BerandaHits
Jumat, 29 Jul 2021 18:00

Bedakan Buku Asli dan Palsu di Lapak Belakang Stadion Diponegoro Semarang

Berbagai macam buku asli dan palsu yang digabungkan sangat sulit dibedakan jika tidak teliti. (Inibaru.id/Kharisma Ghana Tawakal)

Yang dikira buku asli ternyata palsu; pernah mengalami hal tersebut saat membeli buku di belakang Stadion Diponegoro Semarang. Jangan sampai terulang! Simak tips dan trik berikut ini.

Inibaru.id – Buku-buku yang dijual di toko buku kenamaan memang terjamin keasliannya. Namun, harganya yang kadang kurang ramah di kantong membuat sebagian orang memilih membeli buku di lapak-lapak buku pinggir jalan yang harganya jauh lebih miring. Tentu saja dengan risiko kena tipu!

Kendati nggak selalu palsu, buku yang nggak dijual di toko buku resmi memang kerap diragukan orisinalitasnya. Dari segi harga, buku-buku palsu yang beredar di masyarakat dipastikan dibanderol jauh lebih murah, yang membuat orang tergiur untuk meminangnya. Hingga, tanpa sadar pembeli telah melanggar hak cipta.

Aturan hak cipta di Indonesia diatur melalui Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. Pasal yang terdiri atas empat ayat yang mengatur pelanggaran terhadap pembajakan serta hukuman bagi siapa saja yang melakukan komersialisasi karya orang lain.

Nah, memproduksi, mendistribusikan, atau membeli buku palsu, termasuk bagian dari pelanggaran hak cipta. Kamu tentu nggak pengin kena denda atau dibui lantaran membeli buku palsu, bukan?

Membedakan Buku Asli dan Palsu

Berbagai macam novel yang sulit dinilai keasliannya dan beberapa majalah anak-anak jaman dahulu. (Inibaru.id/Kharisma Ghana Tawakal)

Biar nggak bermasalah di kemudian hari, sebelum berbelanja buku di lapak pinggir jalan atau sentra buku laiknya di belakang Stadion Diponegoro Semarang, ada baiknya kamu lebih dulu mengetahui perbedaan buku asli dan palsu.

Apa saja yang harus diperhatikan?

1. Amati Cover Buku

Yuni, salah seorang penjual buku di kawasan stadion yang berlokasi di Jalan Ki Mangunsarkoro tersebut membeberkan sejumlah tips agar pembeli nggak tertipu saat membeli buku di lapak buku pinggir jalan. Satu hal yang paling mencolok dan gampang terlihat, Yuni menerangkan, adalah dari cover bukunya.

“Buku palsu itu biasanya dari cover saja sudah keliatan; agak ngeblur gambarnya dan kurang tajam teksnya," terang perempuan berjilbab tersebut, belum lama ini. "Kelihatan banget warna dan gambarnya.”

Namun demikian, Yuni menambahkan, butuh kejelian untuk mengamati perbedaan cover buku asli dengan yang palsu. Buku asli sudah pasti lebih tajam cetakannya, tapi hal itu cuma bisa dilihat kalau pembeli mengamatinya dengan saksama.

2. Jangan Terkecoh dengan Kerapian Isi

Cover buku asli dan palsu pasti memiliki perbedaan, meski sangat kecil. Namun, jangan pernah terkecoh dengan kerapian isi buku. Yuni mengatakan, teks di dalam buku asli dan palsu hampir mirip. Jadi, sangat sulit dibedakan.

“Buku palsu pun saat ini sisinya ada yang bagus banget, contohnya ini," ungkap Yuni sembari menunjukkan isi buku "replika" yang ada di tempatnya, "teksnya rapi seperti cetakan asli!”

3. Jangan Pula Terkecoh pada Kehalusan Kertas

Beberapa tahun lalu, kamu mungkin bisa melihat perbedaan buku asli dengan palsu hanya dengan melihat bahan kertasnya. Namun, Yuni membeberkan, saat ini banyak pembuat buku palsu yang berani bikin dengan kertas yang sehalus buku asli.

“Halus atau kasarnya kertas, sekarang produsen buku palsu pintar mengakalinya. Mereka punya stok kertas yang halus, mirip banget sama yang asli,” akunya.

Eko, salah seorang penjual buku di belakang Stadion Diponegoro Semarang yang memilih menjual buku-buku keperluan sekolah dan umum. (Inibaru.id/ Kharisma Ghana Tawakal)

4. Perhatikan Perbedaan Harganya

Ibarat ada harga ada rupa, buku palsu pasti dibanderol jauh lebih murah dari buku asli. Dibanding buku-buku di toko besar, harga buku di lapak pinggir jalan seperti yang ada di belakang stadion memang biasanya lebih murah, tapi selisihnya nggak bakal terlampau jauh.

Yuni mengungkapkan, toko buku besar atau lapak di tempatnya sama-sama disuplai dari distributor resmi. Nah, perbedaan harga terjadi karena toko besar membebankan biaya sewa toko dan upah karyawan pada harga buku, yang membuatnya jadi lebih mahal.

Namun, perbedaan itu nggak mungkin terlalu jauh. Ini berbeda dengan harga buku palsu yang menurut Yuni selisihnya bisa sampai 60 persen. Harga yang jauh lebih murah, lanjutnya, patut dicurigai.

"Eh, tapi kadang ada penjual yang nakal; menjual buku palsu tapi diberi label asli, harganya juga semahal buku asli," terang Yuni, mewanti-wanti.

5. Pasrah pada Kejujuran Penjual

Yuni nggak memungkiri, membedakan buku asli dengan palsu saat ini tidaklah mudah. Pada akhirnya, pembeli memang harus bergantung pada kejujuran penjual. Dia pun menyarankan agar membeli buku di tempat yang penjualnya bisa dipercaya, setidaknya mau jujur mengatakan mana yang asli dan palsu.

"Saya selalu berusaha jujur menerangkan pada pembeli; ini asli, yang ini KW (palsu). Kepercayaan itu mahal, jadi saya percaya kalau jujur pada pembeli, mereka bakal kembali beli buku di sini," ujarnya.

Yuni mengakui, saat ini dirinya memang masih menjual buku palsu, yang kerap disebut buku replika atau KW. Namun, dalam menjual dan mengedarkan buku tersebut, dia nggak segan mengedukasi calon pembelinya agar membeli buku asli.

"Nggak sedikit yang sengaja cari buku palsu; biasanya mahasiswa. Mereka beli yang murah, karena bukunya cuma dipakai satu semester saja," kata Yuni.

Wah, kamu termasuk mahasiswa yang masih suka beli buku palsu? Kurang-kurangin deh, Millens! Kalau nggak mampu beli yang asli, mending pinjam teman atau kakak angkatan, deh. Atau, pinjamlah ke perpus sembari nabung untuk beli yang asli! (Kharisma Ghana Tawakal/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: