Suasana Warung yang Sederhana dan Bikin Betah

Begitu masuk ke area warung, suasananya langsung terasa Jogja banget: sederhana, hangat, dan jauh dari bising jalan raya. Tempatnya memang kecil, tapi justru itu yang menambah kesan rumahan. Pembeli duduk dengan sabar menunggu pesanan sambil menghirup aroma bumbu yang ditumis di atas tungku arang yang bikin kamu bernostalgia.

Penilaian para pengunjung yang datang pun rata-rata positif. Banyak yang memuji keramahan Pak Uun dan pelayanannya yang gesit, meski harus memasak hingga empat wajan sekaligus ketika sedang ramai-ramainya.

Salah satu keunikan Bakmi Pak Uun ada pada proses memasaknya yang tetap mempertahankan cara tradisional. Wajan panas diletakkan di atas tungku arang, lalu minyak dituang untuk menumis bumbu yang harum. Setelah itu baru ditambahkan daging ayam, air, sayuran, dan mie. Untuk nasi goreng, tahapannya hampir sama. Bedanya, setelah bumbu matang, nasi langsung digoreng hingga warnanya merata.

Teknik memasak ini menghasilkan aroma smokey yang lembut, khas masakan Jawa tempo dulu. Kuah bakmi godok-nya cenderung creamy, gurih, dan penuh rasa. Banyak pelanggan menyebut bakmi di sini terasa semakin nikmat karena menggunakan telur bebek. Pantas saja rasanya begitu kaya dan bikin susah lupa.

"Kuahnya creamy, kematangan mi pas, porsinya juga bikin kenyang," ungkap salah seorang pembuat konten kuliner terkemuka di Instagram @dyodoran.

Menu yang paling populer di sini tentu saja bakmi godok. Versi gorengnya juga tidak kalah sedap, cocok buat kamu yang kurang suka makanan berkuah. Ada juga nasi goreng dengan cita rasa klasik ala kampung. Harga per porsinya mulai sekitar Rp17.000 saja, murah untuk ukuran cita rasa yang bikin pelanggan balik lagi berkali-kali.

Beberapa pengunjung punya rekomendasi personal. Ada yang selalu pesan bakmi godok telur bebek, ada pula yang menyarankan minuman jahe serai sebagai pendamping biar tubuh hangat di malam hari. Kalau mau lebih nendang, teh hangat atau kopi juga cocok menemani makanmu.

Bakmi Palbapang Pak Uun bukan sekadar tempat kuliner karena menawarkan pengalaman dari suasana kampung yang tenang sampai aroma arang yang menguar dari dapur kecilnya. Jadi kalau kamu sedang di Bantul atau lagi kangen cita rasa bakmi Jawa yang otentik, warung ini wajib banget kamu sambangi. 

Ingat, datang lebih awal, ya, Gez, biar nggak kehabisan! (Arie Widodo/E07)

Inibaru.id - Kalau kamu penyuka bakmi Jawa, nama Bakmi Palbapang Pak Uun rasanya wajib masuk daftar kunjungan. Warung kecil yang tersembunyi di tengah permukiman Bantul ini sudah jadi legenda sejak tahun 2000. Meski lokasinya nyempil di Karasan, Palbapang, banyak orang rela “blusukan” demi seporsi bakmi godok gurih yang konon bikin ketagihan.

Warung Bakmi Pak Uun buka setiap hari mulai pukul 17.00 sampai 22.00 WIB. Tapi jangan tertipu jam tutupnya ya karena sering kali dalam tiga jam saja setelah buka, seluruh menu sudah ludes. Banyak food hunter yang sudah mengingatkan: kalau mau dapat jatah, datanglah sebelum malam benar-benar larut.

Meski buka sejak pukul 17.00 sampai 22.00 WIB, terkadang Bakmi Palbapang Pak Uun sudah kehabisan makanan saking banyaknya pembeli yang datang.

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

Salah satu penyebab utama risiko ini datang dari kualitas charger itu sendiri. Banyak charger murah atau palsu yang beredar, dan sayangnya, masih sering kita temui di rumah-rumah.

Charger semacam ini biasanya tidak punya sistem perlindungan arus, panas, atau pemutus otomatis. Jadi saat tetap terhubung ke listrik, ia akan terus bekerja dan menghasilkan panas. Kalau komponennya kurang bagus, panas yang menumpuk bisa memicu kerusakan, bahkan kebakaran.

Selain kualitas, faktor lingkungan juga berpengaruh. Charger yang dibiarkan menancap dan berada di area tertutup, misalnya dekat tumpukan barang atau di belakang furnitur, lebih mudah terperangkap panas. Apalagi kalau ruangan cenderung panas atau lembap, risiko kerusakan pada charger pun semakin tinggi.

Walau jarang terjadi, fluktuasi listrik dan sambaran petir bisa mempengaruhi perangkat yang sedang terhubung ke soket. Charger yang tidak punya pelindung arus bisa rusak seketika saat ada lonjakan tegangan. Dalam kasus ekstrem, korsleting bisa terjadi dan menimbulkan percikan api. Memang bukan sesuatu yang terjadi setiap hari, tapi cukup banyak orang yang baru sadar setelah perangkat mereka gosong duluan.

Peluang Muncul Ledakan Kecil, Tapi Tetap Ada

Tenang, bukan berarti setiap charger yang kamu biarkan menancap bakal “meledak”. Kalau kamu memakai charger asli dari jenama terpercaya, risiko masalah ini jauh lebih kecil. Produk resmi biasanya sudah melewati uji keselamatan dan punya fitur pencegahan panas berlebih. Tapi tetap saja, risiko kecil bukan berarti nol, apalagi kalau chargermu sudah menua, sering jatuh, atau pernah terasa panas berlebihan.

Untuk charger palsu, ceritanya beda. Risiko korsleting atau kebakaran naik berkali-kali lipat karena komponennya nggak dirancang tahan lama. Jadi lebih baik hindari, ya.

Biar nggak waswas, kamu bisa melakukan beberapa langkah sederhana:

Jadi, meski kelihatannya sepele, kebiasaan membiarkan charger tetap menancap tetap punya risiko. Baiknya segera lepas dari stopkontak deh kalau memang sudah nggak dipakai. Setuju, Gez? (Arie Widodo/E07)

Inibaru.id - Kita semua pasti pernah melakukan ini: selesai ngecas, ponsel dicabut, tapi kepala chargernya tetap anteng nempel di stopkontak. Kelihatannya sih nggak masalah. Toh nggak lagi dipakai, kan? Tapi ternyata kebiasaan kecil ini bisa menimbulkan risiko yang jarang kita sadari.

Meski jarang terjadi, ada kemungkinan kepala charger yang dibiarkan terus menancap bisa bermasalah. Tapi, jangan keburu membayangkan munculnya ledakan dramatis seperti di film, ya. Masalahnya biasanya jauh lebih sederhana, tapi tetap berbahaya kalau dibiarkan.

Banyak dari kita yang membiarkan kepala charger terus menancap di stop kontak meski sudah nggak lagi dipakai. Apakah hal ini berbahaya jika dibiarkan?

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

Peresmian dilakukan oleh Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Drs Agus Andrianto SH MH bersama jajaran pejabat kementerian, pimpinan Undip, dan perwakilan pemerintah daerah.


Dalam sambutannya, Menteri Agus menegaskan komitmen pemerintah untuk memperluas akses layanan keimigrasian. Dia mengatakan, keberadaan titik layanan di kampus menjadikan pelayanan semakin cepat, responsif, dan dekat dengan masyarakat.

"Saya berharap layanan ini bisa menjadi model bagi daerah lain," sebutnya.

Layanan yang dibuka meliputi penerbitan dan penggantian paspor WNI, BAP paspor hilang atau rusak, pelayanan izin tinggal WNA, serta konsultasi dan informasi keimigrasian.


Usai peresmian yang dilakukan dengan memukul gong, Menteri Agus meninjau ruang pelayanan yang telah dilengkapi ruang tunggu kondusif, sistem antrean terintegrasi, serta petugas yang telah dipersiapkan secara khusus.

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Imigrasi Jateng Haryono Agus Setiawan menyampaikan, layanan ini merupakan langkah strategis untuk mendekatkan pelayanan keimigrasian kepada masyarakat.


"Kehadiran layanan ini juga mempermudah mahasiswa asing Undip untuk mengurus izin tinggal, jadi akan mendukung kenyamanan mereka menjalani aktivitas akademik," jelasnya.

Setali tiga uang, Rektor Undip Prof Dr Suharmono SE MSi juga menyambut baik kerja sama tersebut dan menyatakan bahwa Undip siap menyediakan segala fasilitas yang diperlukan agar pelayanan imigrasi dapat berjalan optimal dan mudah diakses.

Campus Immigration Point di Undip diharapkan menjadi percontohan nasional dan mendorong kampus lain menghadirkan layanan publik serupa, terutama di lingkungan perguruan tinggi dengan aktivitas internasional yang tinggi.

Keberadaan layanan ini di kampus menegaskan bahwa Undip memiliki "aktivitas internasional" yang cukup baik. Kampus lain gimana, nih? (Murjangkung/E10)&nbsp;

Inibaru.id - Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Semarang meresmikan Campus Immigration Point di Universitas Diponegoro (Undip) pada Senin (1/12/2025) kemarin. Layanan ini menjadi yang pertama di Indonesia, yang memungkinkan pengurusan dokumen keimigrasian langsung di lingkungan kampus.

Dengan hadirnya fasilitas tersebut, mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan, di lingkungan Undip bisa mengurus paspor hingga izin tinggal tanpa harus datang ke kantor imigrasi. Hal tersebut juga berlaku untuk masyarakat umum yang bukan merupakan bagian dari Undip.

Layanan Campus Immigration Undip ini menjadi yang pertama di Indonesia dan memungkinkan pengurusan dokumen keimigrasian langsung di lingkungan kampus, sekaligus menegaskan 'aktivitas internasional' yang cukup baik di salah satu kampus terbaik di Kota Semarang ini.

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

Tas rajut buatan tangan dari perempuan kreatif asal Kota Semarang yang sehari-hari berprofesi sebagai ibu rumah tangga tersebut telah menempuh perjalanan jauh: menembus pasar dunia, menguatkan pejuang kanker, dan membuka ruang pemberdayaan bagi warga binaan Lapas Perempuan Semarang.

"Merajut itu awalnya hanya hobi. Karena anak-anak sudah besar, saya mengisi waktu luang dengan merajut. Saya ibu rumah tangga, ikut suami dinas di daerah terpencil, sehingga memilih fokus mengurus anak-anak," ujar Indah saat ditemui Inibaru.id akhir November lalu.

Indah mengaku belajar merajut secara autodidak sejak 2011. Gurunya adalah internet dan Youtube. Awal-awal berkreasi, dia hanya membuat taplak meja dan dompet kecil. Namun, seiring waktu, keterampilannya meningkat hingga bisa membuat tas rajut sendiri.

Sedikit demi sedikit, dunia rajut yang awalnya hanya pengisi waktu luang justru menjadi peluang. Indah merasa bangkit dan berdaya. Sembari melakoni keseharian sebagai ibu rumah tangga, dia mulai bisa melihat betapa besar peluang bisnis yang tersimpan dalam setiap karyanya.

Pada 2017, ketika sebagian besar pelaku UMKM masih berkutat di pasar lokal, Indah justru sudah merasakan aroma pasar global. Melalui PT Mas di Solo, dia dipercaya mengerjakan produk home decor untuk dikirim ke negara-negara di Eropa.

Sistemnya maklun; perusahaan menyediakan bahan, lalu Indah menangani produksi dan merekrut tenaga kerja yang dia latih sendiri.

Tas rajut buatan Indah merambah hingga Dubai setelah karya-karyanya dua kali lolos kurasi mengikuti pameran BRI UMKM EXPO(RT). Dalam sesi business matching, dia bertemu buyer luar negeri yang kemudian memesan 1.000 tas makram untuk pasar Dubai.

"Semula diminta selesai satu bulan, saya nggak sanggup. Akhirnya dinego jadi lima bulan, per bulan 200 pieces. Saya ngajari orang-orang, mereka ikut mengerjakan," ungkap Indah.&nbsp;

Di antara banyak teknik, tapestri menjadi yang paling dia kuasai karena memungkinkan eksplorasi pola dan gambar. Dari sinilah lahir tas rajut bermotif batik berbahan dasar kulit yang harganya menyentuh angka Rp900 ribu per item.

Namun, di antara deretan pencapaian tersebut, ada satu bab yang paling mengesankan di pikiran Indah, yakni perjalanannya keliling Indonesia mengedukasi cara mengolah plastik menjadi tas rajut, kemudian mendonasikan hasil kegiatannya untuk menguatkan anak-anak penyandang kanker.

"Tahun 2019 itu kan lagi ramainya kampanye pengurangan plastik. Buat saya, plastik itu memang sulit dihilangkan total. Jadi, bagaimana cara mengurangi, bagi saya salah satunya ya diubah jadi tas rajut, karena bisa dipakai selama bertahun-tahun," kata Indah.

Plastik-plastik itu dipotong selebar kurang lebih dua sentimeter, lalu dirajut seperti biasa. Prosesnya memang lebih sulit dibanding merajut benang biasa, tetapi hasilnya kuat dan tahan lama. Namun, karya ini bukanlah produk komersial utama. Dia lebih sering membawanya untuk kampanye reduksi sampah sekali pakai.

Profit memang nggak selalu menjadi tujuan utamanya berkarya. Bahkan, pada pameran ini pun, dia dan temannya sudah sepakat untuk menyumbangkan dana yang terkumpul ke Yayasan Kanker Anak Indonesia sebagai dukungan moral bagi anak-anak yang tengah berjuang melawan penyakit ganas itu.

"Tidak semua hal harus berupa profit. Saya senang kalau apa yang saya kerjakan bisa bermanfaat buat orang lain," lontarnya.

Memberdayakan Warga Binaan Lapas Perempuan

Jiwa sosial Indah terus tumbuh, termasuk dalam berbagi ilmu. Ibu tiga anak itu mengaku akan dengan senang hati membagikannya, termasuk saat mengajari warga binaan di Lapas Perempuan Semarang merajut tanpa meminta bayaran sepeser pun.

"Di Lapas Perempuan itu saya nggak dibayar sama sekali. Murni untuk berbagi ilmu. Kalau ada yang benar-benar tertarik, saya kasih alatnya, saya kasih benangnya. Biar nanti kalau mereka keluar (bebas), bisa melanjutkan yang dia bisa," paparnya.

Warga binaan yang telah diajari Indah juga diberdayakan untuk membantu produksi. Bahan dan desain berasal darinya, lalu mereka mengerjakan sesuai kemampuan dan waktu. Setiap pekerjaan mereka tetap dibayar sebagai tambahan penghasilan dari dalam penjara.&nbsp;

Bagi Indah, menguatkan penyandang kanker dan berbagi ilmu dengan warga binaan adalah dua wajah dari misi yang sama, yakni untuk memanusiakan manusia lewat keterampilan. Merajut baginya bukan lagi sekadar aktivitas tangan, melainkan cara menyalurkan empati.

Saat ini Indah hanya dibantu satu karyawan tetap yang menjaga tokonya di kawasan Sambiroto. Proses produksi sehari-harinya masih dikerjakan sendiri, tetapi jika pesanan membludak, barulah dia melibatkan orang lain.

"Saya nggak menyangka bisa sejauh ini. Saat pandemi Covid-19, saya sempat kena saraf terjepit. Suami menyarankan untuk berhenti dan menjual seluruh benang. Namun, meski sudah didiskon, benang-benang itu nggak laku. Artinya, saya disuruh untuk terus merajut," tukas Indah, lalu tertawa ringan.&nbsp;

Nggak hanya menghasilkan profit, keterampilan merajut Indah juga telah menjalin asa untuk para penyandang kanker dan warga binaan di lapas. Panjang umur ya, Bu Indah! (Sundara/E10)

Inibaru.id - Di bawah tenda pameran UMKM di halaman Balai Kota Semarang, Indah Prihatiningsih, pemilik Ekkyta Collection duduk dengan tenang, tapi jemarinya lincah menari di atas gulungan benang, menuntaskan seutas tali tas yang belum selesai.

Sesekali, perempuan 60 tahun itu juga terlihat mengangkat wajah, menyapa pengunjung yang mampir, sebelum kembali pada ritme rajutannya.

Belajar merajut secara autodidak pada 2011, pemilik Ekkyta Collection, Indah Prihatiningsih, konsisten menyisihkan sebagian keuntungannya untuk anak-anak penyandang kanker; sekaligus mengajari warga lapas perempuan Semarang untuk belajar membuat tas rajut berkelas yang membuat Indah menjelajah pasar global.

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

Sebaliknya, kebun sawit adalah kawasan monokultur. Satu jenis tanaman mendominasi, lantai tanah sering terbuka, dan lapisan ekosistemnya sangat sederhana. Studi yang dikutip The Jakarta Post menegaskan, perkebunan sawit hanya mampu mendukung sebagian kecil spesies hutan. Riset lain yang dipublikasikan ScienceDaily menunjukkan hal serupa. Kebun sawit bukan habitat setara hutan tropis dan sebagian besar spesies nggak mampu beradaptasi di dalamnya.

Hasilnya sudah terlihat di banyak desa sekitar hutan. Semakin sedikit pepohonan asli, semakin sering satwa liar turun ke permukiman mencari makan. Mereka nggak “menyerang”, mereka hanya kehilangan ruang hidup.

Stok Karbon: Hutan Menyimpan, Sawit Membuang

Banyak klaim menyebut sawit “lebih efisien menyerap karbon,” namun para ilmuwan mengingatkan bahwa klaim itu menyesatkan. Menurut Profesor William Laurance yang dikutip Eco-Business, meski sawit tumbuh cepat, total karbon yang disimpan selama daur hidupnya jauh lebih rendah dibanding hutan primer.

Ketika hutan ditebang, karbon yang terkunci selama ratusan tahun terlepas ke atmosfer. Mongabay mencatat, konversi hutan ke sawit terutama di lahan gambut melepaskan emisi dalam jumlah masif. Sawit nggak mampu mengimbangi kehilangan itu, bahkan bisa menjadi sumber emisi baru ketika tanaman tua ditebang dan tanah kehilangan karbon.

Hutan tropis adalah bank karbon raksasa. Sawit hanyalah buku tabungan kecil.

Fungsi ekologis hutan juga nggak berhenti pada keanekaragaman hayati dan karbon. Hutan menjaga kesuburan tanah melalui siklus organik mulai daun gugur membentuk humus, mikroorganisme mengolah nutrisi, dan akar pohon menahan air. Tanah yang sehat membuat debit air stabil, sungai terjaga, dan wilayah terlindungi dari erosi.

Begitu hutan digantikan sawit, siklus itu terputus. Lahan menjadi lebih kering, tanah cepat padat, dan kebutuhan pupuk serta pestisida meningkat. Debit air menurun, longsor dan banjir menjadi lebih sering terjadi, dan suhu kawasan meningkat karena hilangnya kanopi yang meneduhkan.

Di banyak tempat, mata air mati bukan karena kemarau panjang, tetapi karena hilangnya pepohonan hutan.

Beberapa penelitian, seperti yang dirilis University of York, menemukan bahwa menyisakan sekitar 10 persen hutan asli dalam lanskap perkebunan dapat membantu menjaga sebagian kecil karbon dan biodiversitas. Namun angka itu tetap terlalu kecil untuk menggantikan kehilangan ekosistem hutan yang jauh lebih luas. Fragmentasi tetap terjadi, dan fungsi ekologis hutan tetap menurun drastis.

Hutan adalah satu kesatuan. Memisahkannya menjadi potongan-potongan kecil nggak akan membuat ekosistem bekerja seperti sediakala.

Hutan memberikan manfaat yang nggak bisa dihitung hanya dengan angka ekonomi. Ia menjaga air, menopang tanah, menstabilkan iklim, menyediakan habitat satwa, hingga menjadi benteng terakhir keanekaragaman hayati. Sementara perkebunan baik sawit, kopi, maupun karet memberi manfaat ekonomi jangka pendek yang penting bagi masyarakat, tetapi nggak dapat menggantikan kehidupan yang diberikan hutan.

Ketika hutan hilang, yang hilang bukan hanya pepohonan. Kita kehilangan penyangga kehidupan.

Karena itulah, setiap wacana mengganti hutan dengan kebun monokultur harus dilihat sebagai lebih dari sekadar keputusan tata guna lahan. Itu keputusan tentang masa depan, apakah kita ingin lingkungan yang stabil, atau ladang luas yang perlahan mengering. (Siti Zumrokhatun/E05)

Inibaru.id - Di sejumlah daerah, barisan sawit yang rapi dan menghijau sering dianggap sebagai “pengganti” hutan. Dari kejauhan, pemandangannya tampak meyakinkan bahwa pohon-pohon tumbuh tinggi, daun lebat di kanan–kiri jalan, dan hamparan hijau sejauh mata memandang. Namun, poster edukasi lingkungan yang banyak beredar akhir-akhir ini sebenarnya memberi petunjuk penting hutan bukan sekadar deretan pohon. Ia adalah sistem kehidupan yang jauh lebih kompleks, sesuatu yang nggak dapat ditiru oleh kebun monokultur apa pun, termasuk sawit.

Hutan alami menyimpan biodiversitas yang luar biasa. Di dalamnya ada pepohonan raksasa, semak belukar, lumut, jamur, hingga organisme mikro yang hidup berdampingan dalam jaringan ekologis berlapis yaitu kanopi, bawah tajuk, hingga lantai hutan. Satwa liar seperti burung, primata, mamalia kecil, reptil, serangga penyerbuk menjadikannya rumah.

Hutan nggak bisa digantikan oleh kebun sawit atau tanaman monokultur lainnya. Di balik hamparan hijau yang tampak serupa, hutan menyimpan fungsi ekologis yang jauh lebih kompleks mulai dari biodiversitas, penyimpanan karbon, hingga penjaga tanah dan air yang nggak mampu ditiru perkebunan.

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

Menampilkan Ario Bayu sebagai Darta dan Juliet Widyasari Burnett sebagai Sinta, Samsara menuturkan kisah dua jiwa yang terikat oleh waktu dan kehidupan berulang. Dengan balutan visual hitam putih dan lantunan gamelan, Garin menghadirkan pengalaman sinematik yang meditatif sekaligus memikat.

Di situs resmi APSA, Samsara tercantum sebagai salah satu film yang dikirim untuk dipertimbangkan dalam daftar nominasi tahun ini. Meski belum diumumkan apakah akan melaju ke nominasi utama, kehadiran film ini saja sudah menjadi bukti pengakuan internasional atas kekuatan sinematografi dan nilai artistik film Indonesia.

Sebelumnya, Samsara juga sukses di berbagai ajang dalam negeri. Film ini meraih penghargaan untuk kategori Sinematografi Terbaik oleh Batara Goempar, serta penghargaan atas tata artistik dan musiknya.

Nggak cuma itu, film ini sempat diputar di sejumlah festival internasional seperti Melbourne International Film Festival (MIFF) dan menuai pujian karena kemampuannya menggabungkan tradisi Nusantara dengan teknik sinema modern.

Melalui Samsara, Garin kembali menunjukkan komitmennya dalam mengangkat budaya dan spiritualitas Indonesia ke layar dunia. Dengan gaya tutur yang simbolik dan puitis, dia menegaskan posisinya sebagai salah satu sineas paling berpengaruh di Asia yang terus mendorong batas-batas sinema Indonesia.

Dukungan terhadap karya sineas lokal seperti Samsara penting untuk menjaga nyala kreativitas perfilman Indonesia. Jadi, Gez, jangan lewatkan kesempatan menonton dan mengapresiasi karya yang membawa budaya Nusantara ke panggung dunia ini ya! (Siti Zumrokhatun/E05)

Inibaru.id - Film Samsara karya sutradara kenamaan Indonesia, Garin Nugroho, kembali membawa kabar membanggakan bagi dunia perfilman Tanah Air. Karya puitis ini berhasil masuk dalam daftar film yang dipertimbangkan di ajang bergengsi Asia Pacific Screen Awards (APSA) 2025, ajang yang dikenal sebagai “Oscar-nya” kawasan Asia-Pasifik.

Film yang rilis pada 2024 ini merupakan drama romantis senyap yang mengangkat tema spiritualitas dan siklus kehidupan.

Film 'Samsara' karya Garin Nugroho kembali menorehkan prestasi dengan menembus daftar pertimbangan Asia Pacific Screen Awards (APSA) 2025, ajang penghargaan bergengsi bagi perfilman Asia-Pasifik.

'Samsara' Garapan Garin Nugroho Tembus Asia Pacific Screen Awards

May tinggal bersama kakeknya, Tuha, di sebuah rumah terapung di perairan Kalimantan Timur.

Melarang May menginjakkan kaki di daratan, sang kakek meyakini ada kutukan dari leluhur yang akan membuat cucunya itu pingsan jika melanggar larangan tersebut.

Film ini menggambarkan kehidupan masyarakat lokal dengan latar belakang eksploitasi alam yang menyebabkan mereka terpinggirkan.

Proses syuting film ini dilakukan di Desa Pela, Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Sebagian besar adegan diambil di atas air, menampilkan kehidupan masyarakat yang tinggal di rumah terapung. 

Film ini juga memperlihatkan adegan-adegan khas, seperti tongkang yang membawa batu bara dan tarian tradisional Hudoq, serta menggunakan bahasa Kutai dalam dialognya, menambah keaslian dan kedalaman budaya lokal dalam cerita.

Keapikan Tale of The Land berhasil menggugah para juri, Millens. Menurut mereka, film tersebut berhasil membuat tragedi keluarga menjadi universal karena menceritakan drama kolektif, tergantung di antara keajaiban mimpi dan kerasnya kenyataan, serta antara mitos dan sejarah.&nbsp;

“Film dengan dampak visual yang besar. Berwawasan antara tanah dan air, disajikan dengan gaya puitis dan menggugah, kaya akan kiasan sinematik menawan menjelajahi tradisi masyarakat Indonesia. Tragedi keluarga menjadi unviversal karena menceritakan sebuah drama kolektif, tergantung antara keajaiban mimpi dan kerasnya realitas, antara mitos dan sejarah,” nilai para juri mengutip instagram @indonesiainrome.

Sebelum meraih penghargaan di Roma, Tale of the Land telah mendapatkan FIPRESCI Prize di Busan International Film Festival 2024, yang mengakui semangat eksperimental dan progresif film tersebut.

 Film ini juga telah ditayangkan di berbagai negara dan sempat diputar di XXI Jogjakarta pada Desember 2024. Namun, hingga kini belum ada informasi resmi mengenai penayangan serentak di bioskop Indonesia.

Film ini dibintangi oleh Shenina Cinnamon sebagai May dan Arswendy Bening Swara sebagai Tuha. Angga Yunanda, yang kini menjadi suami Shenina, juga turut berperan dalam film ini.

Linikaltim (26/4) menulis, film ini merupakan debut panjang Loeloe Hendra Komara dan diproduksi oleh KawanKawan Media, dengan kerja sama produksi antara Indonesia, Filipina, dan Taiwan.

Dengan pencapaian ini, Tale of the Land&nbsp;menunjukkan potensi besar sinema Indonesia di kancah internasional dan diharapkan dapat segera tayang di bioskop Indonesia.

Wah, penasaran banget ya dengan film ini. Semoga segera tayang di Indonesia ya, Millens! (Siti Zumrokhatun/E10)

Inibaru.id - Film Tale of the Land&nbsp;karya sutradara Indonesia Loeloe Hendra Komara meraih penghargaan Most Original Film Award di ajang Asian Film Festival ke-22 yang berlangsung di Roma, Italia, pada April 2025.

Penghargaan ini diberikan atas kekuatan visual yang luar biasa dan narasi puitis yang menggugah, menjadikan film ini sebagai salah satu karya paling orisinal dalam festival tersebut.

Film Tale of the Land&nbsp;yang berdurasi 1 jam 39 menit ini mengisahkan May, seorang gadis muda yang mengalami trauma mendalam setelah kehilangan orang tuanya akibat konflik lahan.

Penghargaan ini diberikan atas kekuatan visual yang luar biasa dan narasi puitis yang menggugah, menjadikan film ini sebagai salah satu karya paling orisinal dalam festival tersebut.&nbsp;

Film Berbahasa Kutai Raih Most Original Film Award di Asian Film Festival 2025

“Netflix memungkinkan film layer lebar jadi bisa ditonton di
mana saja dan kapan saja. Kalau filmnya banyak dibicarakan, dampaknya bakal
banyak ditonton di banyak negara. Makanya, film Indonesia yang bagus, yang
punya standar internasional, saya kira bisa eksis di pasar internasional,” komentar
sutradara film ini Timo Tjahjanto sebagaimana dilansir dari VOA, Rabu
(12/5/2024).

Asal kamu tahu saja, The Shadow Strays jadi proyek
kesekian Timo dengan Netflix setelah sebelumnya sukses besar dengan The Night
Comes for Us (2018) yang dibintangi Iko Uwais dan Joe Taslim dan The Big
4 pada 2022. Kesuksesan tiga film ini meneruskan kesuksesan film-film garapan
Timo lainnya seperti The Raid: Redemption (2011), dan The Raid 2
(2014). Khusus untuk dua film yang disebut terakhir, hanya tayang di bioskop, Milens.

Tapi, dari sekian banyak film-film Garapan Timo yang mendunia,
ada satu hal yang menghubungkan semuanya, yaitu genre laga.
Yap, bisa jadi, sejauh ini memang film-film inilah yang bikin nama Indonesia
dikenal di dunia layar lebar internasional.

“Film-film laga berkualitas memang diharapkan dari Indonesia
karena masih adanya stereotype film Asia ya film laga. Makanya The Shadow
Strays, The Night Comes for Us, dan The Raid bisa populer,” terang
movie blogger Rama Tampubolon yang kini berada di Los Angeles, Amerika Serikat.

Bedanya dengan film laga Hollywood adalah, film laga dari
Indonesia dihiasi dengan koreografi perkelahian yang ciamik dan brutal,
khususnya dengan menggunakan seni bela diri pencak silat yang memang dikenal
brutal namun indah. Sementara itu, banyak film Hollywood yang
mengandalkan atraksi nggak masuk akal seperti ledakan hebat, kebut-kebutan
mobil, atau melompat dari ketinggian.

Yap, untuk saat ini, bisa jadi genre film laga seperti The
Shadow Strays memang jadi jalan pembuka film-film Indonesia untuk menembus
pasar internasional. Semoga saja, di masa depan, genre-genre lain dari film
Indonesia juga bakal melakukan hal serupa seiring dengan terus meningkatnya
kualitas film-film Tanah Air. Setuju, Millens? (Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Perkembangan dunia film Indonesia dalam
sedekade belakangan memang cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya
sejumlah film Tanah Air yang menembus pasar internasional. Nah, belakangan film
yang mendapatkan status tersebut adalah The Shadow Strays yang masuk
daftar Global Top 10 untuk film-film non-Bahasa Inggris di kanal streaming berbayar
Netflix.

Status ini didapat hanya sepekan setelah film laga ini
dirilis. Bahkan, yang cukup membanggakan, The Shadow Strays juga masuk Top
10 film paling banyak ditonton di Amerika Serikat dan 80-an negara lain seperti
Kanada, Inggris, Jepang, Korea Selatan, Brasil, Jepang, Prancis, dan Inggris.

Siapa sangka, film Indonesia 'The Shadow Strays' menembus daftar Global Top 10 Film Non-Bahasa Inggris di Netflix. Apa kunci dari kesuksesan film ini menembus pasar internasional, ya?

Film Indonesia 'The Shadow Strays' Tembus Pasar Internasional!

Menurut Komite Seleksi Oscar Indonesia, proses penetapan ini dilakukan pada
salah satu puncak keemasan film Indonesia pada 2019. Pada tahun tersebut, ada 140 film yang muncul di Indonesia. Jumlah penontonnya dalam setahun juga mencapai 50 juta pasang mata!

“Film kedelapan Joko Anwar ini dipilih oleh Komite Seleksi Oscar Indonesia yang diketuai sineas Garin Nugroho dari 59 film Indonesia lain,” tulis keterangan Komite Seleksi Oscar Indonesia.

Sutradara film ini Joko Anwar menyambut gembira kabar nomisasi ini. Terlebih, film bikinannya itu akan mencetak sejarah sebagai
film horor pertama yang mewakili Indonesia di ajang Oscar. 

“Semoga Perempuan Tanah Jahanam bisa jadi representasi yang baik untuk film
Indonesia dan membuat audiens internasional ingin mengetahui lebih banyak
tentang film Indonesia,” kata Joko Anwar.

Sebelum mewakili Indonesia di Oscar, Perempuan Tanah Jahanam sudah dikenal dengan reputasi keren karena meraih sejumlah penghargaan berlevel internasional. Film tersebut sempat terpilih untuk ditayangkan di kategori International Premiere dalam
festival bergengsi Sundance Film Festival pada Januari 2020. Selain itu, film ini&nbsp; juga
meraih Melies Award for Best Asian Film di Bucheon International Fantastic Film
Festival 2020 di Korea Selatan.

Nggak hanya tayang di Indonesia, film Perempuan Tanah Jahanam juga berkibar di bioskop di berbagai negara seperti di Hongkong, Thailand, Malaysia, dan Singapura.

Kalau di dalam negeri? Tampaknya prestasi Perempuan Tanah Jahanam juga nggak
perlu diragukan lagi. Film ini berhasil mendapat 17 nominasi Piala Citra dalam
Festival Film Indonesia 2020 sekaligus mencetak rekor sebagai film dengan
nominasi terbanyak dalam sejarah gelaran FFI.

Produser BASE Entertainment, Shanty Harmayn pun cukup terkejut karena film
garapannya bisa masuk nominasi Oscar.

“Perempuan Tanah Jahanam terus mengejutkan kami dari mulai terpilih untuk
tayang di Sundance hingga sekarang Academy Award. Ini adalah testamen bagaimana
kekuatan unsur lokal yang dikemas apik di Perempuan Tanah Jahanam bisa diterima oleh dunia film internasional,” ujarnya.

Wah, sebagai orang Indonesia kita patut berbangga ya, Millens. Semoga saja bisa berprestasi di ajang Oscar! (Jaw/IB28/E07)

IB28 - Dunia perfilman Indonesia
layak berbangga. Film karya sutradara Joko Anwar, Perempuan Tanah Jahanam masuk nominasi Oscar 2021 untuk kategori Best International Feature Film.

Film yang di luar negeri dikenal dengan judul Impetigore&nbsp;itu akan
mewakili Indonesia di ajang Academy Award ke-93 pada 2021. Perempuan Tanah
Jahanam&nbsp;sukses menyisihkan 59 film lain di Indonesia.

Film bergenre horor Perempuan Tanah Jahanam akan mewakili Indonesia di Oscar 2021. Kira-kira, seperti apa ya peluangnya di ajang film paling bergengsi di seluruh dunia ini?

Perempuan Tanah Jahanam Wakili Indonesia di Nominasi Oscar 2021

Film besutan Asep Kusnidar yang diangkat dari novel karya Tisa Ts ini menceritakan tentang kisah seorang gadis bernama Aletta yang akan dinikahi pasanganya,
Arga. Dalam cerita Arga berjanji akan menyusul Alleta ke Jakarta, tapi dia nggak kunjung menepati janjinya.

Mulai bisa ditonton di Netflix pada 4 Juni, film ini dibintangi sejumlah pemain terkenal di Indonesia, di antaranya Michelle Ziudith, Rizky Nazar, Derby Romero, dan Tanta Ginting.

Kisah romantis juga bisa kamu
saksikan melalui tiga seri film London Love Story. Mulai tayang&nbsp;pada 4 Juni (London Love Story 1), film ini dibintangi Dimas Anggara dan Michelle Ziudit.

Sementara, untuk sekuelnya,&nbsp;London Love Story 2&nbsp;yang masih mengisahkan perjalanan cinta Dave dan Caramel yang berliku tersebut bakal tayang hari ini,&nbsp;11 Juni. Sedangkan untuk seri ketiga,&nbsp;London Love Story 3&nbsp;akan tayang pada 18 Juni mendatang.&nbsp;

Banyak ditunggu penonton, One Fine day adalah film yang berkisah tentang
pertemuan nggak terduga antara Mahesa dan Alana di Barcelona. Semakin hari, hubungan mereka pun semakin dekat. Namun akhirnya hubungan mereka diketahui
oleh kekasih Alana.

Film ini menceritakan kisah
perjalanan cinta Alana untuk menentukan kekasih hatinya. Film ini juga akan tayang
di Netflix pada 11 Juni 2020.

Nah, penggemar Dilan pasti nggak sabar
dengan kelanjutan kisah cinta Dilan dan Milea, dong? Film sekuel yang menceritakan kisah cinta doa tokoh asal Bandung ini juga bakal tayang di Netflix per 13 Juni.

Di Film sebelumnya, Teman Tapi
Menikah, Ditto dan Ayu akhirnya menjalani hubungan percintaan setelah belasan
tahun bersahabat. Pada akhir film, keduanya pun melangsungkan pernikahan.

Film Teman Tapi Menikah 2
melanjutkan kisah pasangan muda Ayu dan Ditto. Ayu tiba-tiba hamil dan kepribadiannya
berubah total. Dari yang awalnya semangat menemani ke manapun menjadi orang
yang mager. Kesabaran mereka berdua diuji
setelah menjalani kehidupan pernikahan.

Dibintangi Adipati Dolken dan
Mawar De Jongh ini bisa kamu nikmati di Netflix pada 28 Juni 2020.

Film bergenre horor pun bakal menemani kamu selama di rumah aja melalui dua seri&nbsp;Jailangkung. Pada seri pertama, Jailangkung 1 menceritakan tentang Bella,
Angel, dan Tasya menuju ke Alamkramat untuk mencari tahu penyebab ayahnya
terbaring koma.

Nah, pada film kedua,&nbsp;Jailangkung 2&nbsp;menceritakan saat
Bella ditemani Rama untuk melawan setan-setan yang pengin mencelakakan keluarganya. Film pertama sudah tayang pada 4 Juni lalu. Sementara,&nbsp;sekuelnya tayang hari ini.

Jadi, film apa yang bakal kamu tonton nih, Millens? (MG31/E03)

Inibaru.id –&nbsp;Pandemi corona mungkin menjadi siksaan terbesar bagi pencinta film Tanah Air. Yap, bioskop tutup, sebagian besar film yang seharusnya tayang tahun ini pun terpaksa ditunda.

Eits, tapi kamu bisa
menggantinya dengan bernostalgia lewat film-film Indonesia yang akan tayang di
Netflix bulan ini. Barangkali salah satu film tersebut belum pernah kamu tonton atau malah pengin nonton ulang, berikut daftar filmnya!

Merasa bosan di rumah aja? Jangan dong!&nbsp;Selama Juni 2020, Netflix akan menayangkan 10 film Indonesia ini!

Juni 2020, Film-Film Indonesia Ini Tayang di Netfilx

Inibaru.id &ndash; Bulan November sudah di depan mata. Bagi sobat Millens yang menantikan film-film lokal, inilah saatnya. Di bulan ini kamu akan dihibur film-film lokal dengan berbagai macam genre; mulai dari horor, drama, hingga religi.
Sederet nama aktor dan aktris bertalenta serta sutradara yang mumpuni ada di balik film-film berikut ini. So, jangan sampai terlewat, ya.
Ratu Ilmu Hitam (7 November 2019) 
<img class="irc_mi" src="https://akcdn.detik.net.id/visual/2019/09/30/3abc6e7e-63d9-47f9-85b2-ac98c59e459f_169.jpeg?w=900&amp;q=90" alt="Hasil gambar untuk ratu ilmu hitam 2019" width="684" height="386" />
<code>Salah satu adegan Ratu Ilmu Hitam. (Cinematerial)</code>
Bergenre horor, film garapan Kimo Stamboel ini dibintangi aktor dan aktris ternama di antaranya Zara JKT48, Ari Irham, Muzakki, serta Miller Khan. Film yang ditulis Joko Anwar ini bercerita tentang tiga pemuda yakni Hanif, Anton, dan Jefri yang datang ke panti asuhan untuk mengunjungi pengurus bernama Bandi. Namun, suasana yang mereka kira akan damai malah berubah jadi teror-teror mengerikan. Setelah ditelisik, rupanya ada seseorang yang menginginkan mereka mati dengan ilmu hitam yang dia miliki.&nbsp;
Hanya Manusia (7 November 2019)
<img class="irc_mi" src="https://i.ytimg.com/vi/HoEwMw2IAYQ/hqdefault.jpg" alt="Hasil gambar untuk film hanya manusia" width="680" height="511" />
<code>Salah satu adegan film Hanya Manusia. (Youtube)</code>
Hanya Manusia merupakan film garapan Tepan Kobain yang menceritakan tokoh Annisa, anggota dari Satuan Reskrim Polres Metro Jakarta Utara yang ditugaskan untuk mengusut kasus penculikan. Ini bukan kasus penculikan biasa, tapi kasus penculikan anak-anak di bawah umur. Masalah semakin rumit ketika adik Annisa ikut jadi korban penculikan. Dia juga harus berkejar-kejaran dengan penculik yang setiap hari melakukan aksi kejinya.
Film yang ditulis Monty Tiwa, Putri Hermansjah, dan Rebecca M Bath ini dibintangi Yama Carlos, Lian Firman, Verdi Solaiman, dan Tegar Satrya.
Ati Raja (7 November 2019)
<img class="irc_mi" src="https://cdn2.tstatic.net/makassar/foto/bank/images/ati-raja2_20170808_212733.jpg" alt="Hasil gambar untuk ati raja film" width="676" height="380" />
<code>Para pemain film Ati Raja. (Tribunnews)</code>
Film ini bercerita tentang Hoo Eng Djie, seorang musisi sekaligus sastrawan Makassar yang memiliki darah Tionghoa. Dia hidup di antara keanekaragaman dan pembauran budaya serta etnis yang ada di Sulawesi Selatan. Kecintaan Hoo terhadap budaya dan kesenian Sulawesi Selatan akhirnya mendorongnya menciptakan lagu-lagu daerah, salah satunya berjudul Ati Raja (Kebesaran Jiwa).
Film biografi yang ditulis dan disutradarai Shaifuddin Bahrum ini diperankan Fajar Baharuddin, Jennifer Tungka, Stephani Andries, Noufah A Patajangi, dan Chesya Tjoputra.
Bike Boyz (14 November 2019)
<img class="irc_mi" src="https://scontent-lax3-1.cdninstagram.com/v/t51.2885-15/e35/69491607_201906707485818_1468522316652829242_n.jpg?_nc_ht=scontent-lax3-1.cdninstagram.com&amp;_nc_cat=106&amp;oh=dedae001868b5ce7deb1e20aabaf565c&amp;oe=5E2B1C13&amp;ig_cache_key=MjEzODQ2MTM5NDIwNjIzODQxOA%3D%3D.2" alt="Gambar terkait" width="685" height="385" />
<code>Poster Bike Boyz. (Instagram/chandparwez)</code>
Ditulis sekaligus disutradarai Aris Nugraha, film ini dibintangi Aline Manza, Gariz Luiz, dan Aep Bancet. Film ini bercerita tentang Agus dan kawan-kawannya yang nggak sengaja masuk dalam kasus yang melibatkan komplotan pencuri dan geng motor karena mencari suami Lilis.
99 Nama Cinta (14 November 2019)
<img class="irc_mi" src="https://cdns.klimg.com/kapanlagi.com/p/film99namacinta4.jpg" alt="Hasil gambar untuk 99 nama cinta" width="683" height="408" />
<code>Salah satu adegan film 99 Nama Cinta. (Kapanlagi)</code>
Mengusung genre casual romance, film garapan Garin Nugroho ini menceritakan tokoh Kiblat (Deva Mahenra), seorang laki-laki yang mampu membuat Talia (Acha Septriasa) bangkit dari keterpurukan. Getar-getar cinta pun hadir di hati Talia. Namun, semua buyar saat Talia mendengar gosip Kiblat hendak dijodohkan dengan Husna (Chiki Fawzi), seorang pengajar cantik yang baru bekerja di pesantren milik keluarga Kiblat.
Rumah Kentang : The Beginning (21 November 2019)
<img src="/nuploads/1/rumah%20kentang.JPG" alt="" width="687" height="386" />
<code>Salah satu adegan dalam film Rumah Kentang: The Beginning. (Instagram/Rumahkentangmovie)</code>
Setelah sebelumnya tayang pada 2012, Rumah Kentang kembali difilmkan untuk menghibur masyarakat Indonesia dengan judul Rumah Kentang: The Beginning. Film bergenre horor garapan Rizan Mantovani ini menceritakan tokoh Adrian (Christian Sugiono) dan Sofie (Luna Maya) yang kerap mendapat teror-teror mengerikan di rumah orangtua Sofie.
Senior (21 November 2019)
<img class="irc_mi" src="https://media.tabloidbintang.com/files/thumb/jerome-rebecca-klopper-ari.gif/745" alt="Gambar terkait" width="688" height="435" />
<code>Dua pemeran utama film Senior. (Tabloidbintang)</code>
Diangkat dari novel dengan judul yang sama, film yang mengusung genre romantis remaja ini menceritakan kisah cinta Nakula, seorang pemuda dengan sikap dingin dan Aluna seorang gadis ceria yang keras kepala. Film garapan Indra Gunawan ini diperankan sederet bintang muda seperti Jerome Kurnia, Rebecca Klopper, Abun Sungkar, Ariel JKT48, Shandy William, Alzio, Aida Nurmala, dan Rizky Guntur.&nbsp;
Trinity Traveler (28 November 2019)
<img class="irc_mi" src="https://awsimages.detik.net.id/visual/2017/03/16/05635c10-78d3-4bf6-9657-226b53d8f3f9_169.jpg?w=650" alt="Hasil gambar untuk film trinity traveler 2019" width="674" height="379" />
<code>Salah satu adegan dalam film Trinity Traveler. (CNN Indonesia)</code>
Film ini bercerita tentang Trinity, seorang mahasiswi S2 dengan hobi traveling yang didesak orangtuanya untuk segera menikah. Pertemuan Trinity dengan Paul membuat dirinya dilema antara melanjutkan hobinya sebagai traveler atau mengejar cintanya.
Sederet nama di antaranya Maudy Ayunda, Hamish Daud, Beby Cabita, dan Rachel Amanda dikabarkan membintangi film garapan Rizal Mantovani ini.
Dari delapan film di atas, film mana yang sudah kamu tunggu-tunggu nih Millens?&nbsp;(IB18/E04)

Selama November nanti, masyarakat Indonesia akan dihibur film-film keren karya anak bangsa dengan berbagai macam genre. Apa saja? Simak yuk!

Delapan Film Indonesia Ini Siap Temani Novembermu

Inibaru.id &ndash; Senin (16/9/2019) kemarin beredar kabar mengenai tiga film yang akan mewakili Indonesia pada ajang Oscars 2020. Ketiga film itu adalah tersebut yakni Ave Maryam, Kucumbu Tubuh Indahku, serta 27 Steps of May. Kabar ini kali pertama disebarkan akun Twitter @BeritaSinema di Twitter.&nbsp; 
Akun tersebut juga mengatakan Komite Oscar 2020 di Indonesia sedang memilih satu film dari ketiga daftar itu untuk menjadi wakil Indonesia di Academy Award atau Oscars.
Komite tersebut terdiri atas Christine Hakim, Firman Bintang, Lola Amaria, Mathias Muchus, Sheila Timothy, Adisurya Abdy, Alim Sudio, Roy Lolang, Fauzan Zidni, Reza Rahadian, Benni Setiawan, serta Thoersi Argeswara.
Saat ditanya tentang cuitan ini, salah seorang anggota Komite Fauzan Zidni ternyata nggak membenarkan hal ini. Dia hanya menyebut komite masih melakukan tugasnya.
&ldquo;Hingga saat ini komite masih bekerja jadi belum ada hasil yang bisa dibagikan. Kalau sudah ada hasil besok pasti akan kami umumkan kok,&rdquo; terang Fauzan.
Sebagai informasi, Indonesia secara rutin mengirim wakil di ajang Academy Awards sejak 1987. Beberapa film berkualitas seperti Nagabonar, Gie, Daun di Atas Bantal, Tjoet Nja&rsquo; Dhien, Ca Bau Kan, Biola Tak Berdawai, Berbagi Suami, Alangkah Lucunya (Negeri Ini), Denias Senandung di Atas Awan, Sang Penari, serta Sang Kiai pernah dikirimkan untuk diseleksi. Semua film itu akan diseleksi pada kategori Best Foreign Language.
Tahun lalu, Marlina: Si Pembunuh Dalam Empat Babak menjadi wakil Indonesia di Oscars. Sayang, film yang dibintangi Marsha Timothy itu belum mampu menembus nominasi final kategori Best Foreign Language.
Kalau menurut Millens, apakah layak tiga film yang disebut itu jadi wakil Indonesia di Oscars? Atau justru Millens punya saran tentang film lain? (IB09/E04)

Film Ave Maryam, Kucumbu Tubuh Indahku, serta 27 Steps of May disebut-sebut sedang diseleksi untuk mewakili Indonesia di ajang Oscars 2020. Komite Oscars 2020 mengonfirmasi hal ini.

Viral Daftar Film yang Akan Wakili Indonesia di Oscars 2020, Begini Faktanya

Inibaru.id &ndash; Siapapun mungkin bakal sepakat, pendidikan seksual bagi remaja penting diberikan. Sayang, sebagian orang masih menganggapnya tabu untuk dibicarakan, misalnya tentang kehamilan di luar pernikahan. Saat kisah itu diangkat ke layar lebar, nggak jarang orang memperdebatkannya. 
Yang terbaru, tentu saja tentang Dua Garis Biru. Kendati banyak pesan moral di dalamnya, film tersebut sempat dipetisi karena mengangkat kisah sejoli berusia 17 tahun yang akhirnya menikah lantaran mengalami kehamilan di luar pernikahan.
Baca Juga: <a href="/hits/fakta-menarik-di-balik-film-klasik-dua-garis-biru" target="_blank">Fakta Menarik di Balik Film Dua Garis Biru</a>
Dua Garis Biru bukanlah film pertama yang menyoal hal tersebut. Sebelumnya, deretan film tentang kehamilan di luar pernikahan di kalangan remaja juga pernah diangkat ke layar lebar Tanah Air.
Belum Cukup Umur (2010) 
Disutradarai Nayato Fio Nuala, film yang diputar di bioskop Indonesia pada 2010 ini menceritakan tentang Aya (Joanna Alexandra) yang hamil setelah berpacaran dengan Ares (Zidni Adam). Dibantu sahabat keduanya, Brenda (Mentari), mereka berusaha menggugurkan kandungan Aya.
Pada akhir cerita, Aya memutuskan untuk nggak menggugurkan kandungan dan berusaha menjalani hidup dan tetap hamil.
MBA (2008) 
Film yang dirilis pada 2008 tersebut juga menceritakan tentang hamil di luar pernikahan. Lantaran terprovokasi teman-temannya, Ole (Nikita Willy), yang menjalin hubungan dengan Rascal (Marcell Darwin), hamil. Mereka mencoba aborsi, tapi gagal.
Kehamilan itu membuat masa depan Ole berantakan. Dia pun menjalani kehamilan hingga membuat keluarganya gempar. 
Satu Jam Saja (2010) 
Menggandeng aktor watak Vino G Bastian yang beradu peran dengan Revalina S Temat dan Andhika Pratama, film garapan Ario Rubbik ini rilis pada pada 7 Oktober 2010. Satu Jam Saja berkisah tentang pengorbanan Andika (Vino) untuk menikahi Gadis (Revalina) yang dihamili Hans (Andhika), sahabatnya.
Kendati nggak menjadikan hamil di luar pernikahan sebagai isu utama, konflik ketiganya menarik untuk disimak, khususnya gimana mereka menyelesaikan permasalahan itu dan cara mereka berdamai satu sama lain setelah sebelumnya sempat berseteru.
Tertarik menontonnya? Menonton film tentang hamil di luar pernikahan nggak lantas bakal bikin kamu kebablasan, kok, Millens! Justru ini bisa jadi pelajaran, ada konsekuensi yang harus kamu tanggung jika kamu kebablasan! Sepakat? (IB24/E03)

Lantaran masih dianggap tabu, pro dan kontra hampir selalu menjadi cerita hangat saat sebuah film tentang kehamilan di luar pernikahan seperti Dua Garis Biru diluncurkan. Sebelumnya, deretan film ini juga sempat menjadi perdebatan. Apa saja?

Sebelum Dua Garis Biru, Film-Film Ini Juga Menyoal 'Hamil di Luar Pernikahan'

Inibaru.id &ndash; Wah nggak terasa sudah memasuki bulan ketujuh nih, Millens. Di bulan ini, kamu akan disuguhkan deretan film karya anak bangsa dari berbagai genre, mulai dari romantis, horor, drama, hingga komedi siap menghibur kamu di bulan ini. Semua film itu tentunya dibalut dengan cerita menarik dan kualitas yang mumpuni.
Dibintangi aktor dan aktris Indonesia dengan akting yang keren menambah nilai plus film-film yang tayang di bulan ini. Berikut daftar film Indonesia yang akan segera tayang di bioskop Juli ini.
Anak Muda Palsu
<img src="/nuploads/46/maxresdefault.jpg" alt="" width="600" height="337" />
<code>Poster film Anak Muda palsu. (Youtube/Finisia Production)</code>
Film bergenre komedi asal Kota Makassar ini akan menyambut awal bulan Juli kamu dengan seru. Film yang disutradari Idha Nur ini dibintangi Tumming, Abu, Reo Ramadhan, Hisyam Hamsir, Mamak Ramlah, Luna Vidya, Inten Navadia. Anak Muda Palsu akan tayang 4 Juli dengan cerita tentang kehidupan empat mahasiswa berbeda jurusan yang harus menyelesaikan kuliah agar bisa wisuda bersama.
Say I Love You
<img src="/nuploads/46/1059073-film-indonesia-juli-2019.jpg" alt="" width="559" height="800" />
<code>Poster film Say I Love You. (IMDb)</code>
Dibintangi Verdi Solaiman, Dinda Hauw, Alvaro Maldini Siregar, Rachel Amanda, Teuku Ryzki, Nadira Octova, Shenina Cinnamon, film Say I Love You tayang di bioskop pada 4 Juli 2019. Film ini bercerita tentang Sayydah, Olfa, Yohana, Ridwan, dan Sheren yang berjuang membangun kembali reputasi sekolah mereka sehingga tidak diremehkan.
Ikut Aku Ke Neraka
<img src="/nuploads/46/1059078-film-indonesia-juli-2019.jpg" alt="" width="500" height="750" />
<code>Poster film Ikut Aku Ke Neraka. (IMDb)</code>
Film horor garapan Azhar Kinoi Lubis ini akan tayang pada 11 Juli dengan bintang Sara Wijayanto, Cut Mini, Rifnu Wikana, Clara Bernadeth, dan Rendy Kjaernett. Oh iya Millens, Ikut Aku Ke Neraka rencananya juga akan ditayangkan di Malaysia pada September mendatang.
Dua Garis Biru
<img src="/nuploads/46/1059074-film-indonesia-juli-2019.jpg" alt="" width="600" height="750" />
<code>Poster film Dua Garis Biru. (IMDb)</code>
Tayang pada 11 Juli, film garapan Gina S Noer berjudul Dua Garis Biru ini menceritakan tentang dua siswa SMA yang diperankan Angga Yunanda dan Zara JKT48 yang sedang dimabuk cinta. Namun, mereka berdua ternyata harus menerima tanggung jawab berat akibat gaya pacaran yang di luar batas.
Baca Juga: <a href="/hits/fakta-menarik-di-balik-film-klasik-dua-garis-biru" target="_blank">Fakta Menarik di Balik Film Dua Garis Biru</a>
Iqro My Universe
<img src="/nuploads/46/1059076-film-indonesia-juli-2019.jpg" alt="" width="559" height="800" />
<code>Poster film Iqro My Universe. (IMDb)</code>
Mengusung genre drama keluarga, film ini bercerita tentang Aqilla (Aisha Nurra Datau) yang bercita-cita menjadi seorang astronot. Karena mimpinya tersebut, dirinya berusaha keras supaya dapat memenangkan lomba membuat vlog tentang tokoh Antariksa dengan hadiah diundang ke Pusat Penelitian Angkasa Luar di Inggris. Film karya Iqbal Alfariji ini dijadwalkan tayang 11 Juli.
Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi
<img src="/nuploads/46/dilarang-menyanyi-di-kamar-mandi-5207.jpg" alt="" width="300" height="430" />
<code>Poster Film Dilarang menyanyi di kamar Mandi. (Jadwalnonton)</code>
Diadaptasi dari cerpen karya Seno Gumira Ajidarma dengan judul yang sama, film ini digarap sutradara John De Rantau. Film ini menceritakan tentang perempuan cantik yang suaranya merdu saat bernyanyi ketika mandi. Dijadwalkan tayang di minggu ketiga bulan Juli tepatnya tanggal 18.
Pintu Merah
<img src="/nuploads/46/1059075-1000xauto-film-indonesia-juli-2019.jpg" alt="" width="600" height="337" />
<code>Pintu Merah. (Instagram/Pintumerahmovie)</code>
Pintu Merah merupakan film horor yang dibintangi Aura Kasih dan Miller Khan yang dijadwalkan tayang pada 18 Juli. Film ini berkisah tentang seorang jurnalis yang sedang menulis mengenai kasus pembunuhan yang terjadi di hutan mimpi. Saat menjalankan tugasnya, dia justru terjebak di dunia mistis.
Kutuk
<img src="/nuploads/46/1059079-1000xauto-film-indonesia-juli-2019.jpg" alt="" width="640" height="800" />
<code>Poster film Kutuk. (IMDb)</code>
Dijadwalkan tayang pada 25 Juli, film ini dibintangi Shandy Aulia, Alice Norin, Stuart Collin, dan lainnya. Di film ini diceritakan, Shandy akan berjuang untuk menghadapi teror menyeramkan di sebuah panti jompo, tempat dia bekerja.
Koboy Kampus
<img src="/nuploads/46/maxresdefault%20%281%29.jpg" alt="" width="600" height="337" />
<code>Trailer film Koboi Kampus. (Youtube/Enam Sembilan Movie)</code>
Film yang berlatar waktu 1995 ini bercerita tentang sekumpulan mahasiswa ITB yang berniat menuntut pemerintahan Soeharto. Koboi Kampus yang disutradarai Pidi Baiq ini akan tayang pada pekan terakhir bulan Juli tepatnya tanggal 25.
So, catat tanggalnya dan jangan sampai kamu melewatkan film yang sudah kamu tunggu. (IB18/E04)

Kabar gembira untuk pecinta film Tanah Air! Sederet film keren karya sineas dalam negeri sudah siap menghiburmu di bioskop, lo. Jangan sampai terlewat, ya!

Jangan Sampai Terlewat, Ini Deretan Film Tanah Air yang Tayang Bulan Juli

Inibaru.id &ndash; Karya sineas-sineas Tanah Air kembali dapat panggung dalam festival film internasional. Kali ini pada gelaran 22nd Shanghai International Film Festival (SIFF), sebanyak enam film Indonesia ditayangkan di beberapa bioskop di Shanghai mulai Sabtu (15/6/2019) hingga Senin (17/6). &nbsp;
Keenam film&nbsp; itu adalah Aruna dan Lidahnya, Generasi Micin, Humba Dreams, Mountain Songs, Kafir, dan 27 Steps of May. Film-film yang terpilih berasal dari beragam genre seperti kuliner Indonesia, generasi milenial, eksotisme Pulau Sumba Timur, horor hingga psikologi.
Film Aruna dan Lidahnya yang paling banyak menarik penonton kota tersibuk ini. Film yang dibintangi Dian Sastrowardoyo dan Nicholas Saputra ini diputar di Palace Cinema L Mall, bioskop kelas atas di Shanghai.
Kebanyakan orang menonton film ini karena penasaran dengan kuliner Indonesia. Yap, film yang diproduksi Palari Films ini memang memperlihatkan beberapa makanan tradisional Indonesia seperti Lorjuk khas Pamekasan (Madura) serta Pengkang khas Singkawang (Kalimanan Barat).
Selain Aruna dan Lidahnya, film Mountain Song juga menjadi sorotan masyarakat Tanah Air di SIFF tahun ini. Sutradara film ini, Yusuf Radjamuda masuk nominasi penulis naskah dan sutradara terbaik kategori Asian New Talent Award pada festival yang berlangsung hingga 24 Juni nanti itu.
Didukung Konsulat Jenderal RI di Shanghai
Pelaksana Fungsi Penerangan Sosial Budaya Konsultat Jenderal RI di Shanghai Wandi Adriano &nbsp;mengatakan kegembiraannya melihat banyaknya film Tanah Air yang turut dalam SIFF 2019.
&ldquo;Kita bisa terus meningkatkan promosi budaya melalui perfilman Indonesia, karya anak bangsa ini,&rdquo; kata Wandi seperti dilansir dari laman Tirto, Selasa (18/6).
Yuk, apresiasi terus perfilman Indonesia, Millens! (MG22/E04)

Sejumlah film Tanah Air lagi-lagi ditayangkan di festival film internasional. Kali ini, sebanyak enam film Indonesia diputar Festival Film Internasional Shanghai.