadaan fitur ini," tutur mahasiswa semester akhir di Universitas Negeri Semarang (Unnnes) tersebut.
Transformasi Digital KAI
Sebagaimana yang dituturkan Prabu, berbagai perbaikan yang dilakukan PT Kereta Api Indonesia (KAI) dalam lebih dari sedekade terakhir ini memang telah mendapatkan respons positif di kalangan pelanggan setia mereka, nggak terkecuali sejumlah transformasi digital yang mereka lakukan.
Hal tersebut juga dirasakan seorang pengguna komuter, Siti Khotimah. Selain memakai kereta untuk pergi-pulang kerja, saat ini dia bahkan mengaku lebih nyaman naik kereta untuk perjalanan dinas ke luar kota. Nggak hanya nyaman, kereta juga menjadi pilihan teraman baginya.
"Asalkan nggak buru-buru, aku pasti pilih kereta. Jadwalnya pasti dan memungkinkanku mengetahui sebelahku cowok atau cewek. Buat yang sering bepergian sendirian seperti aku, menurutku fitur ini penting ya. Selain itu, fitur nggak perlu cetak tiket dan scan muka itu juga sudah oke banget," jelasnya.
Untuk transportasi massal, menurutnya segala kebijakan penghematan yang bisa dilakukan memang sudah seharusnya dilakukan. Sebagai orang yang sehari-hari bergerak di bidang keuangan, perempuan yang akrab disapa Imah itu mengungkapkan, penghematan seratus rupiah pun menjadi sangat penting.
Lebih Hemat Kertas
Berbagai transformasi digital yang dilakukan KAI memang tampak telah menunjukkan hasil nyata. Vice President Public Relations KAI Anne Purba bahkan mengklaim, KAI berhasil menghemat penggunaan 18.697 rol kertas tiket atau senilai Rp274.374.439 hanya dalam delapan bulan.
Hasil itu merupakan konversi dari 7.478.690 pelanggan pengguna layanan face recognition boarding gate di stasiun hingga Agustus 2025. Angka ini telah melampaui capaian sepanjang 2024 yang "hanya" 7.141.649 pelanggan tanpa tiket fisik yang menghemat 17.004 rol atau setara Rp255.058.893.
"Sejak diluncurkan pada September 2022 hingga Agustus 2025, total sudah ada 17.558.901 pelanggan yang merasakan manfaat teknologi ini," turur Anne belum lama ini. "Secara akumulatif, KAI berhasil menghemat 42.698 rol kertas tiket dengan nilai efisiensi sekitar Rp634.381.975."
Menurutnya, layanan scan wajah benar-benar memudahkan pelanggan. Mereka nggak perlu mengantre untuk mencetak tiket atau menunjukkan identitas saat boarding. Cukup dengan memindai wajah, pelanggan sudah bisa langsung masuk peron. "Boarding jadi lebih cepat, praktis dan nyaman,” jelasnya.
Tersedia di Puluhan Stasiun
Saat ini, Anne mengungkapkan, teknologi pemindai wajah telah tersedia di 22 stasiun besar dan akan terus diperluas ke depannya. Menurutnya, selain mempermudah pelanggan, fitur ini juga berkontribusi signifikan untuk lingkungan hidup.
“Penerapan teknologi ini bukan cuma untuk alasan efisiensi, tapi juga komitmen KAI terhadap keberlanjutan lingkungan dengan mempercepat digitalisasi layanan, termasuk menghadirkan e-boarding pass dan face recognition ini,” paparnya.
Dia menambahkan, menurutnya transformasi digital adalah pijakan penting bagi KAI jika ingin menghadirkan layanan transportasi yang modern, ramah lingkungan, dan sesuai kebutuhan pelanggan. Nggak hanya aman dan nyaman, ke depan KAI akan berusaha menawarkan layanan yang semakin efisien dan berkelanjutan.
"Ke depan, melalui aplikasi Access by KAI, target pengembangan kami adalah perjalanan terintegrasi antarmoda yang seamless dari keberangkatan hingga tujuan akhir," tutupnya.
Kalau kamu pengguna kereta, menurutmu adakah keunggulan lain dari ular besi ini, Gez? Oya, biar berimbang, adakah yang menurutmu perlu diperbaiki lagi? (Siti Khatijah/E10)
