BerandaCOVID 19
Rabu, 29 Jun 2021 11:47

Arti CT Value pada Pemeriksaan PCR, Sudah Tahu?

CT Value diperoleh dari swab. (Inibaru.id/ Triawanda Tirta Aditya)

Biasanya, selain mencantumkan hasil negatif, positif, atau reaktif, pada PCR juga disertakan CT value. Ada yang di atas 40 dan diizinkan pulang, ada pula yang angkanya di bawah itu masih butuh perawatan intensif. Apa sih CT Value itu?

Inibaru.id – Hingga saat ini, Reverse transcription-Polymerase Chain Reaction atau RT-PCR dianggap sebagai metode pengujian Covid-19 yang paling valid dan akurat. Tes PCR ini menguji sampel lendir yang diambil dari hidung maupun tenggorok pasien di laboratorium. Bukan cuma mencantumkan hasil positif atau negatif, hasil pengujian ini juga akan menunjukkan angka CT atau Cycle Threshold, Millens.

Angka ini mempunyai makna tersendiri atas infeksi virus corona yang menjangkiti seseorang. Ada yang mengatakan jika angka ini bisa menggambarkan keparahan virus dalam diri seseorang. Ada pula yang mengatakan angka ini menunjukkan jumlah virus di dalam tubuh. Tapi benarkah demikian?

Penjelasan Ahli Mengenai CT Value

Ahli patologi klinis dari RSA UNS Surakarta, dr. Tonang Dwi Ardyanto, Ph.D, memberi penjelasan mengenai angka CT atau CT Value ini. Jadi, CT Value merupakan salah satu indikator yang digunakan dokter untuk mengetahui bagaimana kondisi pasien Covid-19.

"CT value menunjukkan estimasi jumlah virus di dalam sampel. Kalau cara ambil sampelnya tepat, berarti juga menggambarkan jumlah virus di tempat dilakukannya swab," kata Tonang.

Tapi, jumlah virus yang terdeteksi itu nggak selalu berbanding lurus dengan derajat kesakitan yang diderita seseorang ya. "Jumlah virus dalam tempat swab tidak selalu sesuai dengan derajat gejala atau penyakit covid-nya. Ada yang CT value rendah, jumlah virus tinggi, tapi gejalanya ringan. Sebaliknya, ada yang CT value relatif tinggi, jumlah virus diduga rendah, tapi gejalanya justru lebih berat," tambah Tonang.

Berapa pun CT value pada tes PCR harus selalu melakukan protokol kesehatan ya. (Inibaru.id/ Triawanda Tirta Aditya)

Tonang juga menjelaskan bahwa nilai CT nggak bisa dijadikan patokan. Karena itu, angka CT yang dicantumkan pada hasil tes PCR nggak bisa dibaca sebagai suatu parameter tunggal untuk mengetahui kondisi keseluruhan pasien. Dia menyebutkan, informasi nilai CT ini hanya akan dipakai oleh dokter yang merawat sebagai informasi tambahan untuk membuat keputusan terkait kondisi pasien dan penanganan seperti apa yang selanjutnya harus diberikan.

Menurut Tonang, semua pihak lebih baik menerapkan prinsip yang paling aman, yakni memberlakukan hasil PCR, nggak peduli berapa pun nilai CT-nya. Hal ini sebagai suatu kondisi di mana virus masih ada, masih bisa menular, dan perlu untuk diwaspadai.

"Itu langkah yang rasional dan waspada. Jangan ambil risiko dan spekulasi tanpa keputusan dari ahlinya," ujar Tonang. Apa pun keputusan pihak rumah sakit terkait pasien merupakan hasil analisis menyeluruh. Jadi bisa saja ada pasien Covid-19 yang sudah diizinkan pulang walau hasil PCR masih positif.

Ada beberapa pertimbangan alasan, misalnya, dengan dipulangkan, ada di rumah, dekat dengan keluarga, justru lebih mendukung proses penyembuhan. Dengan catatan, pasien tersebut tetap harus melakukan isolasi mandiri sepulang dari RS. Jadi, sifat kooperatif dari pasien dan keluarga sangat dibutuhkan.

Membaca CT Value

Semakin tinggi angka CT, maka semakin rendah jumlah RNA (yang akan dikonversi menjadi DNA) virus yang didapat pada swab, sebaliknya, semakin rendah angka CT, maka semakin tinggi jumlah RNA virus yang didapat pada swab. Bila angka CT melebihi angka tertentu (35-40, tergantung alat) maka hasil PCR dianggap negatif.

Angka CT hanya menunjukkan perkiraan jumlah virus penyebab Covid-19 yang didapat dari swab. Pada fase akhir penyakit, PCR masih bisa positif dengan CT value rendah, namun pasien sudah nggak menularkan.

Hm, mulai sekarang berapapun angka CT dari PCR-mu, lebih baik berkonsultasi ke dokter dulu ya. Jangan ambil keputusan sendiri. Ingat, ini bukan cuma menyangkut nyawamu sendiri, Millens, tapi juga keselamatan orang lain. (Kom,Ins@adambrata/IB21/E01)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: