Inibaru.id - Sejumlah orang dengan mengendarai kendaraan pribadi tampak mengantre di depan Balairung Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga (UKSW). Bukannya pergi ke parkiran, masyarakat yang silih berganti datang ini rupanya berniat mengikuti rapid test secara drive thru yang digelar secara gratis.
Rapid test ini terselenggara atas kerjasama UKSW dengan Medcom.id dan Homecare24. Setidaknya 1.000 alat rapid test gratis disediakan untuk melayani warga pada Jumat hingga Sabtu (17-18/7).
Monica Lumban Gaol, co-founder Homecare24 mengatakan, masyarakat bisa mengakses rapid test gratis dengan cara mendaftar secara daring di aplikasi Homecare24.
“Masyarakat bisa men-download aplikasi Homecare24, registrasi, dan mendapat jadwal aplikasi, serta men-scan di petugas,” ungkap Monica.
Dengan tetap berada di atas kendaraan, masyarakat bisa dengan cepat mendapatkan pelayanan dari petugas. Cukup menunjukkan bukti pendaftaran berupa barcode dan menunjukkan KTP, masyarakat akan langsung diambil sampel darahnya.
Hasil rapid test kemudian akan dikirim ke aplikasi Homecare24 yang sudah terinstal di gawai masing-masing.
Salah satu peserta, Theresia Lukita P mengaku dirinya sengaja ikut rapid test untuk memastikan bahwa dirinya sehat.
"Untuk antisipasi karena sering keluar rumah dan nggak tau apa yang masuk ke tubuh kita. Semoga hasilnya-sehat-sehat saja,” ungkap mahasiswi UKSW ini.
Dengan metode drive thru, masyarakat nggak perlu berkerumun dengan peserta rapid test yang lainnya. Selesai tes, peserta bisa langsung pulang dan menunggu hasil pemeriksaan dari aplikasi. Hal ini bisa mengurangi kontak dengan peserta rapid test lain yang terus berdatangan.
Selain pelayanan rapid test secara drive thru, masyarakat yang datang tanpa kendaraan bisa mengikuti rapid test biasa dengan mengantre bersama peserta lain. Tentu saja peserta diminta untuk mencuci tangan dan menjaga jarak selama menunggu giliran.
Yoshua Mathius, mahasiswa UKSW yang baru saja selesai rapid test mengaku dirinya sengaja ikut acara tersebut untuk mengetahui keadaan dirinya.
“Jadi kesempatan dan tahu juga karena selama pandemi kami physical distancing juga, takutnya tanpa gejala atau gimana,” ungkap Yoshua.
Meski deg-degan, mahasiswa asal Biak, Papua, ini bersyukur berkesempatan ikut rapid test di kampusnya tersebut.
Nah kalau kamu sendiri merasa perlu ikut rapid test nggak nih, Millens? (Zulfa Anisah/E05)