Inibaru.id - Ada banyak buku atau artikel tentang informasi mengasuh anak di internet, sebaliknya sedikit informasi yang mengulas bagaimana cara bijak merawat orang tua yang sudah lanjut usia. Padahal, membersamai anak maupun orang tua sama-sama membutuhkan ilmu yang benar.
Lansia membutuhkan banyak perhatian dan pertolongan kita, sebagai orang yang lebih muda, karena beberapa permasalahan yang timbul di usia senja. Salah satu yang sering menjadi tantangannya adalah kerentanan emosi dan tingkat stres para lanjut usia ini.
Psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia Tara de Thouars memberikan kiat bagi anak-anak menghadapi orangtua yang sudah lanjut usia berdasarkan emosi yang dominan dari dirinya, seperti cemas, sedih, dan marah.
"Yang perlu kita perhatikan, lebih kepada emosi apa yang biasanya paling dominan dia rasakan, cemas, marah, dan sedih. Karena menghadapi ketiga emosi ini caranya berbeda," kata Tara dalam sebuah acara di Jakarta, Rabu (15/3).
Apabila emosinya dominan cemas, semisal khawatir pada masa depan, maka anak bisa menghadapinya dengan memberikan rasa aman karena ini yang orang tua butuhkan.
"Ketika menghadapi orang cemas, yang dibutuhkan adalah rasa aman. Maksudnya, 'Enggak apa-apa kok ma, ada aku di sini. Kalau uangnya belum ketemu. 'Enggak apa-apa ma, mama enggak butuh uang sebanyak itu kok'," tutur Tara mencontohkan.
Tetapi kalau emosi orangtua didominasi kesedihan yang biasanya lebih banyak keputusasaan semisal dengan mengatakan dirinya tidak lagi berguna atau berarti, cara menghadapinya dengan memberinya pujian yang mengangkat kepercayaan dirinya.
"Kalau seperti itu, berarti kita perlu mengangkat orangtua kita. 'Mama tuh jago masak, aku saja enggak bisa masak," ucap Tara.
Sementara apabila orangtua cenderung menunjukkan kemarahan seperti merasa belum siap tua, anak bisa membantu mereka untuk menerima kondisinya. Tara mengatakan, stres merupakan hal normal yang dialami seseorang seiring dengan berbagai perubahan, semisal fisik. Mungkin belum tentu semua orang dan lansia bisa menerima kondisinya dengan baik.
Dia berpesan, apabila emosi orangtua nggak stabil, menandakan dia belum mampu beradaptasi dengan kondisinya sehingga penting bagi anak-anak dan orang sekitarnya untuk nggak tersinggung atau kesal.
"Kalau kita bawa itu personally, kita akan terbawa emosi sendiri dan ini bikin kita jadi ikutan stres," kata Tara.
Dia menuturkan, seseorang bisa merasa frustrasi ketika nggak lagi bisa melakukan aktivitas fisik yang bisa mereka lakukan waktu muda. Untuk itu sangat penting bagi seseorang yang memasuki usia lanjut untuk tetap aktif sambil menjaga interaksi sosialnya. Menurut dia, inilah kunci bahagia.
Menurut Tara, salah satu yang bisa dilakukan agar bahagia yakni terus melakukan hobi atau mempelajari hal baru yang dapat merangsang kemampuan kognisi sehingga dapat mendukung kesehatan mental.
"Dengan fisik yang sehat dan motivasi diri yang baik, usia tidak menjadi halangan untuk tetap produktif dan berkarya," pungkas Tara.
Jadi, seperti kita yang masih muda, para orang lanjut usia juga memiliki emosi. Sebagai anak yang mendampingi, kita sebaiknya paham akan hal itu dan selalu sabar menghadapinya. (Siti Khatijah/E05)
Artikel ini telah terbit di Media Indonesia dengan judul Tips Menghadapi Lansia Berdasarkan Jenis Emosi Mereka.