BerandaHits
Minggu, 26 Jul 2025 17:02

Mangrove Bukan Sekadar Pohon Pesisir, tapi Harapan Kita di Masa Depan

Ilustrasi: UNESCO mencatat bahwa ekosistem mangrove menghilang antara tiga hingga lima kali lebih cepat daripada hilangnya hutan global secara keseluruhan. (Inibaru.id/ Triawanda Tirta Aditya)

Di Hari Mangrove Sedunia 2025, dunia diajak untuk nggak hanya menanam, tapi juga merawat dan menjadikannya bagian dari masa depan yang berkelanjutan.

Inibaru.id - Pernah membayangkan pohon yang hidup di air asin bisa jadi penyelamat dunia? Ya, itulah mangrove, barisan tanaman tangguh di pesisir yang diam-diam menyimpan peran besar buat masa depan Bumi.

Setiap 26 Juli, dunia memperingati Hari Mangrove Sedunia. Tahun 2025 ini, UNESCO mengangkat tema “Melindungi Lahan Basah untuk Masa Depan Kita.” Bukan tanpa alasan. Ekosistem mangrove kini menghadapi ancaman serius. Data mencatat, mangrove hilang tiga hingga lima kali lebih cepat dibanding hutan tropis. Padahal, mereka mampu menyimpan miliaran ton karbon dan jadi pelindung alami dari abrasi hingga badai laut.

"Karena alasan ini, UNESCO bertindak untuk melindungi mangrove dan ekosistem karbon biru berharga lainnya, melalui jaringan Cagar Biosfer, Taman Geo Global, dan situs Warisan Dunia alami," kata Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay.

Di Indonesia, harapan itu masih ada. Dengan 3,5 juta hektare hutan mangrove atau sekitar 23 persen dari total dunia, negeri ini punya peran penting. Pemerintah pun bergerak cepat lewat program rehabilitasi 600.000 hektare lahan mangrove. Ini bukan proyek biasa; World Bank turun tangan, masyarakat lokal dilibatkan, dan pendekatannya bukan sekadar tanam lalu tinggal.

Ilustrasi: Kemenhut terus mengupayakan rehabilitasi hutan mangrove. (Inibaru.id/ Ike Purwaningsih)

“Kita ingin mangrove bukan hanya tumbuh, tapi dikelola secara lestari. Ia harus jadi sumber kehidupan dan penghasilan bagi masyarakat pesisir,” jelas Ristianto Pribadi, Direktur Rehabilitasi Mangrove Kemenhut.

Tapi jalan menuju hijau nggak selalu mulus. Terbatasnya dana, kondisi lokasi yang ekstrem, hingga ancaman sampah laut jadi tantangan nyata. Karenanya, pendekatan rehabilitasi kini nggak lagi berbasis proyek jangka pendek, melainkan investasi jangka panjang yang menggandeng banyak pihak, termasuk dunia usaha dan lembaga donor.

"Kami di Direktorat Jenderal PDAS RH, sebetulnya konteksnya adalah bagaimana tutupan hutan mangrove itu meningkat dan dikelola secara lestari. Bahwa kemudian mangrove yang ditanam itu menjadi keuntungan karbon, menjadi hasil hutan bukan kayu yang bermanfaat bagi masyarakat," ujar Ristianto.

Penting untuk kita sadar bahwa krisis iklim bukan cuma soal suhu yang makin panas. Ini juga soal kehilangan hutan, termasuk mangrove, yang seharusnya jadi benteng terakhir kita.

Jadi, yuk mulai peduli, Gez. Bisa dari langkah kecil seperti nggak membuang sampah ke laut, ikut program penanaman, atau sekadar menyebarkan cerita baik tentang mangrove. Karena di balik akar-akarnya yang menjalar diam-diam, tersimpan harapan besar bagi Bumi kita. (Siti Zumrokhatun/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Rampcheck DJKA Rampung, KAI Daop 4 Semarang Pastikan Layanan Aman dan Nyaman Jelang Nataru

4 Des 2025

SAMAN; Tombol Baru Pemerintah untuk Menghapus Konten, Efektif atau Berbahaya?

4 Des 2025

Ketua DPRD Jateng Sumanto Resmikan Jalan Desa Gantiwarno, Warga Rasakan Perubahan Nyata

4 Des 2025

Harga Gabah Naik, Sumanto Ajak Petani Jalan dengan Kepala Tegak

3 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: