Inibaru.id - Islam mengajarkan untuk selalu mengasihi dan memperhatikan anak yatim. Alasannya, karena sejak kecil mereka telah kehilangan orang tua; nggak memiliki kesempatan yang cukup untuk mendapatkan kasih sayang dan bimbingan dari seorang ayah seperti anak-anak pada umumnya.
Hampir nggak ada anak yang ingin kehilangan orang tuanya karena merekalah sang pelindung dan penopang kehidupan. Tanpa kehadiran mereka, anak yatim harus bertahan hidup sendiri dan dipaksa menjadi dewasa sebelum waktunya. Nggak ada lagi bermain; waktu belajar pun acap tersita.
Para anak yatim adalah sosok yang teluka karena kehilangan cinta dari orang tuanya. Karena alasan inilah, dalam Islam, kita dilarang berlaku keras kepada mereka, sebagaimana diungkapkan Habib Hamid bin Sholeh Ba’agil dalam kajian Nongkrong Tobat Santrendelik Semarang, belum lama ini.
“Allah dengan jelas mengatakan, 'Faamal yatima fala taqhar.' Artinya, janganlah berlaku keras terhadap anak yatim,” terangnya dalam kajian yang dihadiri ratusan jemaah tersebut, menjabarkan arti dari Surat Ad-Dhuha ayat 9.
Berdasarkan ayat tersebut, Habib Hamid menambahkan, Allah memerintahkan umatnya untuk peduli dan mengasihi anak yatim, karena walaupun terlihat tegar dan kuat, nggak ada yang tahu gimana perasaan mereka yang sesungguhnya.
“Boleh menegur atau mengingatkan mereka, tapi jangan dengan kebencian,” terangnya.
Nabi adalah Anak Yatim
Untuk kamu yang belum tahu, Nabi Muhammad terlahir sebagai anak yatim lantaran sang ayah telah meninggal sebelum kelahirannya. Dalam berbagai kisah, kamu mungkin pernah mendengar bahwa Rasulullah adalah sosok yang sangat dekat dengan anak yatim.
Dalam kesempatan tersebut, Habib Hamid kemudian menceritakan kisah Nabi Muhammad yang bertemu sesosok anak yatim yang menangis di pojokan gang pada suatu hari di Hari Raya. Nabi kemudin memutuskan untuk merawat anak tersebut, bahkan mengangkatnya sebagai anak.
“Dalam sebuah hadis, Nabi mengatakan bahwa dirinya bersama dengan orang-orang yang mengurusi anak yatim," terang Habib Hamid. "Di surga nanti, Nabi dengan orang yang menyayangi anak yatim itu bagai dua jari, yakni jari telunjuk dan jari tengah."
Hadis tersebut, imbuhnya, menunjukkan betapa dekatnya posisi para penyayang anak yatim tersebut dengan Nabi di surga nanti. Jika Rasulullah adalah manusia pertama yang masuk surga, semoga para penyayang anak yatim menjadi urutan terdekat yang mengikutinya.
Semoga iman kita tetap kokoh sampai akhir hayat dan rasa sayang terhadap anak yatim akan kian memangkas jarak kita menuju surga. (Rizki Arganingsih/E03)