BerandaHits
Sabtu, 27 Mei 2022 19:23

Mengenang Kesederhanaan Buya Syafii Maarif

Buya Syafii Maarif saat naik kereta rel listrik (KRL). (Kompas/Muhammad Abdullah Darraz)

Buya Syafii Maarif meninggal pada hari ini, Jumat (27/5/2022). Semasa hidup, tokoh bangsa yang pernah memimpin PP Muhammadiyah ini dikenal sebagai sosok yang sederhana.

Inibaru.id – Buya Syafii Maarif meninggal dunia pada hari ini Jumat (27/5/2022) pukul 10.15 WIB. Laki-laki dengan nama asli Ahmad Syafii Maarif berpulang usai dirawat di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Kabupaten Sleman, DIY. Tokoh bangsa yang sempat memimpin Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah pada periode 1998-2005 ini wafat di usia 86 tahun.

Buya memang sudah lama dirawat di rumah sakit tersebut, tepatnya sejak 14 Mei 2022 akibat serangan jantung. Jenazahnya langsung dimakamkan pada Jumat sore ini di Pemakaman Husnul Khotimah yang dimiliki oleh Muhammadiyah dan berlokasi di Kulon Progo.

Meski sudah lama bermukim di Nogotirto, Gamping, Sleman, Yogyakarta, Buya Syafii adalah laki-laki kelahiran Sumpur Kudus, Sumatera Barat pada 31 Mei 1935. Selama hidupnya, dia dikenal sebagai sosok yang sederhana.

“Sopir pribadi tidak punya, pembantu pribadi tidak punya. Walaupun sesekali meminta tetangga bantu-bantu,” ungkap salah seorang kerabat Buya, Erik Tauvani, Minggu (31/5/2020).

Pekerjaan rumah seperti menyapu atau mencuci baju bukan hal yang aneh dilakukan oleh sang tokoh bangsa. Bahkan, untuk keperluan di luar rumah layaknya pergi berbelanja, ke bank, atau membayar listrik, Buya terbiasa memakai sepeda.

“Buya naik sepeda itu biasa. Orang yang melihat sekali kan heran padahal itu keseharian Buya, bagian dari olah raga. Itu bukan pencitraan dan bukan sesuatu yang besar karena bagi Buya itu kesederhanaannya,” lanjut Erik yang merupakan Dosen di Universitas Ahmad Dahlan tersebut.

Buya Syafii Maarif meninggal pada hari ini, Jumat (27/5/2022). (Detik/Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden)

Buya juga dengan tegas selalu menolak untuk diistimewakan hanya karena memiliki nama besar. Contohlah, saat di rumah sakit, bank, atau di kantor imigrasi saat mengurus paspor, terkadang dia diminta untuk nggak mengantre. Tapi, Buya memilih untuk tetap menunggu gilirannya.

“Kultur egaliternya itu sangat kuat sehingga kalau ngantre, Buya mengantre sesuai dengan nomor, tidak mau melewati,” jelas Erik.

Pada 2017 lalu, cerita Buya Syafii yang memilih untuk naik KRL alih-alih memakai kendaraan pribadi untuk menghadiri Peluncuran Program Penguatan Pendidikan Pancasila yang diinisiasi oleh Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila viral di media sosial. Pihak Maarif Institute sebenarnya sudah siap untuk melakukan antar jemput dari Jakarta ke Bogor karena memperhitungkan faktor usia, tapi, Buya menolak diistimewakan.

Buya berangkat dengan KRL sejak pagi buta menuju Bogor demi menghadiri acara tersebut. Dia didampingi keponakannya, Asmul Khairi.

“Takut kejebak macet, Buya minta naik kereta. Nah, dari Stasiun Bogor Buya jalan kaki ke Istana Bogor,” cerita Sekretaris Lembaga Seni, BUdaya, dan Olahraga (LSBO) PP MUhammadiyah Defy Indiyanto Budiarto, Minggu (13/8/2017).

Kesederhanaan Buya Syafii Maarif memang patut untuk diteladani, ya Millens. Almarhum memang benar-benar menunjukkan seperti apa seharusnya tokoh bangsa. Selamat jalan, Buya. (Det, Kom/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: