Inibaru.id - Aktivitas mendongeng identik dengan cerita yang dibacakan untuk pengantar tidur. Lebih dari itu, mendongeng bisa menjadi upaya mendekatkan hubungan emosiaonal orang tua dengan anak, selain mengembangkan daya imajinasi mereka. Hal ini sebagaimana diungkapkan pendongeng asal Semarang, Kempo Antaka.
Kak Kempo, demikian dia biasa disapa, sangat menganjurkan para orang tua agar rutin mendongengi anak. Menurutnya, cara itu bisa menjadi sarana yang baik untuk menghidupkan komunikasi yang indah antara orang tua dengan anak-anak mereka.
"Komunikasi yang indah dengan dongeng akan membentuk kedekatan emosional di antara mereka," kata Kempo kepada Inibaru.id seusai mendongeng di hadapan anak-anak di Masjid Al-Fath Jatisari, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, belum lama ini.
Menurutnya, nggak harus menjadi pendongeng dulu agar bisa mendongeng. Kempo pun menyarankan agar para orang tua nggak perlu terlalu merisaukan kerapian alur cerita maupun tokohnya. Yang penting, lanjutnya, cerita tersebut dapat disampaikan kepada anak dengan baik.
"Benar, nggak harus pintar mendongeng. Apa pun cerita yang kita sajikan, anak pasti senang," kata Kempo. "Semisal anak masih balita, lalu kalian melihat kucing; bisa saja cerita, 'Eh lihat ada kucing, kucingnya lucu, sedang makan. Habis makan, dia guling-guling.' Seperti itu cerita juga, kan?"
Pentingnya Membangun Komunikasi
Membangun kedekatan secara emosional dengan anak lewat komunikasi menurut Kempo sangatlah penting. Dia bercerita, ada seorang muridnya yang sampai memutuskan keluar kerja untuk belajar mendongeng.
"Bapak itu belajar mendongeng agar anaknya kembali mengenalinya," ungkap Kempo. "Sebelumnya beliau memang jarang berinteraksi dengan anaknya karena sibuk bekerja. Istrinya juga bekerja, anak dititipkan."
Nah, suatu ketika, Kempo melanjutkan, si anak sampai nggak mengenali orang tuanya karena jarang ada interaksi. Dari situlah bapak tersebut berpikir untuk melakukan pendekatan melalui cerita, lalu menemui Kempo untuk diajari mengongeng. Perjuangan itu pun berbuah manis.
"Alhamdulillah. Setelah belajar mendongeng selesai, bapak itu bilang anaknya udah bisa menyebutkan namanya. Saya ikut senang mendengarnya," ujar Kempo.
Diingat dengan Mendongeng
Berkaca dari muridnya itu, Kempo pun mewanti-wanti para orang tua agar nggak memandang remeh komunikasi dengan buah hatinya. Sebisa mungkin interaksi antara orang tua dengan anak terus dijaga, bahkan dijalin dengan intim.
"Orang tua banyak yang mengeluh saat anaknya sudah remaja, termasuk anak saya; anak mulai jarang mengobrol sama orang tuanya dan lebih memilih sama teman. Faktor itu bisa terjadi karena nggak ada kedekatan emosional semasa kecil," jelasnya.
Untuk mempertahankan kedekatan emosional itu, dia melanjutkan, salah satu jalannya adalah dengan rajin bercerita, karena cara itu membuat kita mudah diingat. Orang-orang yang kita dongengi juga bakal ketagihan dan rindu dengan kehadiran kita.
"Selama menjadi pendongeng, nama saya mudah diingat anak-anak. Saya merasakan sendri. Mereka jadi ketagihan mendengar cerita saya. Kehadiran saya pun dinantikan," kelakar Kempo seraya menutup obrolan.
Fakta yang menarik sekali ya, Millens? Dulu, sebelum tidur kamu sering dibacakan dongeng juga nggak, nih? Adakah dongeng yang sampai sekarang masih membekas di hati? (Fitroh Nurikhsan/E03)