BerandaHits
Rabu, 1 Feb 2022 11:30

'Bu Guru, Mengapa di Atas Pohon Teratai Dewi Kwam Im Nggak Ada Kodoknya?'

Seorang guru Kelompok Bermain sedang memberi contoh sikap “pai ” atau cara menghormat dalam tradisi Tionghoa. (Istimewa)

Pertanyaan-pertanyaan menggelitik khas anak kecil bermunculan tatkala rombongan PAUD Sekolah Kucica seta Playgroup TK MOMICO Ungaran berkunjung ke Vihara Buddhagaya Watugong, Semarang. Mereka juga terlihat antusias melihat pagoda, lampion, hingga Patung Buddha!

Inibaru.id – Anak-anak yang mengenyam pendidikan di PAUD Sekolah Kucica seta Playgroup TK MOMICO Ungaran berkunjung ke Vihara Buddhagaya Watugong. Begitu memasuki halaman tempat ini, mereka langsung bersemangat untuk menaiki tangga ke arah Pagoda.

Namanya juga anak-anak, mereka seperti nggak mengindahkan arahan dari dua pendamping yang berasal dari Yayasan Buddhagaya. Padahal, seharusnya mereka masuk ke ruang Dhammasala dulu. Meski begitu, reaksi anak-anak langsung berubah tatkala melihat patung Buddha yang tinggi besar di tengah ruangan.

“Inilah Buddha, gurunya para umat Buddha,” ujar dua pendamping dari Yayasan Buddhagaya Wiwik dan Sehati sembari melihat ekspresi takjub dari anak-anak dengan usia dua sampai enam tahun tersebut.

Usai menjelaskan soal siapa Buddha, Wiwik dan Sehati juga nggak lupa meminta anak-anak untuk selalu menghormati anak-anak dan guru.

Setelah itu, mereka pun membiarkan anak-anak berkeliling Pagoda yang dihiasi berbagai ornamen menarik layaknya patung, lampion, hingga pohon Bodhi.

Anak-anak Usia Dini sedang memperhatikan patung Dewi Kwan Im yang berada di bawah pohon Boddhi. (Istimewa)

Menurut Kepala Sekolah Kucica Ertania Johana Maryasamara, sekolahnya memang sengaja melakukan kegiatan outing bagi anak-anak di Vihara Buddhagaya Watugong sebagai cara untuk memperkenalkan keberagaman di usia dini. Di samping itu, pemilihan tempat ini juga dianggap cocok dengan momentum Hari Raya Imlek 2022 yang jatuh pada 1 Februari.

“Kegiatan tatap muka terbatas ini kami manfaatkan untuk mengenalkan anak pada keberagaman agama dan budaya Indonesia, sehingga dapat memberikan pengalaman positif yang dapat dikenang anak-anak,” ungkap Ertania.

Meski sama sekali nggak didampingi orang tuanya, anak-anak ini terlihat antusias untuk melihat sekeliling. Bahkan, muncul pertanyaan khas anak-anak yang penasaran dengan hal yang baru mereka lihat.

Contohlah, siswa kelas TK B Tara Raya mengungkap pertanyaan menggelitik; “Bu Guru, mengapa di atas pohon teratai Dewi Kwam Im tidak ada kodoknya?”

Puluhan anak usia dini belajar mengenai keberagaman agama dan budaya Indonesia pada momentum Imlek 2022, di Vihara Buddhagaya Watugong Semarang. (Istimewa)

Sementara itu, Aig yang juga dari kelas TK B bertanya tentang lampion dan baju Cheongsam berwarna merah dan emas, serta adanya permen atau jeruk yang pernah dia lihat di karakter Mei-Mei yang ada di animasi Upin dan Ipin.

Pengelola PAUD MOMICO Sri Maslihah menyebut dua sekolah memang sengaja melakukan kolaborasi outing demi memberikan pelajaran tentang saling menghargai meski berbeda agama, suku, dan budaya.

Hal ini dibuktikan dengan adanya penjelasan tentang toleransi oleh pemandu dari Yayasan Buddhagaya saat rombongan berada di bawah pilar Ashoka. Omong-omong, pilar ini adalah simbol tepa selira yang artinya adalah saling menghargai atas berbagai perbedaan.

Outing ini kemudian ditutup dengan anak-anak yang menikmati rindangnya pohon Bodhi. Di bawah pohon berukuran besar ini, mereka terlihat asyik menikmati ornamen-ornamen seperti lampion berwarna merah, naga, hingga bunga teratai besar yang memanjakan mata.

Hm, semoga pengalaman ini bisa menanamkan toleransi antarumat beragama sejak dini ya, Millens? (IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: