BerandaHits
Selasa, 17 Feb 2025 15:28

Duh, Gelaran Wayang Kulit TBRS Semarang Terancam Terdampak Efisiensi Anggaran

Gelaran wayang kulit di TBRS Kota Semarang bakal terdampak efisiensi anggaran. (Jatengprov/Handy)

Gelaran wayang kulit yang biasanya rutin diadakan setiap Jumat Kliwon di TBRS Semarang terancam semakin berkurang frekuensinya gara-gara hal ini.

Inibaru.id – Seiring dengan perkembangan zaman, bukan hal mudah untuk melihat gelaran wayang kulit. Sayangnya, efisiensi anggaran yang diberlakukan pemerintah juga mengancam gelaran wayang kulit yang biasanya digelar di Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) Semarang setiap Jumat Kliwon. Besar kemungkinan akan semakin berkurang frekuensi pentasnya.

Sebagaimana kita ketahui, gelaran wayang kulit termasuk dalam pementasan seni yang cukup mahal karena banyaknya pihak yang harus dilibatkan setiap kali pementasan. Makanya, salah satu pementasan seni kelas atas ini biasanya baru bisa kita lihat jika ada orang yang cukup berada atau punya jabatan penting sedang menggelar hajatan.

Di TBRS Kota Semarang, gelaran wayang kulit juga belum tentu hadir sebulan sekali, karena hanya digelar setiap Jumat Kliwon dalam 33 tahun belakangan. Sayangnya, frekuensi gelaran warisan budaya istimewa yang sebenarnya sudah langka ini bakal jadi semakin langka dan bahkan nggak tentu gara-gara terdampak efisiensi anggaran.

Hal inilah yang diungkap Kabid Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Saroso. Dia sendiri menyayangkan jika nantinya gelaran wayang kulit di TBRS Semarang berkurang hingga jadi lima atau enam kali saja dalam setahun.

“Biasanya kan digelar sepuluh atau sebelas kali daalam setahun. Tapi karena efisiensi, mungkin tinggal lima atau enam kali. Cukup disayangkan karena antusiasme masyarakat cukup tinggi. Penonton sudah hapal kapan ada gelaran di situ,” ungkap Saroso sebagaimana dinukil dari Tribun Jateng, Senin (17/2/2025).

Antusiasme masyarakat menonton gelaran wayang kulit di TBRS Semarang cukup tinggi. (Betanews/Tomy Yunius)

Apa yang diungkap Saroso diamini dalang Ki Sigid Ariyanto yang sudah rutin mentas di TBRS Semarang sejak 2014. Saking tingginya antusiasme warga yang menonton wayang di sana, kalau sukses bikin puas penonton di sana, para dalang bisa merasakan kepuasan tersendiri.

“Gelaran wayang kulit di TBRS itu pementasan bergengsi. Nggak sembarang dalang berani pentas di sini karena penontonnya itu penggemar wayang semua yang kritis. Kalau jelek ya dibilang jelek, kalau bagus ya dibilang bagus,” cerita laki-laki asli Rembang tersebut sebagaimana dilansir dari Jatengprov. (28/2/2019).

Di sisi lain, nggak hanya soal masyarakat yang nantinya kehilangan hiburan, Saroso khawatir pengurangan frekuensi gelaran wayang kulit ini bakal berdampak pada penjualan pelaku usaha di kawasan TBRS Semarang yang biasanya baru ramai pembeli jika ada gelaran-gelaran budaya seperti wayang kulit.

“Kalau berkurang, tentu bakal berdampak pada ekonomi sekitarnya. Makanya, saya berharap wacana efisiensi anggaran ini nantinya dikaji ulang oleh wali kota yang baru,” harap Saroso.

Semoga saja harapan Saroso bisa terwujud ya, sehingga gelaran wayang kulit di TBRS Kota Semarang bisa tetap berjalan seperti semula. Sebelum frekuensinya semakin berkurang, yuk kita sering-sering menonton pementasan seni yang semakin langka ini, Millens? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: