Inibaru.id - Sekarang ini nggak ada alasan orang untuk buta informasi. Sebab, akses mendapatkannya sangat mudah dan informasi yang disajikan semakin beragam dan mendalam. Di mana kita bisa mendapatkan "wawasan" yang luas itu? Tentu saja dari ponsel yang ada di genggaman tangan kita.
Beberapa waktu lalu warga internet heboh dengan kepintaran ChatGPT yang mampu menjawab setiap pertanyaan dengan penjelasan yang runut dan tepat. Dengan mengusung kecerdasan buatan atau AI, ChatGPT bahkan dikhawatirkan bisa merenggut beberapa profesi karena kepintarannya.
Sekarang ada yang baru lagi nih, Millens. Namanya Google Gemini. Itu adalah platform kecerdasan buatan (AI) yang dikembangkan oleh Google Deepmind.
Nama “Gemini” pada program Gemini AI ini sejatinya mengacu pada nama LLM (Large Language Model) buatan Google. Sebagai informasi, LLM adalah salah satu jenis program AI yang dapat mengenali dan menghasilkan teks, serta memproses bahasa.
Sebagai LLM, Gemini telah dirilis Google sejak akhir tahun lalu, tepatnya 6 Desember 2023. Gemini diposisikan sebagai pesaing LLM buatan OpenAI, yakni GPT, yang menjadi otak dibalik ChatGPT.
Memanfaatkan Google Gemini
Seperti halnya chatGPT, Gemini adalah model AI multimodal yang mampu memproses dan memahami berbagai jenis informasi, termasuk teks, gambar, video, audio, dan kode. Hal ini memungkinkan Gemini melakukan tugas-tugas kompleks seperti menjawab pertanyaan sulit secara akurat dan informatif, memberikan rangkuman topik tertentu, menerjemahkan bahasa, menulis berbagai macam konten kreatif, coding, serta membantu dalam pengambilan keputusan.
Meski begitu, banyak orang yang merasa masih kesulitan dan canggung untuk bertanya atau istilah kerennya memberi prompting kepada AI Generatif dalam mencari solusi untuk mempermudah aktivitas hariannya.
Nah, Country Marketing Manager Google Indonesia Muriel Makarim berbagi kiat bagi para pemula yang ingin mencoba memanfaatkan teknologi AI generatif seperti Gemini yang dikembangkan oleh Google.
"Kadang-kadang memang ada orang yang takut mau nanya seperti apa ke Gemini. Nah kami ada boks-boks pilihan pertanyaan yang bisa dicoba untuk kali pertama. Dimulai dari situ aja dulu! Kalau lihat jawabannya kurang detail, kita bisa coba elaborasi ide-idenya terus dari jawaban tersebut," katanya.
Menurutnya, pengguna Gemini nggak perlu takut untuk terus-terusan mengajukan pertanyaan. Justru dengan semakin banyak pertanyaan atau permintaan yang spesifik, nantinya AI generatif bisa memberikan ide yang lebih baik sesuai dengan keperluan pengguna.
Muriel juga menyarankan agar pengguna menggunakan bahasa yang memang digunakan sehari-hari dan nggak perlu terlalu formal. Dengan begitu, Gemini bisa lebih memahami preferensi pengguna ke depannya.
"Pakai bahasa sehari-hari pun Gemini bisa kok. Jadi pakai istilah 'gue-lo' pun bahasa yang biasa digunakan kayak ke teman, itu dia (Gemini) bisa ngerti. Tidak usah berpikir terlalu jauh supaya jawabannya bagus. Justru the idea of new tech adalah kita harus berani saja trial dan error berulang kali gak masalah," katanya.
Itulah sekilas tentang teknologi AI generatif dari Google. Dalam menyelesaikan permasalahan sehari-hari kamu bisa mengandalkan Gemini ataupun ChatGPT asal tetap menjaga norma dan etika, ya! (Siti Khatijah/E07)