BerandaHits
Selasa, 8 Mar 2021 15:10

Aneh, Bupati dan Pejabat Lain Nggak Ada yang Berani Masuk ke Dusun Ini

Banyak pejabat, termasuk bupati, yang nggak berani masuk ke Dusun Ngaglik. (Tagar/Randy Teguh Wibowo)

Sebuah dusun bernama Ngaglik di Desa Kedungasem, Kecamatan Sumber, Rembang, Jawa Tengah nggak pernah sekalipun dimasuki bupati atau pejabat lainnya. Ada mitos yang membuat mereka nggak berani melakukannya. Seperti apa sih mitos tersebut?

Inibaru.id - Sebuah desa yang muram dan penuh dengan mitos menyeramkan seperti dalam latar film Perempuan Tanah Jahanam tampaknya nggak hanya ada di dunia fiksi saja. Realitanya, ada sebuah dusun yang memiliki mitos sangat kuat. Saking kuatnya, bupati dan pejabat lainnya nggak ada yang berani masuk ke dusun ini.

Nama wilayah penuh mitos ini adalah Dusun Ngaglik yang berlokasi di Desa Kedungasem, Kecamatan Sumber, Rembang, Jawa Tengah. Desa ini dilingkupi mitos pembawa sial. Jadi katanya, kalau kamu punya jabatan seperti bidan atau pegawai negeri sipil (PNS) dan masuk ke sana, jabatanmu bisa saja hilang usai masuk ke wilayah dusun tersebut.

Masalahnya, mitos ini dipercaya oleh warga Desa Kedungasem. Hal ini membuat banyak orang takut untuk berurusan dengan berbagai hal yang terkait dengan Dusun Ngaglik.

Sebagai contoh, meski ada ibu akan melahirkan di dusun ini, bidan akan berpikir dua kali untuk mendatanginya. Mau nggak mau, warga dusunlah yang harus mengantarkannya ke bidan untuk membantu proses kelahiran. Bikin repot dan membahayakan banget, ya?

Sukarjan, salah seorang tokoh masyarakat dari Dusun Ngaglik mengaku kebingungan dengan anggapan orang-orang terkait mitos yang nggak rasional tersebut. Menurutnya, kalau orang sudah mengaku beragama, mestinya paham kalau nasib itu sudah kehendak Tuhan Yang Maha Esa, bukan karena masuk ke wilayah suatu desa.

“Segala sesuatu atas kehendak Allah SWT. Kalau cuma masuk Ngaglik saja menjadikan pangkat dicopot kan nggak mungkin, “ kata Sukarjan, Minggu (7/3/2021).

Bidan juga nggak mau datang mengunjungi ibu-ibu hamil dari Dusun Ngaglik. (iNews)

Nggak hanya bidan, pegawai pemerintah saja saat hendak memberikan bantuan sumur, nggak mau datang langsung ke Dusun Ngaglik. Untuk monitoring dan survei, sang pejabat hanya mewakilkannya ke perangkat desa. Hal ini membuat warga kurang berkenan.

"Pernah ada bantuan sumur. Pegawainya di balai desa, lalu kameranya dititipkan pak perangkat desa. Perangkat desa yang ngalahi datang ke sini, “ ujarnya.

Ketakutan nggak berdasar ini nggak hanya dilakukan di kalangan pejabat atau bidan saja. Para pekerja seni atau bahkan tukang kayu juga nggak mau masuk ke dusun tersebut. Alhasil, sangat jarang di dusun tersebut ada acara kebudayaan seperti tayub atau ketoprak. Kalau ada warga yang mau membangun atau merenovasi rumah, mau nggak mau kayu yang akan dipakai harus dibawa ke luar dusun terlebih dahulu untuk diolah. Ribet juga, ya?

“Saya sendiri mengalami mas. Kayu saya angkut keluar dusun. Kan akhirnya harus tambah anggaran untuk angkutan, tambah tenaga, tambah waktu. Jadi nggak hemat. Itu baru soal mau motong kayu lo, belum yang lain, “ ujarnya.

Bupati Belum Tepati Janji untuk Berkunjung

Keluhan warga Dusun Ngaglik ini sempat diutarakan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) kepada Bupati Rembang Abdul Hafidz. Di acara itu, sang bupati mengaku akan mampir ke dusun tersebut demi mematahkan mitos yang kadung keblinger. Sayangnya, hingga saat ini, janji sang bupati belum dipenuhi.

“Waktu bilang begitu warga ya seneng, tapi nyatanya juga belum ada datang ke sini. Pak Bupati kan kiai, masa nggak berani, “ katanya.

Hanya, ada sisi positif gara-gara mitos ini juga, Dusun Ngaglik jarang terjadi kasus kriminalitas. Di sana, nggak ada satu pun kasus kemalingan. Bahkan, banyak warga yang tenang-tenang saja meninggalkan sepeda motornya di luar rumah di malam hari.

Kalau kamu, berani nggak masuk ke Dusun Ngaglik, Millens? Ingat, ya, ini cuma mitos, lo. (Oke/IB28/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: