BerandaFoto Esai
Senin, 16 Mei 2021 12:14

Abdul Gani, Sebarkan Syiar Islam hingga Mancanegara dengan Seni Kaligrafi

Abdul Gani namanya, seorang guru SD di Tingkir, Kota Salatiga, yang juga nyambi sebagai kaligrafer. Mulai berkarya sejak 2000, lelaki kelahiran 1980 itu kini telah menjual lukisan kaligrafi hingga ke berbagai penjuru dunia.<br>

Inibaru.id - Sejumlah lukisan bernapaskan Islam berbagai ukuran sudah tergantung rapi; sisanya dibiarkan tersandar di easel, belum dipigura. Di dekatnya, di lantai berlapis karpet, selembar kanvas tampak masih kosong. Di bawahnya, kuas dengan berbagai ukuran serta cat air warna-warni tampak terserak di lantai.

Kurang lebih, begitulah gambaran sanggar kaligrafi milik Abdul Gani yang didirikan di sepetak ruangan sederhana berdinding multiplek. Selain dikenal sebagai guru SD, lelaki kelahiran 1980 itu memang dikenal sebagai kaligrafer atau seniman kaligrafi. Dia mengaku sudah jatuh cinta seni kaligrafi sejak lama dan aktif melukis sekitar 2000.

“Belajar lukisan kaligrafi waktu di Pondok Pesantren Daarul Rahman Jakarta," ungkap Gani sembari menata peralatan lukisnya. "Kali pertama menghasilkan uang waktu kuliah di Yogyakarta. Tahun 2000."

Untuk sebuah lukisan, Gani membutuhkan waktu antara dua hari hingga seminggu penggarapan. Nggak hanya dijual di Indonesia, lukisan kaligrafi Gani juga diminati di pasar internasional. Beberapa lukisan kaligrafinya telah terbang hingga ke Thailand, Pakistan, Malysia, bahkan AS.

“Iya, sampai mancanegara, dengan harga mulai Rp 3 juta hingga Rp 60 juta," kata lelaki yang kini tinggal di Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga, tersebut.

Manfaatkan Jaringan Organisasi

Dalam memasarkan karya-karyanya, Gani memulainya dengan memanfaatkan jaringan organisasi saat dia masih kuliah di Yogyakarta. Nah, dari situlah karyanya mulai dilirik banyak orang, termasuk salah satunya Menteri Agama RI saat ini, Yaqut Cholil Qoumas alias Gus Yaqut.

Seiring berjalanya waktu, Gani mengadu nasib ke Salatiga pada 2011. Di situlah dia membuat Sanggar Kaligrafi Alif, sebuah wadah seni yang mengajarkan anak-anak muda cara melukis kaligrafi. Di sanggar ini, segala hal tentang seni kaligrafi diajarkan Gani.

Nggak hanya mengajari dasar melukis kaligrafi, Gani juga dengan detail mengenalkan alat lukis yang dipakai dan kaedah serta aturan dalam penulisan aksara Arab. Nggak berhenti di situ, dia juga sekaligus mengajari gimana cara memasarkan lukisan kaligrafi.

Melepas Rasa Jenuh

Usman, salah seorang murid Gani, menaruh minat pada lukisan kaligrafi karena bisa membuatnya melepas rasa jenuh. Kendati sempat mengalami kesulitan pada awal-awal belajar, kini dia justru terus-menerus ketagihan.

“Melukis kaligrafi bikin jenuh langsung hilang," kata Usman yang mengaku bertemu Gani di sebuah kompetisi seni kaligrafi; dia menjadi peserta, sedangkan Gani sebagai jurinya.

Berawal dari perjumpaan di lomba kaligrafi itu, Usman mulai akrab dengan Gani. Dari situlah dia kemudian mulai aktif di sanggar. Nggak hanya dia, sejumlah murid Gani pun hingga kini masih aktif di Sanggar Kaligrafi Alif.

Bagi kaum muslim, ilmu kaligrafi bukanlah sekadar seni, tapi juga bentuk melestarikan Alquran sekaligus menyebarkan syiar Islam. Cara yang indah, bukan? (Triawanda Tirta Aditya/E03)

Sosok Abdul Gani, guru SD yang juga seorang seniman Kaligrafi.<br>
Raut mata serius begitu tampak di wajah Gani.<br>
Gani, lukisan kaligrafi, dan salah seorang putrinya.<br>
Suasana di dalam Sanggar Kaligrafi Alif.<br>
Lukisan kaligrafi bertemakan kapal selam KRI 402.<br>
Tumpukan cat dan kuas di dalam sanggar.<br>
Abdul Gani dan beberapa anggota sanggarnya memamerkan karyanya di depan sanggar.<br>
Para anggota sanggar sesekali menggelar aksinya di ruang publik.<br>
Suasana semakin ramai didatangi banyak orang saat para seniman beraksi.<br>
Anggota Sanggar Kaligrafi Alif yang ikut melukis kaligrafi.<br>

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: