BerandaHits
Selasa, 21 Mar 2022 11:00

Cerita Satu Selokan yang Jadi Penyebab Rasa Masakan Yogyakarta Manis

Buk Renteng, salah satu bagian dari Kanal Van Der Wijck yang mendukung industri tebu Yogyakarta di masa penjajahan Belanda. (Instagram.com/bionmotret)

Percaya nggak, salah satu hal yang mempengaruhi rasa masakan Yogyakarta jadi manis adalah keberadaan sebuah selokan? Yap, selokan itu adalah Selokan Van Der Wijck yang ada di Kabupaten Sleman. Kok bisa, ya?

Inibaru.id – Selain tempat wisata yang menarik, ada satu hal lain yang bikin Yogyakarta unik, yakni rasa masakannya yang cenderung manis. Nah, kamu tahu nggak, kalau salah satu penyebab rasa masakan Yogyakarta manis itu adalah sebuah selokan. Yap, kamu nggak salah baca, Millens. Beneran selokan. Tapi, nama selokannya sama sekali nggak khas Jawa, yakni Selokan Van Der Wijck.

Selokan ini juga dikenal dengan nama lain, yakni Kanal Van Der Wijck. Lokasinya ada di perbatasan Kecamatan Minggir dan Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman. Meski begitu, jangan pikir selokan ini untuk pembuangan air kotor ya. Selokan ini sebenarnya adalah saluran irigasi yang dibangun pada zaman penjajahan Belanda.

Oya, ada satu bagian dari Selokan Van Der Wijck yang cukup terkenal, yakni Buk Renteng. Bentuknya mirip sebuah benteng dengan sejumlah lubang terowongan di bawah. Terowongan ini bahkan bisa dilewati kendaraan, lo. Jadi, posisi sungainya ada di atas jalan dan menyeberangi sungai lainnya. Unik banget, ya?

Omong-omong, Kanal Van Der Wijck dibangun pada 1 Agustus 1909. Saat itu, Yogyakarta masih dipimpin oleh Sri Sultan Hamengkubuwono VIII. Beda dengan Selokan Mataram yang dibuat agar rakyat Yogyakarta nggak dilibatkan dalam kerja rodi, Selokan Van Der Wijk sebenarnya murni dibuat untuk kebutuhan Belanda yang sedang menggencarkan perkebunan tebu sejak akhir abad ke-19, khususnya di wilayah Sleman barat.

Pada masa itu, tepatnya 1893 sampai 1899, Hindia Belanda dipimpin oleh Gubernur Jenderal Herman Aart van der Wijck. Pemerintahannya menggagas program cultuuralstelsel alias tanam paksa. Di banyak tempat, warga dipaksa menanam tumbuhan yang dianggap bisa dijadikan komoditi ekspor menguntungkan bagi Belanda, Millens.

Kanal Van Der Wijck jadi saluran irigasi untuk perkebunan tebu di masa tanam paksa. (Kabareminggir.com)

Salah satu tumbuhan yang banyak ditanam di Yogyakarta pada masa itu adalah tebu. Demi memastikan tebu ini diolah dengan baik, 19 pabrik gula pun dibangun di Yogyakarta, khususnya di area Sleman dan Bantul. Salah satunya adalah PG Sendangpitu yang hanya berjarak 100 meter dari Selokan Van Der Wijck.

Keberadaan selokan ini memastikan perkebunan-perkebunan tebu di area Sleman bisa mendapatkan pengairan yang cukup. Alhasil, tebu pun bisa tumbuh subur dan bisa diolah di pabrik-pabrik gula di Yogyakarta. Dampaknya, wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah dibanjiri produk gula.

Prof. Dr. Ir Murdijati Gardjito, Guru Besar Ilmu dan Teknologi Pangan UGM menyebut keberadaan pabrik-pabrik gula di Yogyakarta dan Jawa Tengah membuat masyarakat di sana terbiasa mengolah makanan dengan gula. Hal ini membuat banyak kuliner khas kedua provinsi tersebut, khususnya Yogyakarta terasa manis. Kondisi ini masih bertahan hingga sekarang, Millens.

"Berbeda dengan (rasa kuliner) masyarakat Jawa Barat, karena di sana gula masih jarang dan jauh dari Jawa Tengah yang banyak memproduksi gula,” ungkap Murdijati, Senin (10/8/2020).

Tanpa adanya Selokan Van Der Wijck, bisa jadi proyek perkebunan tebu di zaman kolonial nggak berhasil dan akhirnya rasa kuliner Yogyakarta nggak manis.

Kini, Selokan Van Der Wijck tetap berfungsi sebagai saluran irigasi. Bedanya, bukan lagi perkebunan tebu yang memanfaatkannya, melainkan sawah-sawah milik penduduk. Konon, 20 ribu hektare sawah bisa mendapatkan pasokan air dari kanal ini, lo.

Wah, nggak nyangka ya, Millens cerita sebuah selokan bisa memengaruhi rasa masakan Yogyakarta hingga sekarang. (Kab, Moj, Kom/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Cantiknya Deburan Ombak Berpadu Sunset di Pantai Midodaren Gunungkidul

8 Nov 2024

Mengapa Nggak Ada Bagian Bendera Wales di Bendera Union Jack Inggris Raya?

8 Nov 2024

Jadi Kabupaten dengan Angka Kemiskinan Terendah, Berapa Jumlah Orang Miskin di Jepara?

8 Nov 2024

Banyak Pasangan Sulit Mengakhiri Hubungan yang Nggak Sehat, Mengapa?

8 Nov 2024

Tanpa Gajih, Kesegaran Luar Biasa di Setiap Suapan Sop Sapi Bu Murah Kudus Hanya Rp10 Ribu!

8 Nov 2024

Kenakan Toga, Puluhan Lansia di Jepara Diwisuda

8 Nov 2024

Keseruan Pati Playon Ikuti 'The Big Tour'; Pemanasan sebelum Borobudur Marathon 2024

8 Nov 2024

Sarapan Lima Ribu, Cara Unik Warga Bulustalan Semarang Berbagi dengan Sesama

8 Nov 2024

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024