BerandaHits
Senin, 17 Mar 2024 11:25

Cerita Kaus Barong Bali Bisa Jadi Begitu Populer Seperti Sekarang

Kaus barong Bali. (IG/Natasha Wilona)

Tahu nggak, kaus barong Bali yang kerap dijadikan oleh-oleh itu ditemukan pada 1969 secara nggak sengaja? Seperti apa ya cerita perjalanannya?

Inibaru.id – Oleh-oleh khas Bali apa yang paling kamu suka? Selain makanan atau pernak-pernik khas Bali, terkadang ada lo yang membawa kaus barong sebagai oleh-oleh. Maklum, kaus barong Bali memang seikonik itu.

Tapi, pernah nggak sih kamu kepikiran mengapa kaus barong bisa jadi identik dengan Bali pada masa sekarang? Kalau soal itu, yuk kita simak ceritanya Berikut ini, Millens.

Kalau kamu penasaran dengan siapa tokoh yang mempopulerkan kaus barong Bali, dia adalah Pande Ketut Krisna yang baru saja berpulang pada 29 Februari 2024 di RSUP Sanglah, Bali. Menurut cerita anaknya, Pande Nyoman Yudi Sutrisna, kaus barong nggak sengaja ditemukan ayahnya tatkala sedang melakukan inovasi kain tenun khas Bali, yaitu kain endek.

Jadi, ceritanya pada 1969, tatkala Pande Ketut Krisna masih tingal di Gianyar, dia pengin membuat kain endek Bali punya warna yang lebih bervariasi. Kala itu, kombinasi warnanya memang terbatas dua warna saja.

“Dulu kan kombinasi warnanya hanya dua. Kalau warna dasarnya hitam paduannya biru atau hijau, cokelat, dan lain-lain,” ungkap Pande Nyoman Yudi Sutrisnya sebagaimana dilansir dari Antara, Rabu (6/3/2024).

Pande Ketut Krisna, penemu kaus barong Bali. (IG/Arjuna Gagapan Bali)

Saat melakuakn eksperimen, Pande Ketut Krisna mencelupkan benang tenun ke berbagai warna. Pada akhirnya, dia mampu membuat kombinasi kain endek jadi lebih meriah. Dia pun menyebut warna-warna meriah ini sebagai catrian. Nah, temuan ini kemudian terus dikembangkan hingga akhirnya berakhir dengan terciptanya kaus barong.

Meski warnanya meriah, Pande Ketut Krisna punya cara agar kaus barong Bali cepat menarik perhatian, yaitu dengan membuat desain gambarnya sederhana saja agar lebih mudah dibuat.

“Bentuknya memang kita buat yang paling sederhana. Kalau yang digambar Barong Ketet (Ket), susah,” ungkap Pande Ketut Krisna pada 2023.

Kaus ini kemudian dijual di sejumlah tempat wisata yang ada di Kuta dan Ubud. Karena bentuknya yang unik, dan harganya yang terjangkau, saat 1969 Rp1.500 saja, kaus ini cepat populer di kalangan masyarakat Bali ataupun wisatawan. Lambat laun, kaus barong dianggap sebagai oleh-oleh khas Bali yang diburu banyak orang, termasuk orang-orang dari luar negeri. Apalagi, kausnya adem dan sangat nyaman dipakai untuk berbagai keperluan.

Hingga akhir hayatnya, Pande Ketut Krisna memilih untuk nggak mematenkan kaus barong Bali ciptaannya. Tapi, dia berharap pemerintah setempat mematenkannya agar hak cipta dari busana ini tetap jadi milik dan ciri khas masyarakat Bali.

Cukup menarik ya cerita kaus barong Bali, ya, Millens. Turut berduka cita atas meninggalnya pencipta busana ini, Pande Ketut Krisna. Semoga saja acara pengabenannya di Setra Beng, Gianyar pada 10 April 2024 nanti bakal berjaan dengan lancar. (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT