BerandaHits
Rabu, 2 Mei 2023 11:00

Kimilsungia, Simbol Persahabatan Indonesia dan Korea Utara

Kimilsungia, bunga anggrek yang jadi simbol persahabatan Indonesia dan Korea Utara. (NBC/AP/David Guttelfelder)

Sampai sekarang, bunga Kimilsungia masih populer dan kerap dilibatkan dalam acara-acara penting di Korea Utara. Nggak disangka, bunga ini sebenarnya adalah simbol persahabatan dari Indonesia dan Korea Utara.

Inibaru.id – Dunia lebih mengenal Korea Selatan dan gelombang K-popnya yang semakin kuat. Padahal, tetangganya, Korea Utara, juga punya kelebihan tersendiri. Meski sering dianggap sebagai negara yang tertutup dan ancaman keamanan bagi negara-negara barat, negara ini sebenarnya nggak jauh beda dengan negara-negara pada umumnya.

Nggak percaya? Menurut laporan BBC, (19/12/2017) lalu, sejak eksis pada 1948, Korea Utara punya hubungan diplomatik resmi dengan 160 negara. Bahkan, Korea Utara punya 55 kedutaan besar sekaligus konsulat di 48 negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Nah, khusus untuk hubungan Indonesia dan Korea Utara, ada cerita unik, Millens. Simbol persahabatan kedua negara adalah sebuah bunga, tepatnya bunga anggrek yang diberi nama Kimilsungia.

Indonesia dan Korea Utara sudah menjalin hubungan diplomatik resmi sejak 1961 lalu. Meski dalam banyak hal kedua negara memiliki perbedaan sudut pandang dan kebijakan, hubungan Korea Utara dan Indonesia cenderung adem ayem karena nggak saling ikut campur dalam hal kebijakan dalam negeri.

Meski nggak erat-erat banget, nyatanya ada masa di mana hubungan kedua negara cukup mesra. Hal tersebut terjadi pada 1965, tepatnya saat Kim Il-sung, kakek dari pemimpin Korea Utara sekarang Kim Jong-un, berkunjung ke Indonesia.

Laki-laki yang dianggap lebih dari sekadar pemimpin besar Korea Utara tersebut mengunjungi Kebun Raya Bogor bersama dengan Presiden Sukarno. Dia kemudian terpana dengan keindahan sebuah anggrek berwarna keunguan yang berasal dari Makasar.

Kim Il Sung saat kali pertama melihat Kimilsungia di Kebun Raya Bogor. (Pikiran Rakyat/YouTube/Pojok Sejarah)

Saat bertanya tentang nama bunga tersebut, Sukarno menjawab tumbuhan tersebut belum punya nama. Presiden pertama RI itu kemudian berinisiatif untuk menamai bunga tersebut dengan nama Kim Il-sung. Awalnya, Kim Il-sung sungkan dengan tawaran ini. Tapi, saat Soekarno bersikeras dan menyebut hal ini adalah penghormatan baginya, dia menerimanya.

Kim Il-sung sangat senang dengan hal ini dan membawa bunga tersebut saat pulang ke Pyongyang. Bunga tersebut ternyata mampu tumbuh dengan subur di sana dan disukai masyarakat Korea Utara.

Sejak saat itulah, bunga yang kemudian dikenal dengan nama Kimilsungia semakin populer di negara tersebut. Saking populernya, setiap tahun pasti diadakan Pertunjukan Bunga Kimilsungia di Ibu Kota Korea Utara tersebut, Millens.

FYI aja nih, bunga ini sebenarnya bukan tumbuhan asli Indonesia, melainkan hasil dari percobaan kawin silang dengan anggrek lain yang dilakukan oleh Carl Ludwig Bundt. Dia kemudian mendaftarkan paten dari nama bunga ini pada 1964, setahun sebelum Sukarno memberikan nama Kimilsungia. Otomatis, nama resmi bunga ini sebenarnya adalah Dendrobium Clara Bundt.

Tapi, karena lebih populer dan terkait dengan salah satu negara yang kerap jadi ‘antagonis’ dalam kebijakan negara barat, nama Kimilsungia pun lebih sering dipakai untuk anggrek yang satu ini.

Menarik juga ya kisah sebuah bunga yang bisa jadi simbol persahabatan Indonesia dan Korea Utara, Millens. (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024