BerandaHits
Selasa, 6 Des 2021 13:00

Catatan Erupsi Semeru Sejak 1818; Letusan Nggak Pernah Bisa Ditebak

Erupsi Semeru pada Sabtu (4/12/2021) cukup mengerikan. (Act.id)

Letusan Semeru pada Sabtu (4/12/2021) kemarin sangatlah dahsyat sehingga menimbun banyak rumah, merenggut belasan nyawa, dan membuat banyak orang lain masih hilang. Ternyata, catatan erupsi Semeru sejak 1818 menunjukkan fakta kalau letusan gunung ini nggak pernah bisa ditebak.

Inibaru.id - Erupsi Gunung Semeru pada Sabtu (4/12/2021) menyisakan duka mendalam bagi banyak orang. Nggak hanya memicu kerusakan parah dan tertimbunnya banyak rumah, setidaknya 14 orang sudah dipastikan meninggal. Yang ironis, dua korban yang ditemukan di Dusun Curah Kobokan, Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, yang merupakan ibu dan anak berada dalam kondisi berpelukan.

Hinga Minggu (5/12) sore, relawan yang berusaha mencari korban yang tertimbun material vulkanik mengaku kesulitan untuk melakukan evakuasi. Nggak hanya jumlah material yang sangat luar biasa banyaknya, material itu sebenarnya masih dalam kondisi panas.

Catatan erupsi Semeru sudah bisa dirunut sejak 1818 lalu. Sejak saat itu, gunung tertinggi di Pulau Jawa ini sudah ratusan kali mengalami erupsi. Letusan Gunung Semeru juga nggak bisa ditebak. Nggak semuanya adalah letusan tunggal atau sekali meletus lalu berhenti. Terkadang, erupsi bisa berlangsung berurutan terus-menerus.

Sebenarnya, menurut pakar, erupsi yang terjadi pada Sabtu (4/12) lalu masih masuk dalam rangkaian erupsi yang dimulai pada 1 April 2014. Namun, frekuensinya yang memang nggak sering membuat orang seakan-akan nggak menyadari kalau Semeru seperti baru mengalami erupsi hebat.

Berdasarkan data dari Volcanic Explosity Index (VEI), letusan Semeru pada Sabtu lalu masuk dalam skala 3 dari angka 0-8. Artinya, daya ledak dan volume material yang disemburkan gunung ini cukup besar. Angkanya setara dengan erupsi Gunung Merapi saat periode 11 Mei 2018 sampai 21 Juni 2020, Millens.

Kalau dibandingkan dengan Gunung Sinabung yang erupsi pada periode 15 September 2013 sampai 30 Agustus 2018, masih lebih rendah. Angka VEI erupsi gunung di Sumatera Utara itu ada di angka 4.

Warga mengungsi dari wilayah yang terdampak erupsi Semeru. (AFP/Juni Kriswanto)

Satu hal yang pasti, Gunung Semeru masih berada di Level 2 atau Waspada. Hal ini diungkap oleh Kementerian ESDM. Meski begitu, aktivitas kegempaan gunung ini yang dipengaruhi aktivitas vulkanik di dalamnya masih belum menunjukkan peningkatan yang signifikan.

Pakar vulkanologi senior Surono menyebut erupsi gunung, termasuk yang terjadi di Semeru nggak pernah bisa dipastikan kapan terjadi. Jadi, kalau ada yang bilang bisa diprediksi sehingga warga bisa diminta pergi sebelumnya, kurang tepat. Meski begitu, tanda-tanda erupsi memang bisa diamati dan dijadikan patokan.

Caranya, tentu saja dengan pengamatan secara rutin dan berkala oleh Otoritas Kegunungapian. Pengamatan ini bisa menghasilkan laporan terkait gempa letusan, guguran, hembusan, hingga saran radius aman bagi warga sekitar.

Selain itu, masyarakat sekitar juga harus mendapatkan edukasi terkait dengan tanda-tanda erupsi, pemahaman terkait dengan kondisi gunung, hingga cara atau jalur evakuasi jika kemudian terjadi erupsi.

Kamu tahu sendiri kan, kemarin di media sosial viral video-video orang yang seperti memilih untuk merekam orang yang ingin melihat lahar atau awan panas dari dekat. Padahal, seharusnya segera menyelamatkan diri.

Apapun itu, turut berduka atas erupsi Gunung Semeru kemarin ya, Millens. Mengingat kita tinggal di negara rawan bencana, khususnya erupsi dan gempa yang bisa menerjang kapan saja, selalu siapkan mitigasi ya agar bisa selamat. (Kom/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: