BerandaCOVID 19
Jumat, 29 Jul 2021 10:39

Prediksi Pakar: Indonesia Bakal Jadi Negara Terakhir yang Mengatasi Pandemi Covid-19

Pandemi Covid-19 di Indonesia masih belum terkendali. (Inibaru.id/Triawanda Tirta Aditya)

Pakar epidemi Dicky Budiman dari Griffith University Australia menyebut kebijakan pemerintah yang setengah-setengah membuat Indonesia diprediksi jadi negara terakhir yang mengatasi pandemi Covid-19. Duh!

Inibaru.id – Bisa dikatakan, penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia masih belum benar-benar baik. Banyak pakar yang bahkan menyebut penanganannya setengah-setengah karena penuh dengan kompromi politik dan ekonomi. Padahal, masalah utamanya adalah di bidang kesehatan. Hasilnya, Indonesia diperkirakan bakal jadi negara terakhir yang mengatasi pandemi.

Salah seorang yang mempertanyakan berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah adalah Dicky Budiman, Epidemilog dari Griffith University Australia. Baginya, kebijakan PPKM hingga berbagai level sampai 2 Agustus 2021 ini masih nggak mementingkan sisi kesehatan.

Di samping itu, selama ini pemerintah juga terkesan hanya mengganti-ganti nama kebijakan sehingga membuat bingung. Sebagai contoh, pada Maret 2020, kebijakannya adalah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), lalu diganti dengan Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sejak Januari 2021. Ada juga kebijakan PPKM Mikro yang intinya diberlakukan hingga tingkat RT/RW. Lalu ada juga PPKM Darurat Jawa-Bali.

Meski terkesan ada pembatasan kebijakan, realitanya di lapangan kebijakan ini nggak benar-benar diterapkan dengan serius. Dari pihak pemerintah sendiri juga ada tindakan yang nggak sesuai dengan pembatasan tersebut. Sebagai contoh, pada Desember 2020 lalu, pakar kesehatan menolak Pilkada Serentak.

Selain itu, Dicky menilai pelaksanaan pengetesan, pelacakan, serta perawatan masih sangat lemah. Nggak percaya? Pelacakan kontak erat orang yang terpapar Covid-19 di Indonesia masih di rasio 1 banding 1, jauh lebih rendah dari standar WHO yang menyaratkan 1 banding 30.

Alhasil, banyak orang yang sebenarnya sudah terpapar atau menjadi orang tanpa gejala (OTG) yang nggak terlacak dan bisa menyebarkan virus ke orang lain.

Kemungkinan masih banyak masyarakat yang terpapar virus namun nggak terlacak. (Inibaru.id/Triawanda Tirta Aditya)

“Di tahun pertama, pemerintah meremehkan pandemi dan keputusan yang diambil tidak berbasis sains. Tahun kedua, mau jalan di dua kaki yaitu kesehatan dan ekonomi tapi tidak seimbang. Kesehatan berada di kaki yang lemah. Testing rendah, tracing sekadarnya, dilakukan pembatasan tapi sangat longgar,” keluh Dicky, Selasa (27/7/2021).

Dicky nggak hanya menyoroti lemahnya pelacakan, dia juga menyoroti tingginya kasus penularan dan kematian akibat Covid-19 di Indonesia. Kalau nggak ada perubahan kebijakan strategis yang sangat luar biasa, dia pun memperkirakan Indonesia bakal jadi negara terakhir yang bisa mengakhiri pandemi.

Dia pun menyarankan pemerintah untuk melacak orang sampai 3 juta orang per hari. Vaksinasi juga harus dipercepat. Selain itu, Dicky menyarankan karantina wilayah alias lockdown, sesuatu yang ditentang banyak pihak sejak awal pandemi di Indonesia.

Kalau menurut pakar kebijakan publik dari Universitas Indonesia (UI) Zuliansyah, masyarakat bahkan sudah sangat jenuh dengan kondisi saat ini. Tingkat kepercayaan kepada pemerintah juga semakin menurun.

Satu hal yang pasti, kebijakan karantina wilayah nggak bakal dilakukan pemerintah. Hal ini diungkap Sekretaris Eksekutif I Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Raden Pardede. Dia menyebut pemerintah nggak punya dana untuk itu.

Kalau menurut kamu, kapan pandemi Covid-19 di Indonesia bakal berakhir, Millens? (Bbc/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: