Inibaru.id - Pada masanya, Banda adalah pusat kekayaan Nusantara, setidaknya bagi masyarakat Eropa. Belanda bahkan bersedia melepas Manhattan, New York, atau yang dulu disebut Nieuw Amsterdam, demi mempertahankan Banda. Semua itu karena Kepulauan Banda memiliki tanaman pala yang harganya bisa lebih mahal dari emas.
Bagaimana seandainya catatan kelam sekaligus kejayaan Kepulauan Banda dibuat film dan ditayangkan di bioskop Tanah Air? Hmm, seru? Buktikan saja sendiri, karena saat ini memang tengah diputar kisah tersebut di bioskop negeri ini dengan tajuk “Banda: The Dark Forgotten Trail”.
Baca juga: Ada yang Baru, nih! Film Hujan Bulan Juni Bakal Menghiasi Layar Lebar Indonesia
Dilansir dari GNFI, film yang mulai tayang pada 3 Agustus 2017 ini digarap oleh Jay Subiakto dengan dua narasi. Narasi Bahasa Indonesia dibacakan aktor Reza Rahadian, sementara yang berbahasa Inggris dibacakan Ario Bayu.
"Di abad pertengahan, segenggam pala di Pasar Eropa dianggap lebih berharga dari sepeti emas.”
“Monopoli bangsa arab dan perseteruan dalam perang salib membawa Eropa ke dalam perburuan menemukan pulau-pulau penghasil rempah.”
“ Perseteruan bangsa-bangsa terjadi akibat rempah-rempah. Kepulauan Banda yang saat itu menjadi satu-satunya tempat pohon-pohon pala tumbuh menjadi kawasan yang paling diperebutkan.”
“Belanda bahkan rela melepas Nieuw Amsterdam (Mannhatan, New York) agar bisa mengusir Inggris dari kepulauan tersebut.”
“Pembantaian masal dan perbudakan pertama di Nusantara terjadi di Kepulauan Banda. Di sana pula, sebuah semangat kebangsaan dan identitas multikultural lahir menjadi warisan sejarah dunia."
Kira-kira, begitulah narasi yang dibacakan dalam film dokumenter tersebut. Seolah ingin mengenang sejarah kejayaan Kepulauan Banda, sang produser Sheila Timothy mencoba mengangkat film berlatar cerita Pulau Pala itu ke layar lebar, dan tengah tayang di 40 bioskop Tanah Air.
Baca juga: Pernah Ditolak Bioskop Tanah Air, Film ‘Salawaku’ Justru Jadi Media Belajar Bahasa Pelajar Australia
Ada alasan tersendiri kenapa "Banda: The Dark Forgotten Trail” dibuat dalam dua bahasa. Bahasa Indonesia untuk diputar di Indonesia, sementara yang berbahasa Inggris nantinya akan dibawa ke kancah festival internasional.
Tujuannya? Untuk mengabarkan kepada dunia tentang sejarah Kepulauan Banda yang pernah menjadi jalur rempah dunia pada masanya. Keren!
Bahkan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga sudah mencanangkan untuk memutar film dokumenter ini di sekolah-sekolah Nusantara, terkhusus di Pulau Banda. Hal ini dilakukan agar para generasi muda dapat mengetahui lebih dalam sejarah Pulau Pala ini.
Adapun peluncuran film ini sendiri sudah dilakukan sejak 31 Juli 2017 lalu. Tanggal itu sengaja dipilih Lala, panggilan akrab sang produser, karena bertepatan dengan peringatan ke-350 tahun Perjanjian Breda atau Treaty of Breda yang mengubah peta sejarah dunia akibat rempah-rempah. Isi perjanjian utamanya yaitu Kerajaan Inggris harus angkat kaki dari Pulau Run, dan sebagai gantinya Belanda menyerahkan Pulau Manhattan yang menjadi koloninya kepada Inggris.
Baca juga: 7 Film Indonesia Buat Referensimu Hingga Akhir Tahun
Tak hanya diangkat menjadi film, "Banda: The Dark Forgotten Trail” juga akan diadopsi ke sebuah komik agar dapat semakin mudah dinikmati. (OS/IB)