BerandaHits
Kamis, 22 Nov 2017 18:53

Menyoal Petani Tembakau yang Terpinggirkan lewat Kartun

Salah satu kartun yang dipamerkan dalam International Tobacco Cartoon Exhibition 2017. (Liputan6.com/Erlinda PW/Edhie Prayitno Ige)

Kartun selalu berhasil tampil menggelitik sekaligus menohok, seperti kritik yang disampaikan dalam anekdot petani tembakau yang terpinggirkan.

Inibaru.id – Membicarakan kebijakan tembakau di Indonesia akan selalu menjadi tema sensitif bagi sebagian masyarakat di negeri ini. Diskusinya acap kali harus bisik-bisik, kendati yang diangkat adalah nasib para buruh dan petani tembakau yang turut terkena imbas kebijakan-kebijakan itu.

Menyikapi hal tersebut, Gold Pencil menghadirkan diskusi dengan cara berbeda. Bersama Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) dan Serikat Pekerja Lintas Media (SPLM) Jawa Tengah, mereka menggelar pameran kartun bertajuk International Tobacco Cartoon Exhibition 2017.

Dilansir dari Liputan6.com, Rabu (22/11/2017), pameran karikatur bertaraf internasional itu telah berlangsung pada 20-21 November 2017 lalu di Wisma Perdamaian, Semarang. Pameran ini adalah bentuk respons dari World Tobacco Growers' Day 2017.

Pernah ada satu masa ketika Semarang dan Jawa Tengah menjadi ibukota kartun di Indonesia. Dari sinilah ide memadukan “tembakau” dengan karikatur bermula.

Baca juga:
Polisi Zaman Old Tak Perlu Mengincar Bramacorah
Berkisah tentang Keberagaman di Borobudur

Semarang memiliki Jaya Suprana, Jitet Kustana, Prie GS, dan Koesnan Hoesie, para kartunis dengan karya termasyhur pada masanya. 

Karikatur menggelitik menjadikan isu tembakau yang semula sensitif menjadi lebih nyaman dinikmati. Pengunjung pameran bisa tersenyum, bahkan tertawa, sekaligus bersedih atau marah dalam waktu bersamaan lantaran satire yang ditampilkan dalam karikatur nan lucu.

Ketua Gold Pencil, Abdul Arif,  mengatakan, tak kurang dari 100 kartun bertema “Petani Tembakau” terpampang dalam pameran tersebut. Karya-karya pilihan itu merupakan hasil seleksi 609 karya yang diterima panitia.

“Seluruh karya yang diterima dibuat 350 kartunis dari 35 negara,” ungkap Arif, Rabu (22/11), "Kurasi ketat menyangkut tema pameran."

Adapun 10 kartunis dengan karya terbaik dalam pameran tersebut diraih Vikram Nayak (India), Alexander Dubovsky (Ukraina), Oleksy Kustovsky (Ukraina), Musa Gumus (Turki), Luka Lagator (Montenegro), Arturo Rosas (Mexico), Lintang Dwi Pudyastuti (Indonesia), Jajak Ary Nugroho (Indonesia), Dien Yodha (Indonesia), dan Achmad Cholid (Indonesia).

Mereka menjadi yang terbaik karena dinilai berhasil mengangkat isu yang ingin disampaikan, yakni “Petani Tembakau yang Terpinggirkan”. Misalnya, Musa Gumus menggambar petani menanam tembakau sepenuh hati, sementara sosok berjas hitam menyirami petani itu dengan racun. Karya itu menggelitik, sekaligus menohok.

Baca juga:
Nonton Dewi Sri Menanam Padi di Tanah Manusia Purba
Inilah Grand Master Baru Kita: Dewi Ardhiani Anastasia Citra

Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI), Soeseno, mengaku senang dengan penyelenggaraan pameran tersebut.

“Upaya peminggiran petani tembakau secara terlembaga dengan berbagai kebijakan, bisa disikapi dengan humor. Meski itu satire, tapi menyemburatkan optimisme,” jelas Soeseno.

Sebagai informasi, kegelisahan petani tembakau di Indonesia sempat memuncak setelah baru-baru ini pemerintah berencana memusnahkan komoditas tembakau. Hal itu sempat dikemukakan Menkeu Sri Mulyani Indrawati, menyambung arahan Presiden RI Joko Widodo dalam rapat terbatas Oktober 2017 lalu.

Pemerintah bahkan kini telah meminta petani tembakau untuk mulai mencari alternatif komoditas tanaman lain sebagai langkah antisipasi. Ini karena produk hasil tembakau seperti rokok sering berbenturan dengan masalah kesehatan. (GIL/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

WNI hendak Jual Ginjal; Risiko Kesehatan Apa yang Bisa Terjadi?

13 Nov 2024

Nggak Bikin Mabuk, Kok Namanya Es Teler?

13 Nov 2024

Kompetisi Mirip Nicholas Saputra akan Digelar di GBK

13 Nov 2024

Duh, Orang Indonesia Ketergantungan Bansos

13 Nov 2024

Mengapa Aparat Hukum yang Paham Aturan Justru Melanggar dan Main Hakim Sendiri?

13 Nov 2024

Lindungi Anak dari Judol, Meutya Hafid: Pengawasan Ibu Sangat Diperlukan

13 Nov 2024

Diusulkan Jadi Menu Makan Sehat Gratis, Bagaimana Nutrisi Ikan Sarden?

14 Nov 2024

Mencicipi Tahu Kupat Bu Endang Pluneng yang Melegenda Sejak 1985

14 Nov 2024

PP Penghapusan Utang: Beban Utang Nelayan Rp4,1 Miliar di Batang Dihapus

14 Nov 2024

Tanda Kiamat Semakin Bertambah; Sungai Eufrat Mengering!

14 Nov 2024

Sah! Nggak Boleh Ada Pembagian Bansos dari APBD Jelang Coblosan Pilkada

14 Nov 2024

Pesan Sekda Jateng saat Lantik 262 Pejabat Fungsional: Jangan Anti-Kritik!

14 Nov 2024

Memahami Stigma Terhadap Perempuan yang Memilih Menikah Lagi Setelah Perceraian

14 Nov 2024

Lakukan Misi Kemanusiaan di Filipina, 10 Kru Heli Dapat Penghargaan Khusus

15 Nov 2024

Dapatkan Promo Pilkada 10 Persen Tiket Kereta Api untuk Keberangkatan 26-28 November 2024!

15 Nov 2024

Suruh Siswa Sujud dan Menggonggong, Ivan Dijerat Pasal Perlindungan Anak

15 Nov 2024

Soto Rem-Bang Gang Kuwera, Andalan Mahasiswa UNY Memadamkan Kelaparan

15 Nov 2024

Berbahaya, Jangan Googling Kata-kata Ini di Internet!

15 Nov 2024

Peluang Timnas Indonesia Melawan Jepang; Masih Ada Asa untuk Mencuri Poin

15 Nov 2024

JOMO, Menemukan Kebahagiaan dengan Melewatkan Hal-Hal yang Nggak Perlu

15 Nov 2024