BerandaHits
Minggu, 18 Mar 2023 11:01

Cara Menyikapi Lansia Berdasarkan Jenis Emosinya

Ilustrasi: Tantangan merawat lansia adalah menghadapi kerentanan emosi dan tingkat stres mereka. (Time)

Seseorang memiliki emosi dominan yang berbeda-beda. Di usia lanjut, emosi itu pun terus melekat sehingga memengaruhi kondisi mentalnya. Nah, untuk menghadapinya, kita harus sesuaikan berdasarkan jenis emosi mereka.

Inibaru.id - Ada banyak buku atau artikel tentang informasi mengasuh anak di internet, sebaliknya sedikit informasi yang mengulas bagaimana cara bijak merawat orang tua yang sudah lanjut usia. Padahal, membersamai anak maupun orang tua sama-sama membutuhkan ilmu yang benar.

Lansia membutuhkan banyak perhatian dan pertolongan kita, sebagai orang yang lebih muda, karena beberapa permasalahan yang timbul di usia senja. Salah satu yang sering menjadi tantangannya adalah kerentanan emosi dan tingkat stres para lanjut usia ini.

Psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia Tara de Thouars memberikan kiat bagi anak-anak menghadapi orangtua yang sudah lanjut usia berdasarkan emosi yang dominan dari dirinya, seperti cemas, sedih, dan marah.

"Yang perlu kita perhatikan, lebih kepada emosi apa yang biasanya paling dominan dia rasakan, cemas, marah, dan sedih. Karena menghadapi ketiga emosi ini caranya berbeda," kata Tara dalam sebuah acara di Jakarta, Rabu (15/3).

Ilustrasi: Ketika orang tua memiliki emosi dominan cemas, maka anak bisa menghadapinya dengan memberikan rasa aman. (Istimewa)

Apabila emosinya dominan cemas, semisal khawatir pada masa depan, maka anak bisa menghadapinya dengan memberikan rasa aman karena ini yang orang tua butuhkan.

"Ketika menghadapi orang cemas, yang dibutuhkan adalah rasa aman. Maksudnya, 'Enggak apa-apa kok ma, ada aku di sini. Kalau uangnya belum ketemu. 'Enggak apa-apa ma, mama enggak butuh uang sebanyak itu kok'," tutur Tara mencontohkan.

Tetapi kalau emosi orangtua didominasi kesedihan yang biasanya lebih banyak keputusasaan semisal dengan mengatakan dirinya tidak lagi berguna atau berarti, cara menghadapinya dengan memberinya pujian yang mengangkat kepercayaan dirinya.

"Kalau seperti itu, berarti kita perlu mengangkat orangtua kita. 'Mama tuh jago masak, aku saja enggak bisa masak," ucap Tara.

Sementara apabila orangtua cenderung menunjukkan kemarahan seperti merasa belum siap tua, anak bisa membantu mereka untuk menerima kondisinya. Tara mengatakan, stres merupakan hal normal yang dialami seseorang seiring dengan berbagai perubahan, semisal fisik. Mungkin belum tentu semua orang dan lansia bisa menerima kondisinya dengan baik.

Dia berpesan, apabila emosi orangtua nggak stabil, menandakan dia belum mampu beradaptasi dengan kondisinya sehingga penting bagi anak-anak dan orang sekitarnya untuk nggak tersinggung atau kesal.

"Kalau kita bawa itu personally, kita akan terbawa emosi sendiri dan ini bikin kita jadi ikutan stres," kata Tara.

Dia menuturkan, seseorang bisa merasa frustrasi ketika nggak lagi bisa melakukan aktivitas fisik yang bisa mereka lakukan waktu muda. Untuk itu sangat penting bagi seseorang yang memasuki usia lanjut untuk tetap aktif sambil menjaga interaksi sosialnya. Menurut dia, inilah kunci bahagia.

Menurut Tara, salah satu yang bisa dilakukan agar bahagia yakni terus melakukan hobi atau mempelajari hal baru yang dapat merangsang kemampuan kognisi sehingga dapat mendukung kesehatan mental.

"Dengan fisik yang sehat dan motivasi diri yang baik, usia tidak menjadi halangan untuk tetap produktif dan berkarya," pungkas Tara.

Jadi, seperti kita yang masih muda, para orang lanjut usia juga memiliki emosi. Sebagai anak yang mendampingi, kita sebaiknya paham akan hal itu dan selalu sabar menghadapinya. (Siti Khatijah/E05)

Artikel ini telah terbit di Media Indonesia dengan judul Tips Menghadapi Lansia Berdasarkan Jenis Emosi Mereka.

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: