Inibaru.id – Mengetahui bahwa putra sulungnya menyukai tanaman seperti dirinya, Bayu Aji Dharma mengaku senang bukan kepalang. Sejak duduk di bangku SMP, lelaki asal Cilacap yang saat ini mukim di bilangan Mijen, Kota Semarang itu memang sudah hobi bercocok tanam.
"Aku suka waktu anak pertamaku yang baru 8 tahun minta dibelikan bibit pohon jambu untuk ditanam di pekarangan rumah kami belum lama ini. Mungkin karena sering lihat aku merawat tanaman di rumah, sekarang dia juga tergerak untuk menekuni hobi ini juga. Jujur aku senang," tuturnya Jumat (30/5/2025).
Setelah bibit pohon jambu dituruti Bayu, buah hatinya yang kini duduk di bangku kelas 2 SD itu belakangan mengumpulkan beberapa biji buah di rumah. Setiap kali keluarga Bayu membeli buah, sang anak selalu meminta biji-bijinya agar nggak dibuang karena mau ditanamnya.
"Ada macam-macam yang dikumpulkan, mulai dari salak, alpukat, mangga, pir, apel, melon, bahkan anggur. Setelah tahu fakta bahwa pohon tumbuh dari biji, dia langsung kumpulin semua biji untuk di tanam di tray (wadah semai)," terangnya, lalu tertawa.
Nggak Semua Biji Bisa Disemai
Bayu mengungkapkan, yang belum dipahami anaknya adalah bahwa nggak semua biji tanaman buah yang disemai akan menghasilkan kualitas buah yang sama. Sebagai seorag lulusan ilmu tanah di kampus pertanian ternama di Indonesia, dia tahu betul akan hal ini.
"Nggak semua biji bisa disemai. Maksudnya, kualitasnya mungkin nggak akan seperti induknya. Banyak faktor penyebabnya. Tapi, untuk anakku, saat ini fakta itu belum terlalu penting, sih. Melihat dia punya passion untuk bercocok tanam saja aku sudah senang," ucapnya, lalu tersenyum.
Yap, kendati banyak orang berpikir bahwa menanam pohon buah dari bijinya adalah cara paling alami dan murah, sejatinya budi daya buah nggak sesederhana itu, meski untuk skala rumahan.
Kita mungkin berpikir, tinggal beli buah, lalu makan buahnya dan ambil bijinya, kemudian tinggal tanam dan tunggu hasilnya beberapa tahun kemudian. Namun, ternyata metode ini nggak selalu tepat, karena nggak semua jenis pohon buah bisa dibudi daya dengan cara menyemai biji.
Pohon yang Nggak Ditanam dari Biji
Perlu kamu tahu, dalam dunia budi daya buah, ada beberapa jenis pohon yang sebaiknya nggak ditanam dari biji karena hasilnya bisa jauh berbeda dari ekspektasi. Berikut adalah beberapa pohon buah populer yang sebaiknya nggak kamu tanam dari bijinya!
1. Apel
Pohon apel memang menggoda untuk ditanam karena buahnya segar dan populer. Namun, karena apel berasal dari penyerbukan silang, pohon yang tumbuh dari biji yang kita tanam sangat mungkin menghasilkan buah yang berbeda rasa, bentuk, bahkan kualitasnya.
Alih-alih manis, bisa jadi malah asam dan tidak layak konsumsi!
2. Ceri
Buah ceri memang imut dan menggoda. Tapi kalau kamu menanamnya dari biji, jangan harap hasilnya sama seperti induknya. Pohon ceri dari biji seringkali mengalami perubahan genetik yang signifikan, karena bisa jadi malah nggak berbuah sama sekali atau sangat rentan penyakit.
3. Pir
Sama seperti apel dan ceri, pohon pir juga sering mengalami cross-pollination. Buah dari pohon hasil tanam biji bisa berubah rasa dan teksturnya. Nggak mau kan menunggu bertahun-tahun cuma untuk panen buah yang zonk?
4. Pisang
Kalau kamu pernah perhatikan, pisang yang kita makan hampir nggak punya biji atau hanya ada bintik-bintik hitam kecil yang nggak bisa tumbuh saat disemai. Menanam pisang dari biji jelas buang waktu. Tanaman ini lebih baik diperbanyak lewat tunas atau anakan dari pohon induknya.
5. Persik (Peach)
Walau terlihat menjanjikan, biji persik menghasilkan pohon dengan waktu berbuah yang sangat lama dan belum tentu rasanya enak. Kalau mau menanam persik, lebih baik beli bibit hasil grafting atau okulasi.
6. Ara (Fig)
Pohon ara dikenal unik dan punya buah yang eksotis, tapi biji yang ditanam kembali bisa menghasilkan buah yang acak karena acap merupakan hasil penyerbukan silang. Tanaman dari biji bisa berbeda jauh atau bahkan nggak berbuah.
Lebih Baik Grafting, Bukan Semai
Bayu menyarankan, untuk pohon buah, untuk menghasilkan kualitas yang baik, cara budi daya yang disarankan sebetulnya adalah dengan teknik grafting atau okulasi. Dengan begitu, dia menambahkan, kita bisa menggabungkan batang bawah yang kuat dengan batang atas dari varietas buah unggul, misalnya.
"Dengan begitu, hasilnya tentu akan lebih cepat berbuah, tahan penyakit, dan kualitas buah lebih terjamin," tandasnya.
Nah, buat kamu yang punya keinginan kuat untuk menanam pohon buah di rumah, nggak ada salahnya menggunakan teknik grafting ya, Millens! Dengan begitu, selain memangkas dahan pohon yang nggak diperlukan, metode ini berpotensi membuat buah yang dihasilkan identik.
Oya, tapi jauh lebih penting dari grafting atau semai, keinginan untuk menanam pohon sebetulnya sudah jauh lebih baik ketimbang ngambil buah dari pohon milik tetangga ya! Ha-ha. (Siti Khatijah/E07)
