Inibaru.id - Pemerintah Kota Semarang merespons sejumlah kecelakaan di Jalan Prof Hamka atau kawasan Silayur, Kecamatan Ngaliyan; termasuk yang terbaru adalah kecelakaan yang menimpa minibus L300 yang mengangkut belasan anak TK dengan sebuah truk pada Rabu, 26 Februari 2025 lalu.
Wakil Wali Kota Semarang Iswar Aminuddin mengungkapkan, berdasarkan kajian Dinas Perhubungan, ada tiga opsi yang dinilai bisa menjadi solusi agar kecelakaan di Silayur bisa diminimalisasi dan nggak terulang. Solusi tersebut, dia menambahkan, terbagi menjadi tiga, yakni solusi jangka pendek, menengah, dan panjang.
3 Cara Antisipasi Kecelakaan di Silayur
1. Jangka Pendek
Sekretaris Dinas Perhubungan Danang Kurniawan mengatakan, solusi jangka pendek atau yang paling mendesak untuk mengantisipasi kecelakaan di Tanjakan Silayur adalah dengan melakukan pengaturan jam operasional kendaraan berat yang melintas di kawasan Ngaliyan.
Solusi ini, tambahnya, sudah diterapkan dengan menyiapkan petugas gabungan dari Dishub dan kepolisian untuk penjagaan dan patroli pada jam-jam sibuk. Rambu larangan angkutan berat melintas pada pagi hingga sore hari, khususnya pada jam padat, juga sudah dipasang.
"Kami juga sudah melakukan sosialisasi ke perusahaan dan pabrik di kawasan Ngaliyan maupun Mijen, serta bersama kepolisian melakukan penindakan hukum terhadap truk yang melanggar," terang Danang. "Dulu, kendaraan berat dilarang melintas pada pagi dan sore mulai 6.00-9.00 WIB dan 15.00-19.00 WIB. Sekarang diubah, truk boleh melintas pada 23.00-05.00 WIB saja."
2. Jangka Menengah
Sementara itu, Danang menyebutkan, untuk solusi jangka menengah yang disiapkan adalah dengan menyiapkan jalur penyelamat. Namun, ini hanya bisa menjadi solusi untuk kendaraan yang berada di jalur menurun atau turunan.
"Padahal banyak kejadian truk nggak kuat menanjak dan justru itulah yang rentan menyebabkan kecelakaan," tegasnya.
Menanggapi hal ini, Wakil Wali Kota Iswar Aminuddin mengatakan, pembangunan jalur pengaman sebelumnya juga pernah dicanangkan oleh Pemkot Semarang sebagai solusi. Namun, solusi ini nggak bisa menjadi opsi permanen karena dianggap kurang efisien.
"(Jalur pengamanan) hanya ditujukan bagi kendaraan dengan rem blong. Kurang bisa mengakomodasi semua permasalahan," jelasnya.
3. Jangka Panjang
Iswar yang berbicara mewakili Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti menuturkan, solusi jangka panjang yang dinilai lebih efektif untuk mengantisipasi kecelakaan di Tanjakan Silayur adalah dengan melakukan pelandaian jalan
"Perencanan sudah harus dilakukan tahun ini. Nanti, kami koordinasi dengan Dishub, DPU, dan stakeholder terkait," beber Iswar seusai meninjau lokasi kecelakaan di Silayur, Kamis (27/2).
Melengkapi keterangan Iswar, Danang memastikan bahwa Pemkot telah mengirimkan opsi-opsi yang disebutkan tersebut ke Komite Nasional Keselamatan Transportas (KNKT) pada November lalu agar segera ada kajian lapangan.
Semoga disegerakan, agar nggak ada lagi kasus kecelakaan di lajur yang disebut sebagai "tanjakan maut"-nya Kota Semarang itu. (Murjangkung/E10)