BerandaHits
Selasa, 12 Apr 2021 15:49

Kala Pandemi Meredupkan Tradisi Padusan Sebelum Ramadan

Tradisi padusan sebelum Ramadan. (Twitter/Ganjarpranowo)

Masyarakat Jawa Tengah dan Yogyakarta mengenal tradisi padusan sebelum Ramadan. Sayangnya, tradisi menyucikan diri sebelum bulan puasa ini meredup karena faktor pandemi Covid-19.

Inibaru.id – Salah satu tradisi unik di Indonesia untuk menyambut bulan Ramadan adalah padusan. Tradisi ini cukup populer di kalangan masyarakat Jawa Tengah dan Yogyakarta. Tapi, gara-gara pandemi Covid-19, tradisi padusan sebelum Ramadan seperti meredup.

Pemerintah Kabupaten Boyolali bahkan secara terang-terangan meniadakan tradisi ini. Padahal, sehari sebelum bulan puasa, tempat pemandian layanya Umbul Tirtomarto, Umbul Tlatar, Umbul Sungsang, hingga pemandian yang ada di Kecamatan Simo biasanya dibanjiri masyarakat.

“Kami tidak menggelar upacara ritual padusan tahun ini karena aturan PPKM Mikro yang masih berlangssung,” ucap Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Boyolali Susilo Hartono, Jumat (9/4/2021).

Meski begitu, tempat wisata masih diperbolehkan buka dengan catatan pengunjung harus dibatasi maksimum 50 persen saja. Mereka juga diminta menerapkan protokol kesehatan yang lengkap.

Hal yang sedikit berbeda diterapkan salah satu lokasi padusan paling terkenal di Kabupaten Temanggung, Pikatan Water Park. Jika biasanya ada belasan ribu orang yang datang ke lokasi ini untuk melakukan tradisi ini sebelum Ramadan, kali ini hanya ada 450 orang yang boleh mandi dalam satu kali tahap. Bahkan, waktu untuk mandi dibatasi hanya dua jam.

Karena pandemi, padusan ditiadakan atau bahkan dibatasi di banyak tempat. (Twitter/masagoenk)

Pada hari ini, Senin (12/4), hanya tersedia tiga tahap bagi warga untuk mandi, yakni dari pukul 07.00 WIB, 10.00 WIB, serta 13.00 WIB. Warga yang datang juga diminta untuk menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

Filosofi Padusan

Padusan bisa diartikan sebagai ritual untuk menyucikan diri, baik itu jiwa dan raga untuk menyambut bulan puasa. Meski padusan bisa diartikan sebagai mandi, yang dimaksud di tradisi ini bukanlah mandi sebagaimana yang dilakukan di rumah, melainkan di tempat-tempat pemandian umum.

Konon, tradisi ini sudah ada sejak zaman pemerintahan Hamengkubuwono I. Dulu, padusan dilakukan di sumber mata air atau setidaknya di kolam air di masjid terdekat. Laki-laki dan perempuan melakukannya di tempat yang terpisah.

Meski begitu, seiring dengan perkembangan zaman, terjadi pergeseran lokasi padusan menjadi ke tempat pemandian umum atau di lokasi-lokasi wahana air yang terkenal. Hal ini membuat laki-laki dan perempuan kini banyak melakukannya di tempat yang sama.

Menurut pengelola Takmir Masjid Kauman Yogyakarta Waslan Aslam, sebenarnya padusan juga bisa dilakukan di rumah masing-masing atau bahkan di kolam renang. Hal ini disebabkan oleh filosofinya untuk menyucikan diri sebelum Ramadan. Jadi, wajar kalau di hari ini, kolam-kolam renang dipenuhi oleh banyak orang.

Kalau kamu, apakah masih melakukan tradisi padusan sebelum Ramadan, Millens? (Lip,Oke/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: