Inibaru.id – Di tengah hiruk-pikuk lalu-lintas jalan alternatif yang menghubungkan Kendal, Semarang, hingga Temanggung, siapa sangka ada surga hijau yang tetap asri dan alami? Namanya Cagar Alam Pagerwunung, sebuah kawasan hutan jati lebat yang terletak di antara Kecamatan Kaliwungu Selatan dan Singorojo, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.
Meski berada tak jauh dari jalan raya, begitu memasuki kawasan ini, suasananya langsung berubah drastis. Sejuk, adem, dan penuh rimbunnya pepohonan, membuat siapa pun yang melintas pasti ingin berhenti sejenak untuk menarik napas panjang dan melepas lelah.
Cagar alam ini berada di bawah pengelolaan KPH Kendal dan telah ditetapkan secara resmi sebagai kawasan konservasi berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 115/Menhut-II/2004. Luasnya sekitar 33,2 hektare dengan ketinggian antara 150 hingga 175 meter di atas permukaan laut. Tanahnya termasuk jenis latosol, cocok untuk pertumbuhan berbagai jenis flora dan fauna.
Salah satu daya tarik utama Pagerwunung adalah pohon jati raksasa yang jadi ikon kawasan ini. Di Desa Darupono, salah satu pohon jati bahkan punya lingkar batang mencapai 845 sentimeter! Kabarnya, butuh delapan orang dewasa bergandengan tangan untuk bisa memeluk pohon ini sepenuhnya.
Selain pohon jati tua yang usianya ratusan tahun, kawasan ini juga masih menjadi rumah bagi berbagai satwa liar. Beberapa pengunjung mengaku masih sering melihat monyet berkeliaran di sekitar pepohonan. Tapi hati-hati ya, karena nyamuk di sini juga terkenal cukup besar dan agresif. Jadi, kalau mampir, jangan lupa bawa lotion anti-nyamuk!
Uniknya lagi, meski di tengah-tengah kawasan hutan lebat, di sepanjang pinggir jalan kawasan Pagerwunung banyak penjual makanan, minuman, hingga buah-buahan musiman. Saat musim durian tiba misalnya, lapak-lapak durian mendadak bermunculan, menawarkan buah segar yang dipetik dari kebun sekitar. Kalau musim rambutan? Sama ramainya!
Tak hanya cocok buat wisata singkat, Pagerwunung juga jadi tempat favorit para pesepeda dan pengendara motor untuk beristirahat sejenak. Rindangnya pepohonan dan suasana tenang membuat tempat ini seperti oase di tengah perjalanan panjang.
Namun, di balik ketenangannya, Pagerwunung juga menyimpan cerita kelam sejarah. Konon, kawasan ini pernah menjadi lokasi eksekusi pada masa G30S/PKI tahun 1965. Banyak korban dimakamkan di tengah hutan ini setelah dipaksa menggali kubur sendiri. Meski kisah itu cukup tragis, Pagerwunung kini lebih dikenal sebagai simbol kelestarian dan kekuatan alam yang bertahan di tengah perubahan zaman.
Kalau kamu sedang melintas di Kabupaten Kendal atau mencari tempat rehat yang nggak biasa, mampir saja ke Cagar Alam Pagerwunung. Sekadar ngopi di bawah pohon rindang sambil menikmati durian lokal, siapa yang bisa menolak, Gez? (Arie Widodo/E07)
