BerandaHits
Jumat, 29 Jun 2023 14:00

Deretan Karya Suarakan Kegelisahan Masyarakat Pesisir Jateng

Puisi karya seorang anak kecil bernama Janah turut mejeng di pagar gedung Gubernur Jawa Tengah. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Ingin mendapat gambaran seperti apa kesedihan para warga yang tinggal di pesisir Jawa Tengah? Tengoklah karya-karya yang terpampang di depan Gedung Gubernur Jawa Tengah!

Inibaru.id - Di antara deretan karya yang dipajang di pagar besi kantor Gubernur Jawa Tengah saat Aksi Kamisan Semarang beberapa waktu lalu, ada satu karya puisi yang menggugah hati saya.

Puisi tersebut sepertinya ditulis oleh anak kecil, terlihat dari tutur bahasa dan gaya tulisan yang tidak terlalu rapi. Menggunakan spidol hitam dan kertas putih, si pemilik karya, Janah, mengungkapkan keresahan banjir rob yang menggenangi tempat tinggalnya.

Puisi karya Janah berjudul "Kisah di Desaku". Dengan cara bertutur yang polos dan sederhana khas anak kecil, dia menyampaikan penderitaannya yang tidak leluasa bermain layaknya teman-teman sebaya.

"Zaman dahulu aku suka bermain juga memetik sayuran dan buah-buahan. Aku juga ingin bermain lagi kayak dulu, bisa memetik sayuran dan buah-buahan. Sekarang aku tidak bisa bermain lagi gara-gara ada air," tutur Janah dalam secarik kertas.

Tulisan Janah adalah satu dari banyak karya yang dipajang saat Aksi Kamisan Semarang. Itu merupakan 'buah tangan' dari pengamatan langsung mengenai kondisi pesisir di Desa Timbulsloko, Kabupaten Demak.

Suarakan Lewat Lukisan

Lukisan karya Febi Nur Anggraini. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Berbeda dengan Janah, Febi Nur Anggraini menyuarakan persoalan pesisir Demak lewat lukisan. Lukisan yang proses pembuatannya membutuhkan waktu lima hari itu diberi nama "Abrasi".

Dalam karyanya itu, perempuan yang biasa disapa Febi tersebut ingin memperlihatkan kondisi permukiman Timbulsloko yang tanahnya semakin terkikis oleh genangan air laut. Sepanjang pengamatannya di sana, penyebab air laut masuk ke pemukimanan warga dikarenakan tidak banyak tanaman mangrove. Tak sedikit pula tanaman mangrove yang mati.

"Sekumpulan kecil pohon mangrove jelas tidak akan mampu menyelamatkan seluruh permukiman," kata Febi.

Untuk mengatasi persoalan pelik di pesisir Demak, Febi sangat berharap ada campur tangan pemerintah. Dia tak ingin penduduk di Timbulsloko tenggelam dan hanya menyisahkan kenangan.

"Masyarakat sudah berusaha mengatasi banjir rob dengan melakukan reboisasi mangrove. Tapi mangrove muda belum mampu menghalangi terjadinya abrasi," jelasnya.

Kampayekan ke Publik

Seorang orator Aksi Kamisan Semarang sedang menunjukkan karya-karya yang ditempel di pagar besi. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Salah seorang perwakilan Aksi Kamisan Semarang Iqbal Alma Ghosan Altofani mengaku tidak akan berhenti menyuarakan isu pesisir di depan gedung Gubernur Jawa Tengah saja. Dalam sebulan, dia bersama kawan-kawannya akan berkeliling Kota Semarang membawa karya-karya tersebut.

"Kami merasa ada isu yang sangat penting, sebab selama puluhan tahun sampai detik ini belum ditangani. Warga pesisir Pekalongan, Semarang, dan Demak terpaksa berdamai dengan banjir rob," ucap lelaki yang akrab disapa Iqbal.

Lalu, apa sih yang menjadi harapan Iqbal dan kawan-kawan peduli lingkungan? Iqbal menjelaskan, dirinya ingin pembangunan industri di wilayah-wilayah pesisir khususnya di tiga daerah yang terancam tenggelam segera dihentikan. Dia juga mau pemerintah nggak lagi membuka industri baru di wilayah pesisir Kota Lunpia.

"Kenapa beban-beban industri masih diletakkan di pesisir? Data mengenai pengelolaan air bawah tanah saja pemerintah tidak punya," tandasnya.

Melihat berbagai kritikan dari anak muda soal permasalahan di pesisir Jawa Tengah, sudah sepatutnya pemerintah mau mendengarkannya. Kita semua berharap para pemegang kekuasaan segera membuat kebijakan yang dapat menyelamatkan daerah pesisir tersebut ya, Millens! (Fitroh Nurikhsan/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: