BerandaFilm
Kamis, 30 Agu 2017 13:36

Film Keren Ini Sedang Tayang di Bioskop Indonesia dan akan Dibawa ke Festival Internasional

Film dokumenter "Banda: The Dark Forgotten Trail” (Foto: Book My Show)

Jika Anda ingin tahu seperti apa pusat kekayaan Nusantara, tak ada salahnya menyaksikan “Banda: The Dark Forgotten Trail”, film yang kini sedang tayang di bioskop dan akan tayang di kancah internasional.

Inibaru.id - Pada masanya, Banda adalah pusat kekayaan Nusantara, setidaknya bagi masyarakat Eropa. Belanda bahkan bersedia melepas Manhattan, New York, atau yang dulu disebut Nieuw Amsterdam, demi mempertahankan Banda. Semua itu karena Kepulauan Banda memiliki tanaman pala yang harganya bisa lebih mahal dari emas.

Bagaimana seandainya catatan kelam sekaligus kejayaan Kepulauan Banda dibuat film dan ditayangkan di bioskop Tanah Air? Hmm, seru? Buktikan saja sendiri, karena saat ini memang tengah diputar kisah tersebut di bioskop negeri ini dengan tajuk “Banda: The Dark Forgotten Trail”.

Baca juga: Ada yang Baru, nih! Film Hujan Bulan Juni Bakal Menghiasi Layar Lebar Indonesia

Dilansir dari GNFI, film yang mulai tayang pada 3 Agustus 2017 ini digarap oleh Jay Subiakto dengan dua narasi. Narasi Bahasa Indonesia dibacakan aktor Reza Rahadian, sementara yang berbahasa Inggris dibacakan Ario Bayu.

"Di abad pertengahan, segenggam pala di Pasar Eropa dianggap lebih berharga dari sepeti emas.

“Monopoli bangsa arab dan perseteruan dalam perang salib membawa Eropa ke dalam perburuan menemukan pulau-pulau penghasil rempah.

“ Perseteruan bangsa-bangsa terjadi akibat rempah-rempah. Kepulauan Banda yang saat itu menjadi satu-satunya tempat pohon-pohon pala tumbuh menjadi kawasan yang paling diperebutkan.

“Belanda bahkan rela melepas Nieuw Amsterdam (Mannhatan, New York) agar bisa mengusir Inggris dari kepulauan tersebut.

“Pembantaian masal dan perbudakan pertama di Nusantara terjadi di Kepulauan Banda. Di sana pula, sebuah semangat kebangsaan dan identitas multikultural lahir menjadi warisan sejarah dunia."

Kira-kira, begitulah narasi yang dibacakan dalam film dokumenter tersebut. Seolah ingin mengenang sejarah kejayaan Kepulauan Banda, sang produser Sheila Timothy mencoba mengangkat film berlatar cerita Pulau Pala itu ke layar lebar, dan tengah tayang di 40 bioskop Tanah Air.

Baca juga: Pernah Ditolak Bioskop Tanah Air, Film ‘Salawaku’ Justru Jadi Media Belajar Bahasa Pelajar Australia

Ada alasan tersendiri kenapa "Banda: The Dark Forgotten Trail” dibuat dalam dua bahasa. Bahasa Indonesia untuk diputar di Indonesia, sementara yang berbahasa Inggris nantinya akan dibawa ke kancah festival internasional.

Tujuannya? Untuk mengabarkan kepada dunia tentang sejarah Kepulauan Banda yang pernah menjadi jalur rempah dunia pada masanya. Keren!

Bahkan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga sudah mencanangkan untuk memutar film dokumenter ini di sekolah-sekolah Nusantara, terkhusus di Pulau Banda. Hal ini dilakukan agar para generasi muda dapat mengetahui lebih dalam sejarah Pulau Pala ini.

Adapun peluncuran film ini sendiri sudah dilakukan sejak 31 Juli 2017 lalu. Tanggal itu sengaja dipilih Lala, panggilan akrab sang produser, karena bertepatan dengan peringatan ke-350 tahun Perjanjian Breda atau Treaty of Breda yang mengubah peta sejarah dunia akibat rempah-rempah. Isi perjanjian utamanya yaitu  Kerajaan Inggris harus angkat kaki dari Pulau Run, dan sebagai gantinya Belanda menyerahkan Pulau Manhattan yang menjadi koloninya kepada Inggris.

Baca juga: 7 Film Indonesia Buat Referensimu Hingga Akhir Tahun

Tak hanya diangkat menjadi film, "Banda: The Dark Forgotten Trail” juga akan diadopsi ke sebuah komik agar dapat semakin mudah dinikmati. (OS/IB)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: