BerandaHits
Selasa, 10 Nov 2025 17:50

Maunya Serba Cepat, Nggak Ada Kata 'Menunggu' di Kamus Generasi Alpha

Generasi alpha nggak tahu cara menunggu. (Hellosehat)

Generasi Alpha tumbuh di dunia yang serba cepat dan penuh rangsangan digital. Mereka terbiasa dengan segalanya yang instan dari video pendek hingga makanan yang datang dalam hitungan menit. Akibatnya, menunggu jadi terasa menyiksa, dan kebosanan dianggap musuh.

Inibaru.id - Di era serba cepat ini, hampir nggak ada hal yang nggak bisa diakses dalam hitungan detik. Dari makanan yang diantar dalam sekali klik, hingga hiburan tanpa jeda di layar ponsel. Anak-anak yang lahir dan tumbuh dalam situasi ini dikenal sebagai Generasi Alpha. Mereka menganggap kecepatan adalah hal yang wajar. Tapi di balik kemudahan itu, ada krisis yang perlahan tumbuh. Otak mereka kehilangan kemampuan untuk menikmati proses, bahkan sekadar menunggu.

Yap, mereka lahir di dunia yang serba instan sehingga otak terbiasa cepat.

Generasi Alpha, mereka yang lahir antara tahun 2013 hingga sekitar 2025, adalah generasi pertama yang sepenuhnya hidup di bawah dominasi internet dan smartphone. Mereka tumbuh di tengah budaya instant gratification, di mana segala sesuatu bisa didapat tanpa harus bersabar. Wajar jika banyak orangtua atau guru mengeluh, “Anak sekarang nggak tahan nunggu.”

Namun, sifat nggak sabaran ini bukan sekadar perilaku buruk, melainkan efek langsung dari lingkungan digital yang menumpuk stimulasi otak secara terus-menerus. Konten cepat di media sosial seperti TikTok dan YouTube Shorts dirancang untuk memanen dopamin, hormon kebahagiaan yang membuat kita ketagihan. Tiap geser layar, tiap klik video, memberi kepuasan singkat yang akhirnya membuat otak terbiasa dengan kesenangan instan.

Akibatnya? Aktivitas sederhana seperti membaca buku, mendengarkan guru, atau menunggu giliran terasa membosankan. Bahkan, beberapa riset menunjukkan, ketika akses ke gadget dibatasi, dua pertiga anak merasa gelisah, marah, atau kehilangan arah. Mereka bukan hanya bosan mereka sedang “sakau” dopamin.

Belajar Menunggu, Belajar Mengatur Diri

Jangan jadikan ponsel sebagai reward atau senjata untuk menaklukkan anak. (Techruch)

Krisis dopamin ini menantang orang tua, terutama dari kalangan milenial, untuk beradaptasi. Mereka harus mengajarkan toleransi terhadap kebosanan, sebuah kemampuan yang justru jadi kunci kreativitas.

Langkah pertama adalah menjadi contoh. Jangan jadikan ponsel sebagai “penyelamat” setiap kali anak bosan atau tantrum. Cobalah memberi ruang bagi kebosanan itu sendiri karena dari situ, imajinasi mulai bekerja. Anak yang dibiarkan menghadapi waktu kosong akan belajar menemukan cara baru untuk menghibur dirinya sendiri.

Gunakan teknologi dengan bijak. Jadwalkan waktu layar (screen time) dan selingi dengan aktivitas nyata seperti menggambar, bermain di luar, atau membaca buku fisik. Jika perlu, arahkan mereka ke aplikasi edukatif atau permainan yang menantang logika, bukan sekadar hiburan cepat.

Dari Kebosanan Menjadi Kreativitas

Salah satu pendekatan yang terbukti efektif adalah pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning/PBL). Saat anak membuat prakarya, menanam biji, atau menyelesaikan eksperimen sains sederhana, mereka belajar menikmati proses yang panjang. Setiap langkah kecil menumbuhkan rasa sabar dan kepuasan yang lebih bermakna dibanding “like” instan dari media sosial.

Lebih jauh, pendidikan karakter juga penting. Empati, kerja sama, dan tanggung jawab sosial harus terus ditanamkan agar mereka nggak terjebak dalam dunia digital yang individualistik. Sekolah dan keluarga bisa bekerja sama menanamkan nilai ini, baik lewat diskusi maupun kegiatan kelompok.

Pada akhirnya, tantangan terbesar Generasi Alpha bukan sekadar gadget atau media sosial, tetapi bagaimana mereka mengelola diri di tengah derasnya rangsangan digital. Dengan bimbingan yang tepat, mereka nggak hanya bisa menunggu, tapi juga berpikir, berkreasi, dan berempati.

Karena di dunia yang serba cepat ini, mungkin justru kemampuan untuk berhenti sejenak dan menikmati proses yang akan membuat mereka benar-benar maju.

Gimana, relate nggak nih dengan generasi alpha di sekitarmu, Gez? (Siti Zumrokhatun/E05)


Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: