Inibaru.id – Di balik masalah minyak goreng langka yang bikin masyarakat pusing kepala, partai politik justru bisa menjual minyak goreng murah. Dalihnya sih membantu masyarakat. Tapi hal ini justru bikin banyak orang bertanya-tanya, dari mana mereka bisa mendapatkan minyak goreng murah tersebut.
Pada Senin (7/3/2022), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) membagikan minyak goreng murah di Bandar Lampung. Sementara itu, akun Twitter Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pada Selasa (8/3/2022) juga menjual ratusan liter minyak goreng murah. Contohlah, di Bekasi, Jawa Barat, partai ini bisa menjual minyak goreng dengan harga Rp 10 ribu per liter.
Sehari setelahnya, Partai Demokrat juga menjual minyak goreng murah di Pacitan dan Ngawi, Jawa Timur. Aksi ini bahkan sampai melibatkan wakil ketua partai Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas. Di tempat-tempat tersebut, minyak goreng murah yang dijual Partai Demokrat dikenai harga Rp 11.500 per liter.
Pihak PSI pun menjawab keheranan banyak warganet soal dari mana mereka bisa mendapatkan minyak goreng murah di tengah kelangkaan minyak di mana-mana. Ketu DPD PSI Kabupaten Bekasi Muhammad Syahril mengaku pihaknya membeli minyak goreng itu dari 10 pedagang. Jadi, yang mereka beli adalah minyak non-subsidi dengan harga lebih mahal, dan kemudian dijual kembali dengan harga lebih murah.
“Lebih dari 10 pedagang kami beli secara bergantian, dan harga yang kami bayar juga harga jual saat ini (bukan harga subsidi). Rata-rata kami beli minyak goreng dari pada pedagang dengan harga Rp 17 ribu hingga Rp 18 ribu per liter,” terang Syahril, Rabu (9/3).
Di sisi lain, Partai Demokrat menyebut minyak goreng murah yang mereka jual adalah minyak goreng curah yang nggak bermerek. Minyak ini dibeli dari produsen minyak goreng yang ada di Ngawi, Jawa Timur, Millens.
Menurut analis politik dari IndoStrtegi Research and Consulting Arif Nurul Imam, sebenarnya aksi partai-partai politik yang berlomba menggelar bazaar minyak goreng murah di tengah kelangkaan minyak sebenarnya hal yang wajar. Meski begitu, hal ini sebenarnya hanya membantu segelintir masyarakat. Padahal, masyarakat membutuhkan aksi lebih baik seperti kebijakan yang membuat minyak nggak lagi langka dan mahal.
“Partai sejatinya bisa lebih dari itu, yaitu mengubah kebijakan jika misalnya kebijakan tersebut merugikan masyarakat,” ujar Arif, Selasa (8/3).
Sementara itu, Dosen Komunikasi Politik Universitas Telkom Dedi Kurnia menyebut aksi partai-partai ini sebenarnya hanyalah untuk mencari suara saat pemilu nanti. Menariknya, bisa jadi hal ini malah bisa membuat citra parpol memburuk karena realitanya, minyak goreng masih mahal dan sulit dicari di berbagai tempat.
Kalau kamu, apakah ikut membeli minyak goreng murah yang digelar partai politik, Millens? (Tir, Pik, Tem, Det/IB09/E05)