BerandaHits
Jumat, 5 Sep 2024 17:53

Mpox Bukan karena Efek Samping Vaksin Covid-19

Mpox muncul bukan karena efek samping vaksin Covid-19. (Tribune)

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menegaskan bahwa penyakit Mpox nggak terkait dengan efek samping vaksin Covid-19.

Inibaru.id - Narasi yang mengklaim bahwa penyakit Mpox disebabkan oleh efek samping vaksin Covif-19 tengah beredar di media sosial. Narasi tersebut juga menyebutkan bahwa Mpox terjadi akibat kerusakan sistem kekebalan tubuh yang dipicu oleh vaksin Covid-19.

Menanggapi klaim tersebut, Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH menegaskan bahwa Mpox dan Covid-19 adalah dua penyakit yang berbeda. Dia menjelaskan bahwa Mpox telah ada jauh sebelum munculnya virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 dan vaksin Covid-19.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kasus Mpox pada manusia pertama kali dilaporkan di Republik Demokratik Kongo pada tahun 1970.

"Mpox dan Covif-19 adalah dua penyakit yang berbeda. Sebelum Covid-19 muncul, Mpox sudah ada dan endemis di wilayah Afrika Barat dan Tengah, seperti Afrika Selatan, Pantai Gading, Kongo, Nigeria, dan Uganda," ujar Syahril di Jakarta, Rabu (28/8/2024).

Dia juga menjelaskan bahwa WHO sempat menetapkan Mpox sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional (PHEIC) pada 23 Juli 2022. Namun, status ini kemudian dicabut pada 11 Mei 2023, meski pada 14 Agustus 2024, WHO kembali menyatakan Mpox sebagai PHEIC karena peningkatan kasus di Afrika Tengah dan Barat.

Mpox sudah muncul jauh sebelum pandemi Covid sehingga bisa dipastikan tak berhubungan dengan vaksin. (Freepik)

Dengan sejarah Mpox yang sudah ada sejak sebelum pandemi Covid-19, Syahril menegaskan bahwa penyakit ini nggak ada kaitannya dengan vaksin Covid-19.

"Mpox bukan efek samping dari vaksin Covid-19, dan tidak ada hubungannya," tegasnya.

Mpox disebabkan oleh virus Mpox (MPXV) dari genus Orthopoxvirus. Ada dua clade virus MPXV, yaitu Clade I dan Clade II. Pada wabah global 2022–2023, strain yang mendominasi adalah Clade IIb, sementara saat ini peningkatan kasus disebabkan oleh Clade Ia dan Ib.

Syahril juga menjelaskan bahwa penularan Mpox antar-manusia terjadi melalui kontak langsung, termasuk kontak fisik seperti berjabat tangan dan kontak seksual.

Sebagian besar kasus global terjadi pada Lelaki yang Berhubungan Seks dengan Lelaki (LSL), namun masyarakat di luar kelompok tersebut juga berisiko tertular, termasuk anak-anak yang memiliki kontak erat dengan seseorang yang terinfeksi.

Selain itu, penularan dapat terjadi melalui benda-benda yang terkontaminasi, seperti sprei, sarung bantal, dan handuk. Orang yang tinggal bersama pasien positif atau memiliki kontak seksual dengan banyak pasangan juga berisiko tinggi tertular virus ini.

Hm, hoaks semacam ini nggak pernah ada habisnya ya, Millens? Semoga pemerintah terus memberi sosialisasi sehingga masyarakat makin teredukasi. (Siti Zumrokhatun/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: