BerandaHits
Rabu, 22 Mei 2018 11:41

Meraup Untung di Pasar Malam Dugderan

Pedagang di Pasar Malam Dugderan. (Inibaru.id/Faidah Umu)

Selain arak-arakan, Pasar Malam Dugderan juga ditunggu-tunggu warga Semarang. Kesempatan ini pun dimanfaatkan beberapa pedagang untuk meraup untung di Pasar Malam Dugderan.

Inibaru.id - Sudah menjadi tradisi bilamana menjelang Ramadan, Kota Semarang pasti menggelar Dugderan. Festival ini biasanya diisi dengan pertunjukan kesenian dan arak-arakan yang dimulai dari Balai Kota Semarang. Selain karnaval dan arak-arakan, satu hal lainnya yang identik dengan Dugderan yaitu Pasar Malam Dugderan.

Bertempat di eks Pasar Yaik Semarang atau di sekitar Pasar Johar, Semarang, pasar ini menyediakan beragam dagangan dari mulai makanan, pakaian, hingga mainan tradisional anak. Nah, yang terakhir ini nggak pernah ketinggalan. Mainan tradisional seperti gerabah dan kapal-kapalan selalu menghiasi Pasar Malam Dugderan.

Salah seorang pedagang mengatakan, berjualan mainan tradisional anak seperti itu sudah menjadi kebiasaan.

“Ini sudah dari dulu begini ya, yang dijual itu gerabah, kapal otok-otok, baju-baju, makanan, topeng-topeng seperti saat ini. Kayaknya sih memang sudah turun temurun,” ungkap seorang pedagang kapal mainan Solihin.

Kapal otok-otok di Pasar Malam Dugderan. (Inibaru.id/Faidah Umu)

Bila dilihat sih memang sederhana ya, Millens. Mereka menjual mainan tradisional yang saat ini sudah jarang ditemui. Eits, tapi jangan salah, berkat Pasar Malam Dugderan, pedagang bisa mengantongi omzet yang lumayan, lo.

Dalam sehari, Solihin bisa menjual lebih dari 30 kapal otok-otok. Dia menjual barang dagangannya dengan harga Rp 10 ribu untuk yang berukuran kecil dan Rp 15 ribu untuk yang besar. Dalam seminggu, dia sudah bisa mengantongi omzet sebesar Rp 3 juta.

Selain Solihin, Wiwid Rahayu (38) juga menjadikan Pasar Malam Dugderan sebagai sebuah kesempatan untuk menghasilkan uang. Dia menjual berbagai macam hiasan yang terbuat dari kayu dan gantungan kunci dengan beragam bentuk.

Salah seorang pedagang di Pasar Malam Dugderan. (Inibaru.id/Faidah Umu)

“Saya ambil barang-barang ini dari Klaten terus saya jual lagi di sini. Buat yang hiasan-hiasan ini saya jual Rp 50 ribu per buah terus gantungan kuncinya Rp 5 ribu saja,” ungkap perempuan asal Grobogan ini.

Omzet yang didapat Wiwid juga nggak main-main. Dia bisa mengantongi Rp 8-10 juta dalam dua minggu, lo. Wah, lumayan juga ya.

Wiwid mengaku dirinya biasa menjajakan dagangan di beberapa pasar malam di Jawa Tengah. Setelah di Dugderan, dia berencana akan meramaikan pasar malam di Kebuman pada bulan Syawal nanti.

Nggak hanya pedagng yang merasa diuntungkan dengan Pasar Malam Dugderan. Para warga pun merasa senang bila ada pasar tersebut. Di sana, mereka bisa melepas penat sekaligus bernostalgia dengan beberapa mainan tradisional yang dulu menjadi kesukaannya.

“Ini beli buat saya sama adik saya. Buat punya-punya saja sih sebenarnya. Kapal otok-otok ini mengingatkan masa-masa kecil saya. Terus saya juga nggak tahu belinya dimana lagi. Jadi mumpung nemu ya beli saja, harganya juga murah,” jelas Bayu (19) salah satu pengunjung pasar malam Dugderan.

Selain melestarikan tradisi, Dugderan nyatanya menjadi berkah bagi para pedagang di Pasar Malam Dugderan. Semoga tradisi Dugderan ini senantiasa lestari ya, Millens. (Faidah Umu/E04)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024