BerandaAdventurial
Minggu, 7 Jan 2023 13:52

Singget, Dusun Tanpa Penghuni yang Ramai Dikunjungi Peziarah

Dusun Singget merupakan dusun yang ada di Pati dan sudah lama ditinggalkan penduduknya. (Hesty Nuraziza)

Di Pati Jawa Tengah, dulu ada sebuah dusun bernama Singget. Kini, dusun itu ditinggalkan oleh penduduknya. Namun, Dusun Singget tetap ramai karena banyak peziarah yang datang ke sana.

Inibaru.id - Di Kabupaten Pati, ada sebuah dusun yang sudah lama ditinggalkan oleh masyarakatnya. Selain nggak ada penduduknya, kamu juga sudah nggak bisa menemukan bangunan-bangunan yang berdiri di sana. Nama dusun tersebut adalah Singget.

Dusun Singget terletak di Kecamatan Jakenan, Pati. Tapi, karena hanya berupa area persawahan dan pepohonan, Dusun Singget telah dihapus dari administrasi Desa Jatisari.

Sesepuh desa setempat Imam Safii menerangkan bahwa dulunya wilayah tersebut sebenarnya dulu juga dihuni. Ada sekitar 10 kepala keluarga yang tinggal. Hanya saja, menurut cerita, semua penduduk itu meninggal dunia dan hanya tersisa dua kepala keluarga.

“Diperkirakan tahun 1900-an, saya tidak begitu ingat karena saya masih kecil,” terangnya, dikutip dari Suara Merdeka, Selasa (3/1/2023).

Dua keluarga yang tersisa akhirnya memilih pindah ke Dusun Karangjati yang berada di sebelah dusun tersebut. Dua kepala keluarga itu diketahui bernama Mbah Maskan dan Mbah Parmin itu saat ini sudah meninggal dunia.

“Kalau penyebab kematian penduduk dusun itu diduga karena pagebluk,” ujarnya

Makam Putri Pangeran Diponegoro

Di Dusun Singget ada deretan makam yang masih terawat dengan baik. (Detik/Dian Utoro Aji)

Meski nggak berpenghuni, Dusun Singget sesekali ramai oleh peziarah yang datang ke sana. Pasalnya, di Dusun Singget, di sela-sela pepohonan yang rimbun ada deretan makam dan sebuah pendopo.

Kondisi makam dan pendopo di sana masih cukup terawat. Bahkan, tiga di antaranya terlihat cukup bagus dan lebih istimewa dibanding nisan-nisan lain.

Berdasarkan nama yang tertulis, makam yang berada di tengah adalah makam Syeikh Syarifuddin, lalu sebelah barat Syeikh Mashirun atau Mbah Sayyidun, dan sebelah timur Nyai Raden Ayu Herjuminten.

Sedangkan di pendopo yang ada di dekat makam, terdapat gambar silsilah mengenai tokoh-tokoh yang dimakamkan di tempat tersebut. Dari gambar tersebut dijelaskan bahwa Nyai Raden Ayu Herjuminten merupakan putri dari Pangeran Diponegoro.

"Yang saya tahu Syekh Mashirun yang merupakan keturunan dari Syekh Jangkung menikah dengan putri Diponegoro, Raden Ayu Herjuminten," kata Syafii dilansir dari Detik, Minggu (1/1/2023).

Menurut Syafii, RA Herjuminten tinggal di dusun tersebut setelah menikah dengan Syekh Mahsirun. Setelah wafat, keduanya dimakamkan di dusun itu.

Makam pasangan tersebut mengapit makam Syekh Sarifuddin atau yang juga dikenal dengan sebutan Syekh Jangkung, seorang ulama terkenal di daerah Pati dan sekitar Gunung Muria.

Banyak Orang Berziarah

Di pendopo yang ada di dekat makam, terdapat gambar silsilah mengenai tokoh-tokoh yang dimakamkan. (Suaramerdeka/Beni Dewa)

Pendopo yang ada di dekat makam tersebut sengaja dibangun untuk tempat istirahat para peziarah. Saat ini, makam dan pendopo itu menjadi satu-satunya bangunan yang ada di Dusun Singget yang sudah hilang itu.

Sebagai tokoh yang dituakan di lingkungan tersebut, Saffii berharap bekas Dusun Singget itu menjadi tempat yang penuh berkah.

"Sekarang mulai dibangun, biar desa sini ada peninggalan orang-orang yang alim, soleh, baik. Mudah-mudahan, arwah orang soleh membuka berkahnya untuk satu Desa Jatisari umumnya semua orang yang mau ziarah ke sini," ungkap dia.

Itulah sepenggal cerita dari dusun nggak berpenghuni yang ada di Pati Jawa Tengah. Kamu bisa datang ke sana untuk berziarah atau belajar sejarah tentang tokoh-tokoh yang dimakamkan di situ. (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024