Inibaru.id - Indonesia diakui sebagai surga anggrek dalam dunia ilmu pengetahuan dan perpustakaan flora dunia. Sekitar seperlima dari 25 ribu hingga 35 ribu anggrek di dunia tumbuh di negeri ini. Nggak cuma cantik, anggrek Indonesia juga bersifat endemik sehingga sangat unik dan khas.
Salah satu anggrek langka asal Indonesia adalah Paphiopedilum glaucophyllum. Spesies ini ditemukan di dalam hutan di pegunungan Jawa Timur pada 1897. Bunga yang juga disebut anggrek selop tersebut dideskripsikan dan dipublikasikan secara resmi oleh ilmuan Belanda Jacobus Smith pada 1900.
Baca Juga:
Anggrek Hantu dari Pulau JawaAnggrek selop merupakan jenis anggrek tanah dengan keunikan yang nggak ditemukan pada jenis anggrek kebanyakan. Lantaran bentuk bunganya seperti nepenthes atau kantong semar, bunga ini juga kerap disebut sebagai anggrek kantong semar.
Karakter yang paling menonjol pada paphiopedilum berdaun hijau mengilat ini adalah bentuk dan susunan perhiasan bunganya yang sangat khas. Dari 3-5 kuntum bunga dalam satu tandan, hanya ada satu bunga yang mekar. Saat mekar sempurna, diameter bunga bisa mencapai 8 sentimeter.
Perhiasan bunga bagian dorsal (cepala dorsalis) berbentuk bulat telur dengan posisi tegak sepeti tameng dengan warna hijau mengilat dengan kumpulan titi ungu atau cokelat. Dua perhiasan di sampingnya berbentuk pita berpilin dengan corak tebal berwarna ungu dan cokelat. Rambut-rambut halus nampak memenuhi permukaan bunga.
Kantung pada anggrek ini adalah bibir atau labellum yang merupakan modifikasi perhiasan bunga yang terbentung sepanjang evolusinya. Kantung Tropical Lady's-Slipper ini berwarna ungu dengan bibir kuning. Di atas kantung ada perisai yang juga berwarna ungu untuk melindungi serbuk sari dari ovarium.
Yang membuat bunga anggrek ini tampak semakin cantik adalah kilatan pada permukaannya yang disebabkan oleh lapisan lilin pada bagian epidermis. P. glaucophyllum akan terlihat makin cantik saat terkena tetesan air pada permukaannya.
Bunga dengan Banyak Nama
Perlu kamu tahu, anggrek selop Jawa ini merupakan spesies dari Paphiopedilum, genus yang juga sering disebut Venus-slipper yang masuk dalam subfamili Cypripedioideae dari keluarga tanaman berbunga Orchidaceae.
Selain disebut P. glaucophyllum, anggrek ini juga populer dengan sebutan anggrek kantong semar karena mempunyai kantung layaknya nepenthes. Ia juga disebut anggrek selop karena saat dilihat dari samping, anggrek ini sekilas akan terlihat seperti sandal selop (slipper orchid).
Secara internasional, anggrek selop disebut The Shiny Green Leaf Paphiopedilum atau Tropical Lady's-Slipper. Habitatnya ada di hutan Jawa dan Sulawesi pada ketinggian 200-800 mdpl.
Lantaran kecantikannya, P. glaucophyllum banyak diburu orang hingga mengakibatkan kelangkaan. Sementara, rekayasa genetika juga belum terlalu cocok untuk mengembangbiakkan anggrek jenis ini.
Karena statusnya yang terancam punah, anggrek selop ini pun masuk dalam Appendix 1 pada Konvensi Internasional untuk Perdagangan Spesies Langka (CITES). Artinya, anggrek tersebut nggak boleh diperjualbelikan kecuali atas izin ketat dari pihak berwenang sebagai tujuan penelitian.
Wah, semoga dengan regulasi ini membuat anggrek selop kembali lestari ya, Millens! (Kom/IB27/E03)