BerandaHits
Selasa, 14 Nov 2022 09:00

Kekacauan Twitter di Tangan Elon Musk, Pengguna Bakal Beralih ke Mastodon?

Twitter mengalami kekacauan sejak diambil alih Elon Musk. (Reuters/Dado Ruvic)

Mastodon disebut-sebut sebagai media sosial alternatif paling sempurna untuk menggantikan Twitter yang sedang mengalami kekacauan semenjak ditangani oleh Elon Musk. Seperti apa sih media sosial ini?

Inibaru.id – Hanya beberapa pekan setelah membeli Twitter dengan harga 44 miliar Dollar AS, Elon Musk mengeluarkan sejumlah gebrakan kontroversial. Salah satunya adalah memaksa akun-akun yang sudah terverifikasi alias centang biru untuk membayar biaya langganan sebesar 8 Dollar AS per bulan atau Rp123 ribu untuk mempertahankan centang biru tersebut. Hal ini pun menyebabkan kekacauan luar biasa pada media sosial tersebut.

Banyak akun-akun palsu centang biru yang kemudian bermunculan. Akun-akun ini mengeluarkan cuitan hoaks atau olok-olok seakan-akan berasal dari akun asli. Hal ini membuat pengguna Twitter pun kebingungan. Sebagai contoh, ada akun yang meniru akun pebasket NBA LeBron James yang sudah memiliki centang biru karena mau membayar biaya langganan tersebut.

“Saya secara resmi meminta untuk dijual,” tulis akun palsu centang biru @KingJamez seakan-akan mengungkap pernyataan LeBron meminta LA Lakers menjualnya ke klub lain sebagaimana dilansir dari CnnIndonesia, Jumat (11/11/2022).

Nggak hanya kekacauan akibat banyaknya akun centang biru palsu, manajemen Twitter juga dilanda prahara karena separuh karyawannya di-PHK oleh Musk tanpa ada alasan yang jelas. Selain itu, sejumlah petinggi Twitter yang masih dipertahankan justru memilih untuk mengundurkan diri, termasuk Kepala Keamanan Twitter Lea Kissner.

Saking hebohnya gonjang-ganjing di media sosial ini, ada sejumlah pihak yang bahkan sampai menyebut Twitter berpotensi bangkrut dalam waktu dekat.

“Kami melihat perkembangan terakhir di Twitter dengan penuh kekhawatiran,” ujar Douglas Farrar, direktur urusan publik dari organisasi Federal Trade Commision (FTC) milik pemerintahan Amerika Serikat.

Pengguna Twitter Bakal Beralih?

Banyak pengguna Twitter yang diperkirakan bakal beralih ke Mastodon. (Esportsku)

Berbagai kekacauan di media sosial yang dikenal sangat up to date dengan isu-isu terkini ini membuat banyak penggunanya diperkirakan berpindah ke media sosial lain. Salah satunya adalah Mastodon yang dianggap memiliki kemiripan karena berbasis teks.

Meski Mastodon sering disebut nggak sesimpel Twitter, media sosial ini dianggap sebagai alternatif terbaik bagi pengguna Twitter untuk melanjutkan hobinya melakukan "ketubiran" atau memperdebatkan apapun.

Layaknya kebanyakan orang, saat kali pertama mencoba Mastodon, saya menemukan sejumlah fungsinya mirip dengan Twitter. “ tulis dosen Ilmu Komputer di Princeton, New Jersey, AS, Arvind Narayanan di akun Twitter @random_walker.

Bahkan, menurut Vice, Jumat (11/11). CEO Mastodon mengklaim sudah ada lebih dari 1 juta akun baru di media sosial tersebut per 7 November 2022.

Lantas, apa sih yang membedakan Mastodon dengan Twitter? Yang pertama adalah, cuitan di Mastodon disebut sebagai “toot”, bukannya “twit” yang sudah kadung identik dengan Twitter. Selain itu, cuitan yang kamu tulis di Mastodon bakal lebih panjang dari Twitter.

Hal ini memungkinkan pembahasan suatu topik bisa dilakukan lebih dalam dan serius. Selain itu, karena setiap kali sebuah akun mendaftar harus memilih server tertentu, maka nantinya setiap akun akan lebih mudah menemukan akun lain dengan minat atau latar belakang yang serupa. Jadi, lini masa yang bakal dilihat penggunanya nggak bakal seacak saat memakai Twitter deh.

Meski terlihat sebagai media alternatif yang sempurna untuk Twitter, banyak pakar yang belum bisa memastikan apakah Mastodon bakal bisa menyaingi media sosial seniornya tersebut atau nggak. Selain itu, masih belum jelas apakah pengguna Twitter bakal mau beradaptasi dengan media sosial yang baru.

Kalau kamu, bakal bertahan di Twitter sembari menunggu segala kekacauan ini mereda atau tertarik mencoba Mastodon, Millens? (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024