BerandaHits
Kamis, 20 Jan 2021 16:58

Kisah Mbah Moedjair Menemukan Ikan Mujair, Dari Laut ke Kolam Air Tawar

Pernah menikmati ikan mujair? Ikan bernama asli Mozambique tilapia ini diberi nama sesuai dengan nama penemunya. (Twitter/paramitadita)

Ketika menemukan ikan mujair di pantai selatan Blitar, Mbah Moejair membutuhkan 11 kali percobaan untuk membuat ikan tersebut bisa beradaptasi dari laut ke kolam air tawar.

Inibaru.id – Mozambique tilapia secara alami tersebar di perairan Afrika. Namun, masih menjadi misteri gimana ikan bernama latin Oreochromis mossambicus itu bisa ada di muara Sungai Serang, Blitar, Jawa Timur, pada 1930-an. Ditemukan Moedjair, ikan air tawar itu lantas diberi nama mujair.

Di Indonesia, mujair menjadi salah satu jenis ikan yang paling banyak dikonsumsi masyarakat. Selain mudah diolah, ikan berukuran sedang dengan panjang maksimal mencapai 40 sentimeter ini juga mudah dibudidayakan. Namun, gimana ihwal mula Mbak Moedjair menemukan ikan ini?

Perlu kamu tahu, Moedjair adalah seorang penjual satai kelahiran Desa Kuningan, Blitar. Konon, lantaran suka berjudi, usaha satainya bangkrut karena kehabisan modal. Lelaki kelahiran 1890 itu pun kemudian diberi saran oleh Muraji, lurah setempat, untuk melakukan tirakat.

Dari hasil tirakat, Moedjair menemukan satu "wangsit" untuk memelihara ikan air laut di kolam air tawar. Namun, mana mungkin hal itu dilakukan?

Tilapia dari Mozambik

Sosok Mbah Moedjair, penemu ikan mujair (Yukepo)

Berasal dari perairan Mozambik, Afrika Timur, masih menjadi misteri yang belum terpecahkan gimana ikan jenis tilapia ini bisa ditemukan di Indonesia. Penjelasan yang paling masuk akal adalah ikan yang masih bersaudara dengan ikan nila itu mengarungi Samudera Hindia hingga tiba di perairan Nusantara.

Dalam buku Go Go Indonesia (2013), Apri Subagio menuliskan bahwa Mbah Moedjair menemukan tilapia dari Mozambik itu saat berkunjung ke muara sungai di pesisir pantai Blitar. Saat ditangkap, ikan tersebut rupanya tengah menyimpan anak-anaknya di dalam mulut saat ada bahaya.

Mujair memang termasuk ikan yang menyimpan telur di mulutnya hingga menetas. Para mujair betina yang melakukannya. Nggak hanya saat mengerami, ketika ada ancaman, mereka juga akan "memakan" anak-anak itu dan baru mengeluarkannya setelah situasinya aman.

Nah, ikan tangkapan Moedjair kemudian dipiara di air tawar di Papungan, Kanigoro, Blitar. Namun, lantaran nggak sesuai dengan habitat asli, yakni air laut, hasil tangkapan itu mati. Dia pun kembali ke pantai, menangkap ikan yang sama lalu meletakkannya di gentong besar berisi air payau, campuran air laut dan tawar.

Makam Mbah Moedjair, penemu ikan mujair. (Goodnewsfromindonesia)

Moedjair pun melakukan percobaan. Kadar air laut di gentong berisikan ikan itu dikurangi dengan menambahkan air tawar sedikit demi sedikit. Nah, pada percobaan ke-11, tepatnya pada 25 Maret 1936, ikan laut tersebut pun mulai mampu beradaptasi dan bertahan hidup.

Keberhasilan memelihara ikan air laut di kolam air tawar di pekarangan rumahnya ini membuat Moedjair terkenal di antero Jawa Timur. Asisten residen Jawa Timur saat itu kemudian menamai ikan dengan sirip punggung berduri tajam itu sebagai "moedjair" (mujair), sesuai nama si penemu.

Wah, di balik pembudidayaannya yang mudah, proses menemukan mujair rupanya harus melalui proses percobaan yang panjang untuk adaptasi dari laut ke kolam air tawar ya, Millens. Pernah menikmati ikan jenis ini? (Kom/IB09/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Rampcheck DJKA Rampung, KAI Daop 4 Semarang Pastikan Layanan Aman dan Nyaman Jelang Nataru

4 Des 2025

SAMAN; Tombol Baru Pemerintah untuk Menghapus Konten, Efektif atau Berbahaya?

4 Des 2025

Ketua DPRD Jateng Sumanto Resmikan Jalan Desa Gantiwarno, Warga Rasakan Perubahan Nyata

4 Des 2025

Harga Gabah Naik, Sumanto Ajak Petani Jalan dengan Kepala Tegak

3 Des 2025

Cara Bikin YouTube Recap, YouTube Music Recap, dan Spotify Wrapped 2025

5 Des 2025

Data FPEM FEB UI Ungkap Ribuan Lulusan S1 Putus Asa Mencari Kerja

5 Des 2025

Terpanjang dan Terdalam; Terowongan Bawah Laut Rogfast di Nowegia

5 Des 2025

Jaga Buah Hati; Potensi Cuaca Ekstrem Masih Mengintai hingga Awal 2026!

5 Des 2025

Gajah Punah, Ekosistem Runtuh

5 Des 2025

Bantuan Jateng Tiba di Sumbar Setelah 105 Jam di Darat

5 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: