BerandaHits
Selasa, 17 Nov 2025 13:01

Efek 'Magic Mushroom'; Hilangkan Jati Diri, tapi Bisa Obati Depresi

Mengonsumsi jamur ajaib atau lebih dikenal sebagai magic mushroom akan menghilangkan jati diri sebagai efek jangka pendek. (Rexfeatures via Newscientist)

Selama terkena efek senyawa aktif psilocybin, pengonsumsi magic mushroom akan seolah kehilangan jati diri. Namun, dalam jangka panjang, jamur psikedelik ini berpotensi menjadi obat depresi dan kecemasan.

Inibaru.id - Sebuah studi terbaru mengungkap efek mengejutkan dari magic mushroom, sejenis jamur psikedelik yang mengandung senyawa aktif psilocybin. Mengonsumsi jamur ini ternyata dapat “mengacaukan” pola konektivitas otak manusia selama beberapa minggu.

Namun, efek inilah yang justru diyakini membuat pikiran menjadi lebih fleksibel dan berpotensi membantu mengatasi depresi.

Temuan tersebut dipublikasikan dalam jurnal Nature dan dilansir oleh IFL Science, di mana para peneliti menilai bahwa perubahan besar pada aktivitas otak setelah mengonsumsi psilocybin mungkin menjelaskan mengapa obat psikedelik ini memiliki efek terapeutik terhadap gangguan mental.

Dalam penelitian yang dilakukan di AS ini, tim merekrut tujuh partisipan yang diminta mengonsumsi psilocybin, yang merupakan senyawa psikoaktif utama dalam magic mushroom, atau metilfenidat, bentuk generik dari Ritalin, dalam dosis tinggi.

Hilangnya Jati Diri

Setiap partisipan menjalani 18 kali pemindaian otak MRI selama beberapa minggu, mencakup periode sebelum, saat, dan setelah konsumsi obat. Tujuannya adalah untuk melihat bagaimana psilocybin mengubah pola komunikasi antarjaringan di dalam otak.

Awalnya, para peneliti menemukan bahwa setiap individu memiliki pola konektivitas otak yang unik; semacam sidik jari saraf yang bisa digunakan untuk mengenali seseorang berdasarkan aktivitas otaknya. Namun, segera setelah mengonsumsi psilocybin, semua pola unik itu hilang.

Nico Dosenbach, penulis studi tersebut dalam pernyataannya mengatakan, otak para responden yang mengonsumsi psilocybin terlihat lebih mirip satu sama lain daripada mereka yang nggak mengonsumsinya.

“Individualitas mereka hilang untuk sementara. Pada tingkat neurosains, hal ini memverifikasi,, apa yang dikatakan orang-orang tentang hilangnya jati diri mereka selama perjalanan psikedelik,” simpulnya.

Otak Kacau, tapi Lebih Fleksibel

Senyawa psilocybin menciptakan kondisi otak yang entropik, yakni ketika konektivitas antarjaringan menjadi lebih acak dan kurang terorganisasi.(Criminaldefencelawyers)

Fenomena tersebut menunjukkan bahwa psilocybin menciptakan kondisi otak yang disebut “entropik” alias keadaan di mana konektivitas antarjaringan menjadi lebih acak dan kurang terorganisasi.

Kondisi ini paling kuat memengaruhi jaringan mode default (default mode network/DMN), bagian otak yang bertanggung jawab atas pikiran introspektif, lamunan, dan kesadaran diri.

Selama efek obat bekerja, DMN menjadi sangat nggak sinkron, lalu secara perlahan pulih setelah efeknya hilang. Namun, yang menarik, tiga minggu kemudian, konektivitas dalam jaringan ini tetap lebih longgar dibandingkan sebelum mengonsumsi psilocybin.

“Mereka benar-benar mendesinkronkannya untuk sementara waktu,” jelas peneliti lain, Joshua Siegel “Dalam jangka pendek, hal ini menciptakan pengalaman psikedelik. Namun, dalam jangka panjang, otak bisa menjadi lebih fleksibel dan berpotensi mencapai kondisi yang lebih sehat.”

Potensi Terapi Psikedelik

Kondisi longgarnya konektivitas otak yang bertahan lama ini disebut memunculkan “efek cahaya senja” psikedelik, yaitu fase setelah penggunaan psilocybin atau LSD di mana seseorang merasa pikirannya lebih jernih, masalah mentalnya berkurang, dan pola pikirnya terasa lebih terbuka.

Para peneliti menduga bahwa desinkronisasi halus yang bertahan lama inilah yang menjadi dasar efek terapeutik dari psikedelik terhadap depresi, trauma, atau gangguan kecemasan.

Walaupun penelitian ini masih berskala kecil, hasilnya memperkuat pandangan bahwa psilocybin berpotensi menjadi terapi medis alternatif bagi masalah kesehatan mental, dengan catatan tetap dilakukan di bawah pengawasan medis dan regulasi ketat.

Menarik sekali, bukan? Namun, mungkinkah hal ini diterapkan di Indonesia? Hm, mari kita nantikan perkembangan selanjutnya ya, Gez! (Siti Khatijah/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: