Inibaru.id – Banjir di Kabupaten Demak telah meluas hingga tiga kecamatan, antara lain Kecamatan Sayung, Bonang, dan Karangtengah. Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Demak pada 7 Februari 2025, total desa yang terdampak sebanyak 16 desa.
Cuaca ekstrem yang melanda selama beberapa sepekan terakhir ini telah merendam 4.508 rumah, tujuh perkantoran, 37 sekolah, 48 tempat ibadah, dan satu pasar tradisional. Selain itu, lahan pertanian seluas 415 hektare dipastikan gagal panen karena bencana ini.
Menurut data infografis BPBD Demak, kronologis banjir bermula dari intensitas curah hujan yang tinggi sejak 18 Januari lalu.
Kondisi drainase buruk dan beberapa sungai mengalami sedimentasi tinggi, sehingga air meluap hingga menggenangi permukiman warga.
Akses Jalan Lumpuh
Hingga saat ini, banjir belum juga menunjukkan tanda-tanda akan surut. Sejumlah akses jalan telah lumpuh total, termasuk jalur alternatif Semarang-Demak yang melewati Desa Kalisari menuju Genuk Pamongan Semarang. Ketinggian banjir di area tersebut antara 20-40 sentimeter terbentang sepanjang dua kilometer.
Sebanyak 14.302 KK atau 53.489 jiwa diperkirakan telah terkena dampak banjir. Saat ini pemerintah daerah sedang berupaya memberikan bantuan dan penanganan banjir di wilayah terdampak.
Plt BPBD Demak Haris Wahyudi Ridwan mengatakan, pihaknya telah mengerahkan beberapa pompa air ke beberapa titik, di antaranya satu unit di depan SDN 1 Sayung, empat unit di depan Balai Desa Sayung, dan satu unit di Dukuh Ngepreh, Desa Sayung.
Selain itu, satu unit pompa juga dipasang di Desa Sayung Kidul, dua unit di Kalipenceng Desa Kalisari, satu unit di sungai Pendilan, satu unit di Desa Prampelan, dan satu unit di Perempatan Onggorawe Desa Loireng.
“Kebutuhan mendesak di antaranya pompa air, pembuatan sabuk desa, karung zak, normalisasi sungai dan drainase, maupun sembako,” terang Haris dalam rilis resmi yang diterima Inibaru.id pekan ini.
Beberapa Titik Pengungsian
Haris menuturkan, BPBD Demak juga menyediakan beberapa titik pengungsian. Saat ini sudah ada 199 jiwa atau 67 KK warga yang mengungsi. Lokasi pengungsian berada di Balai Desa Prampelan, Balai Desa Batu, dan musala Desa Batu.
“Desa Prampelan Kecamatan Sayung ada 55 KK atau 146 jiwa mengungsi di balai desa, Desa Batu Kecamatan Karangtengah ada 5 KK atau 15 jiwa di balaidesa, dan 12 KK atau 38 jiwa di musala,” terangnya.
Sementara, sebagian warga terdampak masih memilih bertahan di rumah masing-masing. Mereka mulai kesulitan makanan dan air bersih dan mengharapkan bantuan. Salah satunya Asib, warga Desa Sayung yang saat ini mengaku hanya bisa mengandalkan sisa logistik yang masih ada.
Dia berharap pemerintah daerah segera membentuk dapur umum di wilayah tersebut, karena masih banyak warga yang berada di lokasi banjir dan belum memutuskan untuk mengungsi.
“Semoga pemerintah segera memberikan bantuan, karena aktivitas susah, jalan sudah terendam semua,” harapnya. (Sekarwati/E10)