Inibaru.id – Ikon remaja 1980-an, penulis novel Lupus dan Olga Hilman Hariwijaya meninggal dunia pada hari ini, Rabu (9/3/2022) pukul 08.02 WIB saat dirawat di rumah sakit. Hal ini diungkap oleh rekannya, Gol A Gong.
“Dengan penuh duka cita, saya kehilangan sosok sahabat saya,” terang Gol A Gong.
Di akun Instagramnya, Hilman memang terlihat sedang terbaring dalam kondisi sakit. Meski begitu, dia masih menunjukkan foto bergaya Spider-Man. Sayangnya, foto itulah unggahan terakhirnya sebelum berpulang.
Sejumlah tokoh pun mengucapkan bela sungkawa atas kepergian Hilman. Salah satunya adalah politikus PDI-Perjuangan Budiman Sudjatmiko.
“Remaja SMA akhir 1980-an kehilangan kakak spiritualnya. Terima kasih sudah ngajak kita jadi anak SMA Merah Putih (SMA fiktif tempat karakter Lupus bersekolah),” tulis Budiman, Rabu (9/3).
Bagi Budiman, karakter Lupus jadi inspirasi bagi anak-anak remaja pada tahun 1980-an agar menjadi lebih kritis, progresif, namun tetap menghargai orang tua.
Omong-omong ya, Millens, novel Lupus kali pertama terbit pada 1986 lalu. Judul seri pertamanya adalah Lupus I: Tangkaplah Daku Kau Kujitak. Karakter Lupus dianggap sangat menarik, apalagi gaya rambutnya yang seperti sarang burung dan kebiasaannya memainkan permen karet.
Seri-seri novel Lupus lainnya pun kemudian dirilis beberapa tahun setelahnya. Karena sangat populer, novel ini kemudian dijadikan film. Hilman sendiri pernah ikut ambil bagian jadi pemeran di film Lupus III: Topi-topi Centil.
Nggak cukup diangkat sebagai film, Lupus juga sempat dijadikan serial yang tayang di televisi pada dekade 1990-an dan awal 2000-an. Karakter pemeran Lupus pun mendapatkan popularitas di dunia selebritas seperti Oka Sugawa, Ryan Hidayat, hingga Irgi Fahrezi.
Saking fenomenalnya Lupus karya Hilman, novel ini sampai jadi bahan penelitian Wening Udasmoro dengan judul When the Teens Narrate the Selves in Indonesian Literature: Gender, Subject, and Power. Di penelitian ini, dijabarkan kalau Lupus benar-benar menggambarkan gaya hidup anak perkotaan di masanya, lengkap dengan dinamika kehidupan pergaulan dan keluarganya.
Selain menulis Lupus dan sejumlah cerita pendek, Hilman juga cukup sering aktif di dunia layar lebar. Dia menulis naskah untuk beberapa judul film layaknya Dealova, The Wall, Anak Ajaib, Suka Ma Suka, serta Rasa. Yang menarik, salah satu sinetron fenomenal, yakni Cinta Fitri ternyata skenarionya juga ditulis oleh Hilman meski hanya untuk season 2 dan 3 saja.
Turut berduka cita atas meninggalnya Hilman Hariwijaya, legenda penulis novel Lupus di Indonesia. Terima kasih Hilman, telah menemani masa-masa remaja yang menyenangkan. (Gnfi, Pik, Cnn, Sep, Kom/IB09/E05)